Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

AMA Makassar

Tak Sekadar Berbicana, Krisnamurti Praktekkan Ini Kepada Peserta Workshop

Salah satunya saat membahas tentang bahayanya sebuah doktrin yang turun temurun terjadi.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ansar
desi triana/tribun-timur.com
Suasana seminar dan workshop yang digelar Asosiasi Manajemen Indonesia (AMA) Chapter Makassar di Ruangan Allumbra lt 1, Whiz Prime Hotel, Jl Sudirman, Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ada yang menarik saat pembicara motivator ternama Krishnamurti memberikan materi tentang Good to Great kepada peserta seminar dan workshop.

Untuk diketahui, acara tersebut merupakan kegiatan perdana Asosiasi Manajemen Indonesia (AMA) Chapter Makassar yang digelar di Ruangan Allumbra lt 1, Whiz Prime Hotel, Jl Sudirman, Makassar, Sabtu (11/1/2020).

Tak seperti pembicara pada umumnya, Krishnamurti 'Mindset Motivator' juga memberikan contor atau mempraktekan secara langsung makna kalimat yang disampaikannya.

Salah satunya saat membahas tentang bahayanya sebuah doktrin yang turun temurun terjadi.

Doktrin yang dimaksud bukan hanya tentang pencucian otak dan sebagainya, namun juga terkadang tanpa disadari dilakukan oleh orang-orang terdekat.

"Salah satu contoh, ketika seseorang mengatakan jangan menikah dengan suku A dan harus menikah sama suku B. Tanpa alasan yang dijelaskan karena hal tersebut sudah terjadi secara turun temurun," jelasnya.

Alhasil, dari masa kemasa hal tersebut tertanamkan tanpa disadari menjadi doktrin yang memberi sekat kebencian kepada orang lain.

Menurutnya, untuk menjadi seseorang yang memiliki nilai Good to Great, harus bisa menghadang segala doktrin yang ada.

Ia pun mencontohkan bahaya sebuah doktrin kepada salah satu peserta seminar.

"Lihat kursi ini dengan membuka mata," katanya kepada orang tersebut.

Kemudian, Krishnamurti memberikan aba-aba untuk melihat kursi dengan menutup mata atau membayangkannya.

Wanita berambut panjang yang merupakan peserta tersebut pun mengikuti perintah Krishnamurti dan dibayangkannya kursi tersebut sama seperti saat melihat dengan membuka mata.

Hingga akhirnya kursi tersebut dihilangkan.

Mata yang masih terpejam tersebut diarahkan pada posisi kursi yang telah menghilang.

Namun, peserta itu masih menutup mata dan membayangkan kursi yang sama.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved