Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prabowo Subianto

Respon Tak Biasa Menhan Prabowo Saat PA 212 Minta Jokowi Copot Dirinya Soal China di Natuna

Respon Tak Biasa Menhan Prabowo Saat PA 212 Minta Jokowi Copot Dirinya Soal China di Natuna

KOMPAS TV
Menteri Pertahanan RI atau Menhan, Prabowo Subianto 

Respon Tak Biasa Menhan Prabowo Saat PA 212 Minta Jokowi Copot Dirinya Soal China di Natuna

TRIBUN-TIMUR.COM,- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menanggapi santai terkait adanya desakan agar dirinya dicopot dari Kabinet Indonesia Maju.

Desakan tersebut muncul dari Ketua Divisi Hukum PA 212 Damai Hari Lubis.

Dia menilai Prabowo terlalu lembek dalam menyikapi masuknya kapal-kapal China ke zona ekonomi eksklusif Indonesia di Laut Natuna Utara.

"Oh begitu, silakan saja bicara. Kita kan negara demokrasi, orang boleh bicara apa aja," ujar Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1/2020).

Prabowo Subianto menilai, tidak masalah dianggap lembek dalam menyikapi persoalan di perairan Natura.

Nemun, dirinya menegaskan akan tetap menjaga kedaulatan NKRI.

Ia menjelaskan, teritorial kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah 12 mil dari garis pantai dan lebih dari itu merupakan zona ekonomi khusus.

"Kapal manapun boleh masuk-keluar, tapi kalau eksploitasi ikan atau mineral, itu harus kerjasama, harus izin kita," kata Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menyebut, masuknya kapal China ke ZEE Indonesia bisa diselesaikan secara baik.

"Ya kita cool saja, selalu saya katakan," ucap Prabowo.

Jangan dipanas-panasin

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut persoalan masuknya kapal-kapal China di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) laut Natuna Utara, tidak perlu dipanas-panasin untuk berperang.

"Kedaulatan harga mati, tapi kita jangan panas-panasin ya," ujar Prabowo di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1/2020).

Menurut Prabowo, teritorial kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah 12 mil dari garis pantai dan lebih dari itu merupakan zona ekonomi khusus.

"Kapal manapun boleh masuk-keluar, tapi kalau eksploitasi ikan atau mineral, itu harus kerjasama, harus izin kita," papar Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra itu menyebut, masuknya kapal China ke ZEE Indonesia bisa diselesaikan secara baik.

"Ya kita cool saja, selalu saya katakan," ucap Prabowo.

Menyusul adanya peristiwa tersebut, Prabowo menyebut wilayah-wilayah strategis di Indonesia akan dibuat pangkalan penjagaan laut dari beberapa unsur.

"Tidak hanya di Natuna kita mau bikin pangkalan, di Indonesia Timur, di beberapa tempat strategis seluruh Indonesia," kata Prabowo.

Kata Fadli Zon

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menolak anggapan yang menyebutkan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto tidak tegas atau lembek menyikapi klaim China atas wilayah Natuna.

Menurut Fadli, Prabowo berusaha realistis dengan keadaan.

"Saya kira sebenarnya bukan lembek, tapi Pak Prabowo itu berusaha realistis," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/1/2020).

Anggota Komisi I DPR ini menilai Prabowo menyadari Indonesia saat ini memang tidak memiliki kekuatan militer yang mumpuni jika berhadapan langsung dengan China.
Karena itu, Prabowo memberikan pernyataan realistis soal bagaimana mempertahankan wilayah tanpa melakukan perang terbuka.

"Situasi yang ada ini memang kita tidak mempunyai kekuatan-kekuatan secara de facto untuk melindungi wilayah kita, wilayah ekonomi kita yang ada di wilayah Natuna itu," ucapnya.

Lebih lanjut, Fadli menilai Prabowo terus berupaya meningkatkan kekuatan pertahanan Indonesia, terutama dalam merespons konflik Natuna.

"Jadi Pak Prabowo berusaha untuk bagaimana kita berangkat dari realitas dan terus memperkuat kekuatan kita di sana," kata Fadli.

Ternyata Ini Alasannya Kata Fadli Zon Kenapa Menhan Prabowo Tak Galak ke China Soal Natuna

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto soal konflik antara Indonesia dan China di perairan Natuna.

Pernyataan Prabowo dinilai tidak berapi-api seperti saat dulu dirinya masih berkampanye sebagai Calon Presiden dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Dikutip TribunWow.com ,dari video unggahan akun Facebook, TRANS7, Rabu (8/1/2020), mulanya presenter acara 'Mata Najwa', Najwa Shihab menanyakan Fadli Zon soal kesiapan Prabowo soal ketegangan di Natuna.

 Najwa kemudian mengulas beberapa pernyataan Prabowo sebelum menjadi Menhan.

Pada kumpulan pernyataan tersebut, nampak Prabowo begitu berapi-api membicarakan pertahanan dan kekuatan Indonesia.

Berikut adalah beberapa pernyataan Prabowo sebagaimana dikutip dari acara 'Mata Najwa' yang bertajuk Ada China di Natuna, Rabu (8/1/2020).

