Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Miskin Maros

Dicueki Pemerintah, Tim Gabungan Maros Bedah Rumah Sannari, Warga Miskin di Bontoa

Rumah reot Sannari akan dibedah oleh pemuda yang menamakan diri Tim Gabungan, setelah setahun menunggu bantuan dari pemerintah, namun tak kunjung ada.

Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Ansar
Lory Hendrajaya
Rumah reot Sannari akan dibedah oleh pemuda yang menamakan diri Tim Gabungan, setelah setahun menunggu bantuan dari pemerintah, namun tak kunjung ada. 

Untuk memisahkan padi dari batangnya, Sunarti memukulnya dengan keras. Setelah terpisah, padi tersebut dijemur untuk dipabrik jadi beras.

Puluhan tahun terakhir, Sannari mengandalkan hasil pungut sisa padi dan balas kasihan dari warga setempat. Jika persediaan beras habis, Sunnari kadang tidak makan.

Sannari tidak memiliki pengasilan tetap. Jika ada orderan mencuci, upahnya hanya kisaran Rp 15 ribu. Upah tersebut digunakan membeli garam. Hampir setiap kali makan, garam tersebut dijadikan lauk.

Meski mengalami hidup yang miris, namun Sannari tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah. Sunarti bertahan hidup dari bantuan keluarga dan tetangga.

Dengan air mata bercucuran, Sannari menyampaikan kisah hidupnya. Selama orangtuanya meninggal, ia terpaksa bertahan hidup sendirian dan serba kekuargan.

Jika hujan deras, rumahnya dimasuki air. Atap dan dinding yang bocor membuat air mudah masuk dan pembasahi rumah panggung tersebut.

Saat hujan, Sannari mencari bagian rumah yang belum basah. Di situlah Sannari tidur meski kedinginan dan gelap. Setiap malam, Sannari hanya menggunakan pelita untuk penerangan.

"Hidup saya memprihatinkan. Orangtua sudah mrninggal. Saya tinggal sendirian di rumah seperti. Saya tetap harus bertahan hidup dan mengharap bantuan," katanya.

Saat hujan deras disertai angin kencang, Sannari bangun dan salat sunnah. Ia berdoa supaya rumahnya tidak hancur diterjang angin kencang. Doanya pun terkabul.

Meksi hujan deras dan angin kencang, rumah tersebut tetap berdiri. Ia khawatir, jika rumahnya rusak atau roboh, maka tidak lagi tempat tinggal.

Sannari berharap supaya pemerintah maupun dermawan dapat memberikan bantuan untuk mengurangi beban hidupnya. (*)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp

Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

 
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved