Warga Miskin Maros
Dicueki Pemerintah, Tim Gabungan Maros Bedah Rumah Sannari, Warga Miskin di Bontoa
Rumah reot Sannari akan dibedah oleh pemuda yang menamakan diri Tim Gabungan, setelah setahun menunggu bantuan dari pemerintah, namun tak kunjung ada.
Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Ansar
Bakti sosial tersebut digelar Sat Sabhara atas instruksi Kapolres Maros, AKBP Musa Tampubolon.
Satu Regu Patroli Sat Sabhara Polres Maros mendatangi rumah Sannari dengan membawa bantuan sembako.
Kegiatan tersebut merupakan wujud kepedulian Polres Maros terhadap sesama apalagi warga yang di anggap kurang mampu.
Kasat Sabhara AKP Mustari mengatakan, kegiatan bakti sosial tersebut merupakan intruksi Kapolres kepada seluruh Personel Polres Maros agar lebih peka dan peduli terhadap sesama.
"Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian Polri terhadap masyarakat. Apalagi yang di anggap kurang mampu,”ujarnya.
Dengan membawa sembako seperti beras,minyak goreng dan mie instan, Personel s bertemu langsung dengan Sannari yang hidup seorang diri.
Selain itu Kasat sabhara Polres Maros mengajak seluruh elemen masyarakat agar lebih peka terhadap sesama utamanya yang berada di sekitar.
"Semoga dengan kegiatan bakti sosial ini,akan banyak warga masyarakat yang juga tergerak untuk lebih meningkatkan kepedulian terhadap sesama," katanya.
Sebelumnya Sannari pernah menerima bantuan serupa dari Bhabinkamtibmas kec Bontoa sekitar tahun 2019.
Kegiatan bakti sosial merupakan bentuk Polisi sebagai penggerak revolusi mental di ruang publik. Dan menjadi polisi yang profesional, modern dan terpercaya.
Sannari, Wanita Bontoa Maros Puluhan Tahun Tinggal Sendiri di Rumah Reot
Sungguh malang nasib Sannari (45). Perempuan yang belum pernah menikah tersebut, sudah puluhan tahun tinggal sendiri di rumah reot tidak layak huni.
Dia terpaksa tinggal di rumah reot peninggalan orangtuanya di Lingkungan Suli-suli , Kelurahan Bontoa, Kecamatan Bontoa, Maros, lantaran tidak ada pilihan lain.
Sannari sebenarnya ingin memperbaiki rumah tersebut. Namun penghasilannya sebagai buruh tani dan tukang cuci, tidak cukup untuk digunakan.
Setiap musim panen, Sannari ke sawah untuk memungut padi yang masih tersisa. Padi tersebut dikumpulnya. Setelah terkumpul, benih dipisah dari batang dengan mengunakan kayu.