Bank Mandiri Fokus Tambah Agen
Tekan Biaya Pembentukan Kantor Cabang, Bank Mandiri Fokus Tambah Agen
Agen Mandiri adalah layanan banchless banking, atau saluran distribusi bank tanpa kantor cabang, yang dapat dikelola dan dijalankan oleh masyarakat um
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PT Bank Mandiri (persero) Regional X Sulawesi Maluku tahun ini akan fokus mengembangkan layanan Agen Mandiri.
Agen Mandiri adalah layanan banchless banking, atau saluran distribusi bank tanpa kantor cabang, yang dapat dikelola dan dijalankan oleh masyarakat umum, individu maupun badan usaha.
CEO Bank Mandiri Regional X, Angga Erlangga Hanafie mengatakan, saat ini mereka memiliki sekitar 2800 agen di seluruh Regional X, sementara khusus Sulselbar sekitar 1200-an.
"Hingga tahun lalu kita ada sekitar 2800 Agen Mandiri, tahun ini kita akan fokus untuk menambah jumlah agen," kata Angga, Minggu (19/1/2020).
Menurut Anggga, sistem agen ini cukup efektif mengembangkan jaringan bank, karena dapat menjangkau seluruh masyarakat dari berbagai kalangan khususnya yang belum berbank (unbanked).
"Selain itu sistem ini juga akan menjadi sangat efisien karena dapat menekan biaya pembentukan dan operasional kantor cabang," kata dia.
Dari segi transaksi, menurut Angga transaksi unbanked sangat menjanjikan, dimana para agent dan turunannya berpotensi mendapatkan hingga Rp250 juta.
"Jadi kita tak boleh memandang sebelah mata pedagang kelontong yang juga agen, transaksi mereka besar. Itu karena mereka benar-benar bisa jadi Bank Mandiri. Bisa transfer, tunai, bill payment, beli pulsa, token, dan RTGS ke bank lain," bebernya.
Angga juga mengklaim, pendapatan agen bisa tumbuh 2-3 kali pendapatan.
"Ini fleksibitas luar biasa, dann menurut saya Bank Mandiri ikut tumbuh bersama masyarakat Indonesia. Pendapatan agen bisa tumbuh 2-3 kali lipat," ucapnya.
"Misalnya kami punya agen di daerah pelelangan Barombong, dulu sebulan pendapatan Rp 1-2 juta. Sekarang dari agen saja bisa dapat Rp 3 juta sebulan, jadi total bisa sampai Rp 5 juta," tambahnya.

Dijelaskan, agen mendapatkan 80 persen dari fee transaksi yang Ia lakukan.
"Misalnya ada orang yang bayar air atau listrik melalui agen, feenya Rp 6500, ke user atau agen 80 persen, ke bank 20 persen, jadi cukup besar," pungkasnya. (tibun-timur.com)
Laporan Wartawan tribun-timur.com @Fahrizal_syam
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow Instagram Tribun Timur
Subscribe akun Youtube Tribun Timur
(*)