3 Kritikan Pedas Ade Armando untuk Anies Baswedan, Sebut Kualitas Hancur Tak Pantas Maju di Pilpres
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan seakan tak henti menerima kritikan. Seperti kritik yang dilontarkan Ade Armando
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan seakan tak henti menerima kritikan.
Kritikan pedas yang dilontarkan masyarakat dari berbagai elemen semakin dilayangkan kepada mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.'
Seperti diketahui di awal tahun 2020 yang lalu sejumlah wilayah di DKI Jakarta dan sekitarnya terendam banjir.
Namun tidak hanya ramai tentang bagaimana penangan banjir, kejadian tersebut juga tidak lepas dari bumbu-bumbu politik yang ada.
Dilansir dari Tribunnews.com, seiring berjalannya waktu, kubu pro dan kontra bermunculan.
Satu sisi ada yang membela kerja keras Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menyelesaikan masalah banjir.
Namun adapula di sisi lainya memberikan berbagai kritikan atas kegagalan Anies.
Seperti kritik yang dilontarkan Aktivis sekaligus Dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando dalam Program AIMAN bertajuk Mendadak Politik di Banjir Ibu Kota yang tayang di channel YouTube KompasTV, Minggu (19/1/2020).
Berikut tiga kritikan dari Ade untuk Anies:
1. Politisasi dan gagal atasi banjir
Menurut Ade banjir di DKI Jakarta adalah bentuk buruknya pemerintahan Anies Baswedan.
Anies dinilai telah gagal menuntaskan permasalahan banjir padahal dirinya dibantu oleh 73 tim percepatan pembangunan.
Tidak berhenti di situ, Ade mengatakan tim ini mendapat kucuran dana miliaran untuk menjalankan tugasnya.
"Seharusnya Anda (Anies, red) bekerja dengan baik karena ini uang rakyat," ujar Ade.
"Dan ini dilakukan dengan tidak baik, memang perlu dikritik," tambahnya.
Selain itu, yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, termasuk mengatasi masalah banjir tidak bisa lepas dari politik.
"Kemudian kalau ditanya apa ini memang ini politis, iya dong, itu nggak usah dibantah," kata Ade.
2. Aksi nyata
Dalam kesempatan tersebut, Ade juga mengkritik kebijakan penutasan masalah banjir antara langkah normalisasi dan naturalisasi.
Diketahui sebelumnya Anies pernah silang pendapat dengan Kementerian PUPR, Basuki Hadimuljono soal kedua konsep menyelesaian banjir ini.
Ade perpandangan titik permasalahannya bukan mana yang lebih baik antara normalisai atau naturalisasi.
Tapi yang terpenting adalah langkah nyata yang diambil oleh Anies.
"Kalau Anies percaya jawabannya naturalisasi, mestinya ada bukti-bukti yang ditunjukkan proses naturalisasi dilakukan dengan baik," beber Ade.
"Buktinya adalah normalisasi sudah berhenti, naturalisasi tidak dilakukan," lanjutnya.
Ade menjelaskan tim yang dibentuk Anies untuk mengatasi masalah di Jakarta termasuk banjir menjadi berantakan.
"Timnya Anies tidak bisa menjelaskan kepada publik, apa yang mereka lakukan untuk mencegah banjir terjadi," tegas Ade.
3. Tidak memiliki kesempatan di tahun 2024
Ade melanjutkan sekarang ini masyarakat kehilangan kepercayaan kepada Anies.
Ini dikarenakan mantan Mendikbud ini tidak melakukan pekerjaanya dengan baik.
Bahkan menurutnya Anies juga menyalahkan masalah banjir ke wilayah lain dan pemerintahan sebelumnya.
Terakhir, Ade menambahkan Anies sebut tidak memiliki kesempatan untuk maju di Pilpres tahun 2024.
"Kalau kualitasnya seperti Anies, hancur. Jakarta saja sudah hancur apalagi Indonesia, harus diingatkan kepada publik," tutup Ade.(*)
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)