Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Munafri Arifuddin

Trend Elektabilitas Munafri Arifuddin Naik di Pilwali Makassar

Meski demikian, tren elektabilitas mantan Wali Kota Makassar itu terus mengalami penurunan. Elektabilitas Danny anjlok dari 56,84 persen pada Agustus

Penulis: Hasan Basri | Editor: Syamsul Bahri
Wahyu/tribun-timur.com
CEO PT PSM, Munafri Arifuddin saat ditemui usai Rapat Sosialisasi Pembangunan Stadion Mattoanging di Gedung Bappeda Pemprov Sulsel, Jumat (27/12/2019). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Hasil riset PT. Pedoman Suara Indonesia (PSI) menunjukkan tren elektabilitas Danny Pomanto masih lebih ungul dibandingkan kandidat lainnya di Pemilihan Wali Kota Makassar 2020 mendatang.

Meski demikian, tren elektabilitas mantan Wali Kota Makassar itu terus mengalami penurunan. Elektabilitas Danny anjlok dari 56,84 persen pada Agustus 2019 menjadi tersisa 37,22 persen pada Desember 2019.

"Elektabilitas Danny Pomanto turun sebesar minus 19,62 persen," kata Direktur Eksekutif PT. PSI, Dr Arief Wicaksono dalam diskusi ngobrol politik bertema “Bedah Arah Dukungan Gubernur di Pilwalkot Makassar 2020.

Diskusi digelar di Warkop 212 Toddopuli, Kecamatan Panakukkang, Makassar, Minggu (29/12/2019).

Berbeda dengan kandidat lain, seperti Munafri Arifuddin malah terus mengalami kenaikan. Survei tingkat elektabilitas Bos PSM itu naik sebesar plus 12,09 persen.

Lalu, Syamsu Rizal MI plus 6,88 persen, Irman Yasin Limpo plus 1,32 persen, Andi Rahmatika Dewi atau Cicu plus 0,59 persen dan nama-nama lainnya lainnya naik di bawah plus 0,5 persen.

Sedangkan swingvoter juga turun dari 12,38 persen pada Agustus 2019 menjadi tersisa 11,01 persen pada Desember 2019.

Menurut Dekan Fisipol Universitas Bosowa (Unibos) ini turunnya tingkat elektabilitas DP berdasarkan hasil kajiannya, salah satunya disebabkan birokrasi sudah tidak lagi dipegang oleh Danny Pomanto.

CEO PT PSM Makassar, Munafri Arifuddin
CEO PT PSM Makassar, Munafri Arifuddin (TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD FADLY ALI)

Lalu, kebijakan mutasi semena-mena dan menyalahi aturan yang dilakukan Danny jelang akhir masa jabatannya sebagai walikota.

Sementara Pakar sosiologi politik dari Universitas Hasanuddin, Dr Sawedi Muhammad birokrasi pemerintahan Kota Makassar hari ini adalah orang-orang kecewa yang pernah dipecat Danny.

"Dukungan birokrasi sudah tidak di Pak Danny. Dukungan gubenur apa lagi. Sehingga dari segala macam tinjauan, bisa disimpulkan bahwa Pak Danny ini sebetulnya sudah gameover," ujar Sawedi. (*)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved