Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Alasan Pelatih Fakhri Husaini Tolak Jadi Pembantu Shin Tae-Yong'Jangan Ajari Saya Soal Nasionalisme'

Penyebab Pelatih Fakhri Husaini Tolak Jadi Pembantu Shin Tae Yong Jangan Ajari Saya Soal Nasionalisme

Editor: Waode Nurmin
SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM/TRIBUNJAKARTA.COM/WAHYU SEPTIANA
Alasan Pelatih Fakhri Husaini Tolak Jadi Pembantu Shin Tae-Yong Jangan Ajari Saya Soal Nasionalisme 

Alasan Pelatih Fakhri Husaini Tolak Jadi Pembantu Shin Tae-Yong Jangan Ajari Saya Soal Nasionalisme

TRIBUN-TIMUR.COM -  Dua pelatih kenamaan Indonesia Indra Sjafri dengan Fakhri Husaini berbeda sikap terkait susunan kepelatihan Timnas Indonesia.

Fakhri Husaini secara terang-terangan menolak menjadi pembantu Shin Tae-yong, pelatih asal Korea Selatan yang didatangkan PSSI.

Sementara Indra Sjafri bersedia bergabung. Fakhri menganggap PSSI tidak bersikap fair, sementara Indra berpendapat bisa mendapat ilmu dari Shin Tae-yong.

Berikut ringkasan TribunJakarta:

1. Fakhri Husaini emoh jadi pembantu Shin Tae-yong

Pelatih kepala Timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini saat ditemui di Stadion Pakansari, Bogor, Jumat (1/11/2019).
Pelatih kepala Timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini saat ditemui di Stadion Pakansari, Bogor, Jumat (1/11/2019). (TribunJakarta.com/Wahyu Septiana)

Fakhri Husaini adalah pelatih Top Indonesia. Ia berhasil membawa Timnas U-16 dan Tim U-19 di level internasional.

Fakhri menegaskan, dirinya sangat keberatan jika hanya diberikan kepercayaan menjadi pendamping Shin Tae-yong.

Menurut Fakhri, ada pekerjaan lebih penting yang harus dilaksanakannnya dibanding hanya mengemban jabatan menjadi asisten pelatih.

“Bang Danur sampaikan saya masih jadi bagian dari Timnas U-19, tapi saya tanya sebagai apa? Kalau asisten pelatih dasarnya apa? Kalau cuma jadi asisten ngapain saya ke sana meninggalkan pekerjaan, meninggalkan keluarga," jelasnya.

Fakhri mengaku geram kepada PSSI yang hanya memberikan jabatan sebagai asisten pelatih.

Torehan prestasi yang sudah dihasilkan bersama Timnas Indonesia dianggap tidak menjamin posisinya.

Hal tersebut menjadi salah satu alasan Fakhri Husaini geram dengan pengurus PSSI.

“Oh iya, karena pertimbangan itu mereka anggap saya tidak layak. Bang Danur tidak bisa jawab saat ditanya kenapa saya jadi asisten pelatih," tegas Fakhri.

Lebih lanjut, Fakhri mengaku bisa saja menerima tawaran menjadi asisten pelatih. Namun, hal tersebut dianggap tidak menantang dan hanya mencari aman saja.

Fakhri mengaku sudah sering menerima tantangan dan hadangan berat terhadap pekerjaan yang diembannya.

Posisi asisten pelatih dinilai kurang menantang dan hanya berlindung dibalik pelatih kepala.

"Tapi kalau saya mau cari aman. Enak itu jadi asisten pelatih, Bebannya tidak ada. Tapi, masa saya terbiasa dengan beban yang berat itu,” jelas Fakhri.

Di sisi lain, Fakhri mengaku kecewa kepada PSSI yang hanya mengirimkan sosok Danurwindo yang menemuinya.

Sebab, dirinya tidak pernah mendapatkan undangan langsung bertemu dengan para petinggi PSSI.

“Kalau masalah kecewa, saya sih biasa aja. Yang saya kecewa itu caranya menyampaikan ini. Karena di sepak bola biasa terjadi, (Carlo) Ancelotti saja habis menang bersama Napoli langsung dipecat,” imbuh Fakhri Husaini.

2. Jangan tanya soal nasionalisme

Menurut Fakhri, penolakan menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia semata-mata bukan karena tidak menghargai panggilan negara.

Ini dilakukan untuk memebrikan pelajaran bagi PSSI agar bisa lebih menghargai jerih payah pelatih lokal.

"Mereka ini jangan sekali-kali anggap remeh pelatih lokal. Saya kalau bicara nasionalisme tak usah ajari saya," kata Fakhri saat dikonfirmasi awak media.

Para pelatih lokal yang diberikan kepercayaan melatih Timnas Indonesia akan mengerjakan dengan sepenuh hati.

"Karena kalau bicara nasionalisme jangan ke pelatih lokal yang menangani Timnas, karena dia betul-betul punya rasa nasionalisme di atas segala-galanya itu," tegasnya.

Pelatih berusia 54 tahun itu mencontohkan, para pelatih lokal yang dikontrak PSSI tidak pernah memikirkan masalah kontrak dan juga bayaran.

Selain itu, pelatih lokal yang ditunjuk melatih Timnas Indonesia tidak pernah meminta fasilitas yang menyulitkan PSSI.

"Kami tidak pernah bicara soal kontrak, tidak pernah ribut soal kontrak, tidak pernah bicara soal fasilitas seperti apartemen, rumah, dan mobil. Jadi, tidak usah mengajari saya soal nasionalisme," paparnya.

Lebih lanjut, Fakhri mengharapkan kepada PSSI agar bisa lebih menghargai kualitas yang dimiliki pelatih lokal.

"Ini saya mewakili pelatih lokal. Jangan sekali-sekali meremehkan pelatih lokal, karena pelatih lokal belajar seperti saya. Yang membedakan warna kulit saja. Masa harus jadi bule dulu," imbuh Fakhri Husaini.

3. Indra Sjafri ingin ambil ilmu

Pelatih kepala Timnas Indonesia, Indra Sjafri saat menghadiri sesi jumpa pers sebelum pertandingan pertama menghadapi Timnas Thailand U-23
Pelatih kepala Timnas Indonesia, Indra Sjafri saat menghadiri sesi jumpa pers sebelum pertandingan pertama menghadapi Timnas Thailand U-23 ((PSSI))

Di posisi timnas senior akan ditempati oleh manajer pelatih Shin Tae Yong, dibantu Indra Sjafri dan Kim Hae Woon (pelatih kiper).

Sementara di Timnas U-23 akan dipimpin Indra Sjafri bersama Kim Woo Jae. Untuk Timnas U-19, PSSI mempercayakan kepada Gong Oh Kyun dan Nova Arianto. Sedangkan Timnas U-16 masih tetap dipimpin Bima Sakti.

Nantinya, Shin Tae-yong akan mempunyai peran besar menjadi supervisi seluruh jenjang tim nasional.

Pelatih berusia 50 tahun itu akan berkolaborasi dengan seluruh jajaran pelatih Timnas Indonesia yang sudah ditunjuk oleh PSSI.
PSSI memberikan kepercayaan besar kepada salah seorang pelatih lokal yakni Indra Sjafri mendampingi Shin Tae-yong dalam jajaran kepelatihannya.

Pelatih asal Sumatera Barat itu mengaku senang dapat dipercaya PSSI menjadi bagian dari struktur kepengurusan pelatih baru Timnas Indonesia.

Terlebih, Indra Sjafri akan berkolaborasi dengan pelatih yang sudah punya nama besar di sepak bola internasional.

“Dia pelatih yang punya pengalaman di Piala dunia. Banyak hal yang bisa kita pelajari darinya," kata Indra Sjafri dalam rilisnya.

Kepercayaan yang diberikan PSSI tidak akan disia-siakan begitu saja oleh pelatih yang sukses memberikan gelar juara Piala AFF U-19 tersebut.

"Sebaliknya, saya pun akan mengerahkan semua kemampuan saya untuk membangun timnas,” tutur mantan pelatih Bali United tersebut.

Tugas perdana Shin Tae-yong sebagai pelatih akan dilaksanakan pada Senin (13/1/2020) dengan memantau proses seleksi Timnas Indonesia U-19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Jawa Barat. (TribunJakarta/Bolasport)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Subscribe akun Youtube Tribun Timur

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Perbedaan Kontras Fakhri Husaini Menolak dan Indra Sjafri Menerima Jadi Asisten Shin Tae-yong, https://jakarta.tribunnews.com/2020/01/10/perbedaan-kontras-fakhri-husaini-menolak-dan-indra-sjafri-menerima-jadi-asisten-shin-tae-yong?page=all.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved