Helmy Yahya
Helmy Yahya Melawan, Nilai Pemecatannya sebagai Dirut TVRI Gegara Hak Siar Liga Inggris Cacat Hukum
Tak terima dengan pemecatan dirinya, Helmy Yahya menilai keputusan Dewan Pengawas TVRI cacat hukum.
Bahkan menurutnya Dewas hadir saat launching perdana siaran Liga Inggris.
"Penayangan Liga Inggris ini akan menjadi challenge bagi pengembangan usaha Dewan Pengawas meminta memaksimalkan peluang untuk meningkatkan penerimaan negara bukan pajak TVRI. Ketua Dewas hadir pada saat launching Liga Inggris," katanya.
Untuk diketahui TVRI mendapatkan hak siar penayangan Liga Inggris musim 2019-2020 dari Mola TV secara Free to Air.
Dari kerjasama tersebut TVRI berhak menyiarkan dua pertandingan dalam sepekan secara langsung.
Beri jawaban 27 halaman dan 1.200 lampiran

Helmy Yahya melakukan perlawanan atas pemecatan dirinya sebagai Direktur Utama TVRI oleh Dewan Pengawas TVRI.
Ia memaparkan kronologis pemecatan dirinya yang dinilai janggal dan tidak sah.
Menurut Helmy Yahya pemecatan dirinya tersebut berawal pada 4 Desember 2019.
Ia diberhentikan sementara sebagai Direktur Utama TVRI oleh Dewan Pengawas karena dinilai mengubah pola dan anggaran siaran.
Surat keputusan pemberhentian tersebut kemudian ia jawab.
Menurut Helmy Yahya, ia sangat serius menjawab pemecatan tersebut karena tidak sah.
Tidak tanggung-tanggung ia membuat jawaban setebal 27 halaman dengan 1.200 lampiran.
"Pembelaan saya nggak main-main loh, surat penonaktifan saya dua halaman. Saya menjawab 27 halaman. Semua catatan yang kata mereka itu itulah catatan saya, saya jawab. Lampiran nggak main-main nih 1.200 halaman," kata Helmy Yahya di Kawasan Senayan, Jakarta, Jumat, (17/1/2020).
Surat tersebut ia serahkan pada 18 Desember 2019.
Selain menyampaikan jawaban, Helmy Yahya juga berkonsultasi dengan sejumlah lembaga, mulai dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hingga Kementerian Komunikasi dan Informatika.