14 Hal Mengerikan yang Mengancam Keselamatan Mental Idola Kpop
Padahal dalam tampilan setiap perfom ataupun saat syuting drama, KPOP dikemas lebih menarik, penuh warna, ceria, hingga terlihat glamour dan cantik.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNTIMURWIKI.COM- Berbicara tentang idola KPop, memang tak ada habisnya.
Banyak yang tak mengetahui betapa beratnya perjuangan menjadi idola.
Menghadapi fans yang begitu fanatik hingga tekanan manajemen yang super ketat.
Padahal dalam tampilan setiap perfom ataupun saat syuting drama, KPOP dikemas lebih menarik, penuh warna, ceria, hingga terlihat glamour dan cantik.
Dilansir dari Tribunnews, bukan hanya grup perempuan, grup laki-laki asal Korea Selatan juga memiliki visual yang menarik hingga memiliki banyak penggemar di seluruh dunia.
Namun dibalik 'keindahan' tersebut, dunia KPOP menyimpan berbagai sisi gelap.
Dikutip dari Tribunnewswiki dan ranker.com, berikut sisi gelap industri KPOP yang mungkin belum semuanya kalian ketahui :
1. Kehidupan pribadi para idol yang dikontrol penuh
Para eksekutif industri hiburan Hollywood pada 1940-an dikenal memiliki kuasa penuh dalam mengontrol aktor dan aktris mereka.
Para aktor dan aktris terikat dengan kontrak yang berlapis, mengalami kekerasan, pelecehan, diatur dengan ketat, semuanya dikontrol penuh oleh purusahaan.
Hal tersebut juga terjadi di industri KPOP.
Para member grup idola Korea Selatan juga tidak memiliki kebebasan.
Para member tersebut diperlakukan seperti 'produk' perusahaan yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga nama baik perusahaan.
Termasuk beberapa peraturan seperti dilarang berkencan hingga dilarang mengungkap pandangan politik.
Bahkan satu dari member grup TWICE yang bernama Tzuyu harus meminta maaf kepada publik karena pernah mengibarkan bendera Taiwan yang merupakan negara asalnya.
2. Masa trainee yang lama
Trainee adalah sebutan bagi orang yang menginginkan debut sebagai idola dan harus menjalani pelatihan rutin dan intensif di perusahaan tempat kalian bergabung.
Meskipun tidak sedikit idola yang berhasil debut kurang dari dua atau tida tahun masa trainee, namun masih banyak orang lain yang belum debut meskipun menjadi trainee hampir atau lebih dari 10 tahun lamanya.
Meskipun benar, para trainee akan diberikan pelajaran tentang menjadi idola seperti menyanyi, menari hingga akting dan modeling.
Namun rupanya proses pelatihan tersebut tidak semudah yang dibayangkan.
Cerita beredar dari para mantan trainee yang mengatakan bahwa mereka harus melakukan evaluasi bertingkat (harian, mingguan, dan bulanan).
Evaluasi tersebut dilakukan agar perusahaan dapat memonitor hasil latihan.
Jika trainee tidak mengalami perkembangan, perusahaan bisa saja mengualifikasi mereka.
Oleh karena itu para trainee bekerja keras agar tidak 'dikeluarkan' hingga memiliki jam tidur 3 jam atau tidak sama sekali.
Jika para trainee menyerah di tengah jalan, perusahaan akan meminta kompensasi karena masa pelatihan juga dilakukan melalui proses kontrak.
3. Operasi plastik dan diet ekstrim
Bukan menjadi rahasia lagi jika para idol KPOP harus melakukan prosedur bedah plastik untuk memenuhi standar penampilan menjadi idola.
Meskipun benar prosedur operasi plastik akan membuat mereka terlihat lebih cantik dan menawan namun bukan berarti semua calon idol menyetujuinya.
Selain itu, operasi plastik di Korea Selatan tumbuh lebih masif.
Bahkanterdapat 1 dari 5 warga Korea Selatan telah melakukan operasi plastik.
Selain menimbulkan adanya rasa tidak percaya diri, seseorang yang dianggap 'tidak memenuhi standar estetika' Korea Selatan juga sering mengalami bullying.
Selain operasi plastik, para idola juga dituntut memiliki tubuh proporsional bahkan perusahaan menentukan berapa kilogram berat yang harus diturunkan atau dicapai.
Banyak cerita beredar untuk memperoleh tubuh yang 'proporsional' para idola hanya minum air tanpa makanan sedikitpun selama berminggu-minggu.
4. Manajer memeras idol untuk mencegah mereka membatalkan kontrak
Keluar dari perusahaan bukan menjadi perkara mudah bagi para idola Korea Selatan, bahkan beberapa kasus bisa dibilang mustahil karena terdapat kompensasi dan pinalti.
Terlebih jika perusahaan belum ingin memutuskan kontrak karena sang idol masih menghasilkan uang untuk mereka.
Bahkan satu dari penyanyi senior, Bek Ji Young mengungkap dirinya pernah diperas oleh sang manajer agar 'menurut'.
Beruntungnya pada 2017 terdapat gerakan sosial 'kontrak perbudakan' sehingga hal tersebut kini jarang ditemukan kembali.
5. Sasaeng
Sasaeng adalah fans fanatik para idola yang melakukan apapun untuk menjadi lebih dekat dengan sang idol.
Misalnya membuntuti kegiatan sang idola bukan hanya ketika melakukan aktifitas sebagai pekerja seni namun juga ketika di rumah.
Para sasaeng ini juga tak segan memasang kamera kecil untuk 'mengintip' kehidupan pribadi sang idola di rumah.
Bahkan ada juga sasaeng yang berusaha membobol akun sosial media, password keamanan rumah, hingga bersedia membayar mahal agar mendapatkan tiket satu pesawat.
Hal tersebut tentu saja akan menggangu kenyamanan dan keamanan sang idol.
Selain sasaeng, idol juga terancam dengan keberadan anti-fans.
Bahkan terdapat suatu kejadian anti-fans memiliki keberanian untuk membunuh si idol.
Seperti yang terjadi pada Yunho TVXQ dimana ia diberi jus jeruk oleh salah seorang anti-fans yang mengaku sebagai fans.
Ternyata jus jeruk tersebut telah dimasukkan lem kuat.
Karena kejadian tersebut Yunho dilarikan ke rumah sakit dan hingga kini menjadi trauma dan phobia dengan jus jeruk.
6. Para idol mendapatkan gaji setelah beberapa tahun berkarier
Banyak yang mengira menjadi idol adalah cara tercepat mendapatkan uang dari popularitas, album, dan menjual berbagai merchandise yang ludes dipasaran.
Mantan idol KPOP, Prince Mak mengungkapkan jika hal tersebut tidak benar.
Banyak perusahaan yang menerapkan sistem utang kepada para trainee.
Jika trainee sukses melakukan debut, uang yang mereka hasilkan akan digunakan untuk mengganti biaya selama menjadi trainee.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk melunasi utang tersebut.
Bahkan jika utang telah terbayarkan, idol hanya mendapatkan 10 persen dari total seluruh penghasilan si idol.
Termasuk jika sang idol memiliki bisnis pribadi hingga akun YouTube sebagai 'produk', maka nama besar si idol juga menjadi bagian dari 'hak cipta' perusahaan.
7. Berjuang dengan kondisi kesehatan mental di tengah stigma buruk masyarakat Korea Selatan
Karena terus mendapatkan tekanan secara fisik maupun mental, tak jarang membuat para idol harus dihadapi dengan penyakit mental.
Apalagi banyak idola menghabiskan masa kecilnya menjadi trainee dan tidak tumbuh menjadi 'manusia seutuhnya' melainkan menjadi robot para agensi hiburan.
Beberapa idol mengaku jika dirinya menjadi takut disorot publik, takut menjadi gendut, hingga beberapa kasus yang kemudian berkembang menjadi gangguan panik dan depresi.
Setelah peristiwa bunuh diri yang dilakukan Jonghyun, member dari grup Shinee yang dinaungi SM Entertainment, pembicaraan mengenai gangguan mental para idol mulai tersebar luas.
Bahkan kasus terbaru yang muncul adalah meninggalnya Choi Jinri atau Sulli, anggota grup F(x) yang diduga melakukan bunuh diri karena cyber bullying.
Dari kejadian tersebut dapat diketahui bahwa hidup menjadi seorang idola tidak mudah dan harus menghadapi berbagai tekanan.
Baik tekanan dari pekerjaan, perusahaan atau agensi, hingga 'menuruti kemauan' para fans.
8. Trainee wanita di bawah umur dipaksa melayani investor
Idol K-pop yang tak diungkap identitasnya ini mengungkap kisah tragis yang ia alami sebelum debut.
Ia menuliskan kisah ini agar ada orang yang mendengar dan mengerti soal sisi kelam dunia hiburan Korea Selatan.
Saat itu ia masih di bawah umur dan diminta oleh agensinya untuk pergi ke klub malam menemui beberapa investor.
Di klub tersebut, ia dan trainee lainnya dipaksa menuang minuman untuk para investor yang semuanya berusia di atas 40 tahun.
Tak hanya ia sendiri, temannya yang juga seorang trainee digoda oleh investor, bahkan ditawari uang.
Karena terus menolak, investor tersebut marah dan mengancam tidak akan mendebutkannya sebagai idol K-Pop.
9. Penghasilan yang tak sesuai
Prince Mak adalah idol K-Pop berdarah Australia-China.
Ia pernah mengungkapkan rumor tentang sisi kelam industri K-Pop dalam sebuah episode 'The Prince Mak Hour'.
Mak menyebutkan kebanyakan agensi memiliki persyaratan kontrak selama 7 hingga 15 tahun.
Namun, kontrak tersebut terhitung saat idol debut, bukan sejak menjadi trainee.
Padahal hampir semua idol K-Pop menjalani masa trainee selama bertahun-tahun.
Tak hanya soal kontrak, Mak juga blak-blakan mengungkap pembagian laba yang tak adil.
Pihak agensi akan mendapatkan 80%-90% laba, sementara sisanya dibagi untuk para artis.
Akan berbeda lagi jika idol tersebut berasal dari luar negeri, ia akan mendapat penghasilan lebih sedikit daripada idol asli Korea Selatan.
Mak juga mengatakan, para idol K-Pop terlalu banyak bekerja dan hanya tidur selama 3-4 jam sehari.
Sisa waktu lainnya? Para idol akan selalu fokus berlatih atau bekerja sesuai jadwal.
10. Trainee pria mengungkapkan pengalamannya dengan pihak sponsor
Seorang trainee pria anonim menceritakan pengalamannya dalam sebuah episode 'PD Notebook'.
Ia menjelaskan seseorang dari agensinya mengenalkan ia pada seorang wanita yang merupakan pihak sponsor.
Dalam dunia K-Pop, pihak sponsor memberikan iming-iming uang atau hadiah agar idol mematuhi permintaan mereka.
Awalnya, trainee ini menolak penawaran dari pihak sponsor.
Namun, ia menerima uang sejumlah 930 dolar Amerika (Rp 13,6 juta) yang disebut pihak sponsor sebagai hadiah.
Setelah beberapa saat, si wanita pihak sponsor meminta trainee tersebut datang ke rumahnya.
Karena si trainee menolak permintaan tersebut, pihak sponsor marah.
Merasa tak nyaman dengan situasi seperti itu, si trainee mengatakan ia akan mengembalikan uang hadiah.
Ternyata, biaya yang harus ia keluarkan untuk mengembalikan uang hadiah tersebut mencapai 18 ribu dolar Amerika (Rp 265 juta).
Alih-alih sukses menjadi idol K-Pop, ia sekarang sibuk bekerja keras untuk melunasi hutangnya tersebut.
11. Peraturan ketat dari agensi soal makanan
Seorang mantan trainee yang kini berusia 31 tahun mengungkapkan penyesalannya karena menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengejar mimpi menjadi idol K-Pop.
Selama trainee, ia dituntut untuk mendapatkan berat badan ideal sesuai standar siap debut.
Karena ia memiliki tinggi badan dibawah 163 cm, ia harus memiliki berat badan 38 kg.
Setiap hari Jumat, semua trainee akan ditimbang untuk memastikan sudah mencapai standar berat badan.
Untuk mewujudkan standar tersebut, pihak agensi akan rutin memeriksa lemari es para trainee.
Tak hanya itu, bahkan beberapa agensi akan memasang kamera CCTV untuk memantau aktivitas makan mereka.
Bagi para trainee yang ingin debut cepat, ia membagikan tips rahasianya.
Sebagian trainee yang bisa debut cepat meski masa pelatihan belum mencukupi, itu berarti mereka telah menerima sponsor.
Sementara trainee lainnya yang menolak, akan dibiarkan menunggu debut lebih lama.
12. CEO agensi 'menjual' trainee perempuannya
CEO dari sebuah agensi ditangkap pada Mei 2017 silam karena telah 'menjual' trainee perempuan.
Atas kasus tersebut, ia didakwa 20 bulan penjara dan denda sebanyak $17.800 (Rp 262 juta).
Sebelumnya, ia diketahui telah 'menjual' empat trainee perempuannya kepada pengusaha Korea kaya yang ada di Los Angeles, Amerika Serikat.
13. Pelecehan seksual oleh CEO agensi
Pada Juli 2017 lalu, seorang CEO dituduh melanggar undang-udang tentang Perlindungan Anak dan Remaja dari Pelecehan Seksual, Perzinahan, Perselisihan, dan Penyerangan.
CEO tersebut melecehkan trainee berusia 17 dan 19 tahun secara seksual di asrama agensi.
Untuk membuat para trainee menuruti permintaannya, ia mengancam orang tua mereka harus membayar denda ribuan dolar jika mereka meninggalkan agensi tersebut.
14. Diet ketat
Hal ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan publik dan idol K-Pop.
Tak hanya agensi, publik Korea Selatan juga menerapkan standar kecantikan yang tinggi untuk para idol.
Chaeyeon DIA mengungkapkan ia setiap hari mengukur bagian tubuhnya untuk menjaga berat badan tetap stabil.
Ia akan mengukur lingkar paha menggunakan pita pengukur.
Jika idol tidak bisa memenuhi standar berat badan yang ditetapkan, ia akan mendapatkan hukuman.
Momo TWICE juga pernah mengungkapkan kisahnya menurunkan berat badan sebanyak 7 kg hanya dalam waktu satu minggu.
Pihak agensinya mengatakan ia harus menurunkan berat badannya sebanyak 7 kg sebelum tampil di panggung.
Selama seminggu, Momo hanya makan sepotong es dan menghabiskan sebagian besar waktunya ke gimnasium.
Xiumin EXO rupanya juga mengalami hal sama seperti Chaeyeon dan Momo.
Selama promosi 'Growl', ia hanya diperbolehkan makan sekali setiap dua hari.
Sumber berita: https://www.tribunnewswiki.com/2019/10/16/7-sisi-gelap-industri-kpop-yang-mengancam-sang-idol-bergaji-kecil-utang-hingga-gangguan-mental?page=all
https://www.tribunnews.com/section/2019/03/13/sisi-kelam-k-pop-yang-jadi-rahasia-umum-pelecehan-seksual-kerap-dialami-trainee?page=all