"Pak! Diplomasi kalau hanya senyum-senyum menjadi nice guy ya begitu-gitu saja Pak," kata Prabowo saat Debat Capres 2019, Jakarta 30 Maret 2019.

"Kalau ada armada asing masuk ke laut kita, apa yang bisa kita buat?" ujar Prabowo.

Kemudian Najwa membandingkannya dengan pernyataan Prabowo setelah menjadi Menhan.

"Ya saya kira bisa diselesaikan dengan baik, bagaimanapun China negara sahabat," kata Prabowo menanggapi masuknya kapal nelayan dan penjaga pantai milik China ke perairan Natuna.

"Kita cool saja, kita santai," ujar Prabowo.

Menanggapi hal tersebut, Fadli Zon mengatakan apa yang dilakukan oleh Prabowo merupakan hal yang wajar.

Menurutnya Prabowo berpikir secara logis dalam menghadpai konflik di Natuna.

"Pak Prabowo itu being realistic (realis)," kata Fadli Zon.

Fadli Zon lanjut membahas masalah militer yang baru ditemukan oleh Prabowo.

"Jawaban saya gampang sekali, jadi selama ini ke mana saja," ujarnya.

"Setelah Pak Prabowo lihat kenyataannya memang kekuatan kita sangat lemah sekali di sana," lanjut Fadli Zon.

Ia mengatakan justru pada saat Prabowo menjadi Menhan, Indonesia baru serius memerhatikan kekuatan pertahanannya.

"Jadi kita wasting (membuang) berapa tahun untuk memperkuat armada kita di perbatasan, dan baru sekarang kita serius di bawah kepemimpinan Pak Prabowo sebagai Menteri Pertahanan," tegas Fadli Zon.

Sudah Pasti Kita Kalah

Fadli Zon mengatakan apa yang dilakukan oleh Prabowo berdasarkan asumsi perbandingan kekuatan militer Indonesia dan China.

Ia menjelaskan apabila menghadapi China secara frontal, Indonesia dapat dipastikan kalah.

"Sekarang pertanyaannya, kalau kita konfrontasi dengan China secara fisik, sudah pasti kita kalah," terang Fadli Zon.

"Kita harus realistis," katanya.

Fadli Zon membenarkan apa yang dilakukan oleh Prabowo.

Menurutnya Prabowo telah membongkar kelemahan pertahanan di Indonesia.

Kemudian baru di era ini, pertahanan Indonesia dibenahi secara serius oleh Prabowo.

"Selama ini menurut saya mungkin kita belum (mengerahkan armada dan memperkuat persenjataan)," jelas Fadli Zon.

"Baru ketika ada masalah, kekuatan kita terlihat, bahwa kita tidak mempunyai kekuatan yang memadai, dan ini yang harus sekarang diperkuat," tandasnya.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:

Prabowo Yakin Masalah di Natuna Bisa Selesai Baik-baik

Masuknya kapal nelayan asal China secara ilegal ke perairan Natuna berkibat tegangnya hubungan negeri tirai bambu tersebut dengan Indonesia.

Tak berhenti di situ, belum lama terjadi kapal penjaga pantai atau coast guard milik China juga masuk ke wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) China.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube tvOneNews, Sabtu (4/1/2020), insiden tersebut menuai banyak kontroversi dan reaksi dari berbagai pihak, salah satunya berasal dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meyakini permasalahan kapal asal China yang masuk ke perairan Natuna secara ilegal dapat diselesaikan dengan damai (YouTube tvOneNews)

Prabowo meyakini melalui negosiasi dan perundingan dengan China, mereka dapat menemukan suatu solusi yang baik.

"Kita tentunya, kita masing-masing punya sikap, kita harus mencari suatu solusi yang baik di ujungnya saya kira kita bisa dapat solusi yang baik," ujarnya.

Tidak nampak keinginan dari Prabowo untuk menyelesaikan masalah perairan Natuna dengan cara kekerasan.

Prabowo berdalih posisi China yang saat ini merupakan negara sahabat Indonesia adalah alasan dirinya yakin permasalahan masuknya kapal nelayan dan penjaga pantai ke perairan Natuna dapat diselesaikan secara baik-baik.

"Saya kira kita harus selesaikan dengan baik, bagaimanapun China adalah negara sahabat," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan pernyataan dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi soal pelanggaran yang telah dilakukan oleh China.

Retno mengatakan bahwa masuknya kapal nelayan dan penjaga pantai secara ilegal ke wilayah ZEE perairan Natuna merupakan sebuah bentuk pelanggaran dari hukum Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut atau biasa dikenal dengan nama UNCLOS 1982.

Ia menuntut China untuk mematuhi UNCLOS 1982, karena China adalah negara yang turut menyetujui berlakunya UNCLOS 1982.(TribunWow.com/Anung Malik)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Reaksi Prabowo, Diminta PA 212 Dicopot dari Kabinet Karena Dianggap Lembek soal Natuna, https://www.tribunnews.com/nasional/2020/01/10/reaksi-prabowo-diminta-pa-212-dicopot-dari-kabinet-karena-dianggap-lembek-soal-natuna

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved