Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Teror Ular Kobra

Stres Gagal CPNS, Saepuddin Kini Tambah Menderita Usai Dipatuk Ular Kobra hingga Kakinya Membusuk

Stres Gagal CPNS, Saepuddin Kini Tambah Menderita Usai Dipatuk Ular Kobra hingga Kakinya Membusuk

Editor: Ilham Arsyam
tribunnews
Stres Gagal CPNS, Saepuddin Kini Tambah Menderita Usai Dipatuk Ular Kobra hingga Kakinya Membusuk 

Rumah beralaskan keramik putih itu hanya berisi rak hitam yang sudah kusam dan rusak, satu set kursi usang, dan satu buah televisi.

Yanti mengatakan, dulu Saepudin yang lulusan PGA (setingkat SMA) sempat bekerja. Dia menjadi guru honorer kemudian pindah bekerja di sebuah pabrik di Cimindi, Cimahi.

Namun ia menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Sejak saat itu ia tidak bekerja karena sakit.

“Kakak saya ODGJ (orang dengan gangguan jiwa) karena nggak bisa jadi PNS. Sejak sakit dia nggak bekerja. Paling dia mancing, nyari ikan untuk teman makan,” tuturnya.

Setya Novanto Ngaku Sakit Jantung dan Cedera Punggung, Dipergoki Komisioner Ombudsman Perawatan Gini

Sepeninggal sang ayah yang menjadi pensiunan guru, kehidupan Saepudin bertumpu pada ibunya yang juga tidak memiliki penghasilan.

Keduanya mengandalkan uang pensiun Rp 1,2 juta per bulan. Namun karena memiliki utang bekas sang ayah saat meninggal, uang pensiun tersebut dipotong hingga tersisa Rp 600.000 per bulan.

Uang tersebut, sambung Yanti, tak cukup. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ibunya menjual sawah warisan yang tidak banyak.

“Dijual sedikit demi sedikit untuk makan. Ayeunamah serangna tos seep (sekarang sawahnya sudah habis). Kadang saya yang membantu makanan ibu dan kakak saya,” ungkap lulusan SMP ini.

Kondisi itu pula yang membuat keluarganya tak membawa Saepudin ke rumah sakit. Keluarga menunggu BPJS PBI, baru ke rumah sakit.

“Waktu itu pernah bertanya kenapa nggak dapat BPJS, mereka bilang masa keluarga PNS dapat BPJS. Padahal kan yang ditanggung Askes hanya ibu,” tuturnya.

Ketua RW 03 Kampung Sukatengah, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, , Jalaludin mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak puskesmas. Pihaknya akan segera membawa Sepudin ke pelayanan kesehatan.

Salah penanganan

Peneliti dari Pusat Studi Komunikasi Lingkungan (Pusdikomling) Universitas Padjadjaran (Unpad), Herlina Agustin mengatakan sudah melihat luka bekas gigitan ular di kaki Saepudin.

Luka tersebut harus segera ditangani untuk menghindari pembusukan. Seperti kasus serupa di KBB tahun 2018.

Saat itu, anak kelas 4 SD digigit ular. Karena tidak mendapatkan perawatan yang baik, luka anak tersebut busuk hingga tinggal tengkorak dan diamputasi.

“Masih banyak orang yang belum paham bagaimana cara menangani luka gigitan ular,” tutur Herlina.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved