JPN Makassar Gelar Dialog Akhir Tahun Merefleksi Merdeka Belajar
Pendidikan karakter yang dikembangkan JPN lanjutnya adalah berbasis spiritual.
Jendela Pendidikan Nusantara (JPN) Makassar menggelar dialog akhir tahun dalam rangka merefleksi kebijakan pendidikan "Merdeka Belajar" yang digagas Mendikbud RI Nadiem Makarim dengan tema “Pendidikan Karakter Berbasis Spiritual Menuju 0.5.
Hadir narasumber pendiri dan Ketua Umum JPN Pusat Julianti Noor, Dr. Syarifuddin, M.Pd. (dari Diknas Makassar), Ketua Relawan Pendidikan Sulawesi Muskarnaim Yunus, S.Pd.,M.Pd., di Aula SMKN 4 Makassar, Minggu (15/12/2019).
Menurut Julianti Noor, kebijakan pemerintah dalam hal ini Mendikbud yang menginginkan kurikulum pendidikan yang diterapkan di sekolah yang begitu rumit selama ini dan tidak mampu membuat siswa lebih kreatif dan inovatif, memang sudah merupakan kebutuhan dan tuntutan zaman yang ditandai dengan kepesatan teknologi digital yang begitu cepat mengakses semua kebutuhan manusia tanpa dibatasi waktu dan ruang.

“Sebagai penggiat pendidikan yang selama ini melakukan kegiatan edukasi dan pendampingan menilai apa yang dilakukan oleh Mendikbud saat ini sangat tepat, dimana penyelenggaraan pendidikan akan dilakukan sesederhana mungkin dengan menitik beratkan pada pendidikan karakter,” kata Julianti yang berkiprah secara nasional di Jakarta sejak awal tahun 2000-an.
Julianti juga mengakui lembaga sosial yang didirikan tersebut sangat sejalan dengan kebijakan Mendikbud, dimana selama ini JPN memfokuskan kegiatannya pada pendidikan karakter.
Pendidikan karakter yang dikembangkan JPN lanjutnya adalah berbasis spiritual.
Pertimbangannya didasari bahwa arus informasi yang dibawa oleh teknologi yang begitu canggih dan cepat berkembang sangatlah terbuka dan kontennya menyajikan berbagai budaya, tradisi, gaya hidup, cara pandang dan berpikir yang datang dari berbagai bangsa di belahan dunia tanpa sekat sedikit pun, sehingga diperlukan sikap dan kesiapan di dalam menyeleksi informasi yang kita terima.
“Di sinilah peran pendidikan sangat mempengaruhi masyarakat, terutama generasi muda sebagai pemimpin masa depan,” katanya.
“Satu-satunya pendidikan yang sangat besar pengaruhnya adalah pendidikan karakter, pendidikan moral, dan pembentukan jatidiri yang sumbernya adalah agama,” tambanya.
Porsinya bisa saja sampai 70 persen dibanding pengetahuan lainnya.
Karena karakter seseoranglah yang mengantarnya berpikir posistif dan dari pikiran positif itu lahir karya-karya kreatif dan inovatif yang sudah pasti bermanfaat bagi dirinya, orang banyak, bangsa dan negara.
Dr. Syarifuddin,M.Pd. pengamat pendidikan Diknas Makassar mengatakan, pendidikan karakter itu harus terintegrasi pada empat pilar yang merupakan potensi yang ada dalam diri setiap manusia.
Keempat pilar itu adalah olah hati, olah pikir, olah rasa, dan olah raga.
“Keempat pilar ini harus terintegrasi dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, tapi tidak lagi seperti pada kurikulum 2013 atau kurikulum sebelumnya yang jangankan siswanya yang bingung membacanya tapi guru pun bingung memahami kalimat-kalimat yang tertulis di buku pelajaran yang diajarkan,” tandasnya.
Ketua Relawan Pendidikan Sulawesi Muskarnaim Yunus, S.Pd.,M.Pd. mengakui kegiatan JPN yang selama ini konsentrasi pada pendidikan karakter di dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa sangatlah besar manfaatnya dalam mengedukasi siswa maupun guru-guru di berbagai daerah di Indonesia.
Dialog akhir tahun yang sebelumnya diawali dengan pelantikan pengurus JPN Kota Makassar di Hotel Horison diikuti sekitar 100 peserta dari kalangan guru negeri dan honorer. (*)
Citizen Reporter: H. Jurlan Em Saho'as (Pengurus Jendela Pendidikan Nusantara Makassar) melaporkan dari Makassar