Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rizieq Shihab

Sebut Reuni 212 untuk Lawan Pemerintah Jokowi Demi Rizieq Shihab, Siapa Guntur Romli?

Guntur Romli menekankan bahwa pertemuan Mahfud MD dengan Duta Besar Arab Saudi sama sekali tidak membahas soal Rizieq Shihab

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Istimewa
Sebut Reuni 212 untuk Lawan Pemerintah Jokowi Demi Rizieq Shihab, Siapa Guntur Romli? 

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Guntur Romli menilai Reuni Akbar 212 bertujuan untuk menentang Pemerintahan Jokowi.

"Tujuan tetap menentang pemerintah Pak Jokowi, menurut saya, kan tetap ada di luar sana yang tidak setuju yang tidak dibawa pak Prabowo dalam sistem mungkin," kata Guntur Romli dikutip dari aacara Apa Kabar Indonesia Pagi TvOne.

Selain itu Guntur Romli juga berpendapat bahwa acara Reuni Akbar 212 menggunakan informasi sesat untuk menarik massa.

Informasi yang dimaksud Guntur Romli adalah batalnya Rizieq Shihab pulang ke Indonesia.

"Kemudian acara ini juga ketika diadakan menggunakan informasi yang menyesatkan, kontroversi untuk menarik perhatian, misalnya soal kepulangan Habib Rizieq yang gak jadi dengan tuduhan bahwa itu dicekal oleh pemrintah kita, ini kan bikin ribut, semua orang bertanya-tanya, bagus juga Ustaz Maarif menggunakan informasi itu sehingga semua orang tertarik untuk membahas,"kata Guntur Romlil.

Meski begitu menurut Guntur Romli faktanya bahwa Rizieq Shihab sama sekali tidak dicekal oleh Pemerintah Indonesia.

"Tapi ternyatakan faktanya Habib Rizieq tidak dicekal pemerintah RI tapi pemerintah Arab Saudi," kata Guntur Romli.

Selain itu Guntur Romli mengatakan Reuni Akbar 212 di Monas juga memiliki tujuan politik.

"Tetap ada tujuan politik, partai-partai yang di luar sistem itu masih kita lihat tokohnya akan diundang 212," kata Guntur Romli.

Malah Guntur Romli berpendapat bahwa Anies Baswedan juga memanfaatkan Reuni Akbar 212 untuk maju dalam Pilpres 2024.

"Saya melihat juga kalau di Pilkada DKI ada gubernur sekarang Anies Baswedan saya lihat itu juga menggunakan ada indikasi menggunakan 212 sebagai jalan politik dia untuk 2024,

kalau kita mengamati dari rekam jejak bahwa gerakan 212 itu tidak lepas dari gerakan politik yang menggunakan isu agama," kata Guntur Romli.

Memang Guntur Romli mengakui bahwa gerakan 212 tak masalah bila bergerak dalam bidang politik.

Namun menurut Guntur Romli mestinya gerakan 212 tidak menggunakan informasi palsu untuk menyerang pemerintah.

"Kalaupun 212 sebagai gerakan politik gak masalah, tapi ada beberapa hal yang harus dilihat menyerang pemerintah dengan informasi yang palsu itu kan tidak dibenarkan,

lalu menggunakan framing isu yang penistaan agama misalnya, pak Ahok udah masuk, udah selesai, kalau cuma terlapor Habib Rizieq dilaporkan, Amien Rais dilaporkan, malah dari kelompok mereka yang dilaporkan penistaan agama tuh gak pernah digarap,"kata Guntur Romli.

Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif membantah bila isu kepulangan Rizieq Shihab disebut tidak benar.
Slamet Maaruf berkukuh bahwa Rizieq Shihab tak bisa pulang ke Indonesia karena dicekal Pemerintah Indonesia.

"dibilang hoaks tentang pencekalan itu bagi kami fakta dan bukti cekalnya sudah viral dimana-mana, " kata Slamet Maarif.

Slamet Maarif kemudian membahas soal beda nasib antara Ahok dengan Rizieq Shihab.

"Sampai saat ini jangan kemudian dianggap selesai, pak Ahok selesai jadi Komisaris Utama enak, satu sisi imam kami masih dalam pengasingan politik, imam kami hak asasinya dicabut sampai saat ini, selesaikan juga dong kalau mau ini selesai," kata Slamet Maarif.

Slamet Maarif berujar Pemerintah Indonesia memang tidak mencekal Rizieq Shihab.

Namun Slamet Maarif bersikukuh bahwa pencekalan Rizieq Shihab di Arab Saudi atas rekomendasi Pemerintah Indonesia.

"Betul kalau memang pemerintah gak mencekal betul, tapi pencekalan beliau di Arab atas permintaan skenario rezim pengusasa saat ini," kata Slamet Maarif.

"Belum selesai selesai, ya Ahok selesai jadi Komisaris Utama, imam kami belum selesai sampai sekarang," tambah Slamet Maarif.

Guntur Romli kembali meyakini bahwa Reuni Akbar 212 bernuansa politis.

"Khususnya yang kedua, faktanya gak ada, bukti pencekalan dari pemerintahan kita kan tidak ada," kata Guntur Romli.

"Kan sudah diviralkan mas Guntur, bukti cekalnya jelas, alasannya apa," timpal Slamet Maarif.

Guntur Romli tetap meyakini bahwa pencekalan Rizieq Shihab tidak ada kaitan sama sekali dengan Pemerintah Indonesia.

"Betul yang mencekal kerajaan Arab Saudi dan tidak ada keterangan itu atas permintaan pemerintah kita, tidak mungkin ustaz, saya tidak masuk akal, kerajaan Arab Saudi yang besar dan disitu tempatnya Mekkah dan Madinah itu bisa diintervensi pemerintah kita," kata Guntur Romli.

"Sekarang kepentingan Arab Saudi apa terhadap HRS kalau bukan intervensi dari rezim saat ini ?" kata Slamet Maarif.

"Itu harus ditanyakan ke Pemerintah Saudi, apakah kasus hukumnya belum selesai, atau over staynya," jawab Guntur Romli.

Slamet Maarif kemudian menyinggung soal pertemuan Duta Besar Arab Saudi dengan Mahfud MD beberapa waktu lalu.

"ada bukti pertemuan antara duta besar Arab Saudi dengan pemerintah, itu membuktikan bahwa ada konspirasi," kata Slamet Maarif.

"itu semua dugaan, "kata Guntur Romli.

"segitiga itu ada kok,"timpal Slamet Maarif.

Guntur Romli menekankan bahwa pertemuan Mahfud MD dengan Duta Besar Arab Saudi sama sekali tidak membahas soal Rizieq Shihab

"Kedubes Saudi ketemu Mahfud MD tidak bahas Habib Rizieq sudah disampaikan juga, ini kan cuma framing aja, ketika ada ini ada kaitannya dengan ini, " kata Guntur Romli.

Siapa Guntur Romli?

Dilansir dari wikipedia, ohamad Guntur Romli lahir di Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, 17 Maret 1978.

Ia adalah pemikir liberal, feminis, dan aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Nahdlatul Ulama (NU), serta politisi muda Indonesia dari Partai Solidaritas Indonesia.

Kehidupan Pribadi: Keluarga Santri

Ayahnya KH Achmad Zaini Romli adalah Pengasuh Pondok Pesantren Darul Aitam Arromli, Jangkar, Situbondo dan ibunya, Hj Sri Sungkawa Ningsih, seorang guru.

Menikah dengan Nong Darol Mahmada, seorang aktivis Perempuan, dan memiliki dua orang putri.

Pendidikan: Dari Pesantren ke Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir

Guntur Romli menyelesaikan pendidikan tingkat dasar dan menengah umum serta pendidikan keislaman di pesantren ayahnya dari tahun sejak usia dini hingga tahun 1992.

Selanjutnya dari tahun 1992 sampai 1997 melanjutkan pendidikan di Tarbiyatul Muallimin al-Islamiyah Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Sumenep [[Madura].

Dari tahun 1997 hingga 1998 menjadi guru bantu (ustadz) di almamaternya sekaligus kuliah di Pesantren Tinggi Al-Amien (PTA) dan Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STIDA) Al-Amien Fakultas Tarbiyah.

Dia juga menjadi Penanggung Jawab untuk Majalah Bahasa Arab "Al-Wafa". Pada tahun 1998 memperoleh beasiswa dari Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir untuk melajutkan studi-studi keislaman, dan ia masuk Fakultas Ushuluddin, Jurusan Aqidah Falsafah Universitas Al-Azhar, Cairo Mesir.

Aktivitas: Kader dan Pengurus NU Mesir

Untuk kegiatan ekstrakulikuler kemahasiswaan, dia aktif di Nahdlatul Ulama (NU) Mesir, dari sebelumnya bernama Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Mesir hingga menjadi Pengurus Cabang Istimewa NU Mesir, dari tahun 1999 sampai 2004.

Tahun 2002-2004 ia menjabat sebagai Wakil Ketua Tanfidziyah PCI NU Mesir.

Pada Juli 2003 bersama PCI NU Mesir menggelar Silaturahmi Kader NU Luar Negeri yang dihadiri Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, KH Said Aqil Siroj (Syuriah PBNU), KH Ahmad Masduqi Mahfudz (Syuriah PWNU Jawa Timur), KH Fawaid As'ad Syamsul Arifin (Situbondo), KH Miftahul Akhyar (Syuriah Jawa Timur), KH Manarul Hidayat (Syuriah PBNU), KH Muhaiminan Gunardo, KH Sumantri Zakaria, KH Muhammad Nuruddin Abdurrahman, Dr. Siti Musdah Mulia, Dr Siti Muri'ah, Ny Juwairiyah, Ny Jayidah dan Gus Hilman Wajdi Hasyim.

Kolomnis dan Wartawan

Selama di Mesir pula ia menjadi Koresponden Majalah Panji Masyarakat Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara 2002-2002 dan Wartawan Majalah Mingguan GATRA Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara 2002-2004.

Ia juga aktif menulis isu-isu politik Timur Tengah, Keislaman dan Kebudayaan di surat-surat kabar di tanah air seperti Kompas, Jawa Pos, Republika, Suara Pembaruan, Koran Tempo, Media Indonesia, Pikiran Rakyat dan lain-lainnya.

Akhir tahun 2004 ia kembali ke Indonesia, sempat bergabung di Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Jakarta.

Kongkow Bersama Gus Dur

Pada November 2005, ia menjadi Pemandu Acara Acara Kongkow Bareng Gus Dur—talkshow rutin tiap hari Sabtu pukul 10.00-11.00 WIB bersama mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid —di KBR68H, Jakarta dan disiarkan lebih dari 70 radio jaringan di Indonesia, acara Kongkow ini berlangsung dari November 2005 sampai menjelang Gus Dur wafat tahun 2009.

Kebudayaan, Lintas Agama dan Kesejahteraan Satwa

Ia bergabung dengan Komunitas Kesenian dan Kebudayaan Komunitas Utan Kayu (2005-2008) dan Komunitas Salihara (2008-2017).

Selain itu ia juga aktif dalam organisasi lintas agama, advokasi hak-hak sipil, toleransi dan hak-hak asasi manusia.

Ia juga salah satu pendiri organisasi Garda Satwa Indonesia (GSI) sejak tahun 2012 yang peduli terhadap hak-hak dan kesejahteraan satwa.

Analis Politik di Televisi

Dia juga sering tampil di televisi sebagai Analis Politik Timur Tengah dan isu-isu keislaman khususnya radikalisme dan terorisme untuk media televisi di Indonesia: SCTV, Metro TV, Trans-7, dan TVOne, Kompas TV, tahun 2008-sekarang.

Data Diri:

Nama: Guntur Romli

Nama Lahir: Mohamad Guntur Romli

Instagram: @gunromli

Lahir: 17 Maret 1978

Tempat Lahir: Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Indonesia

Pekerjaan: Kongkow Bareng Gus Dur, Host (2005-2009)

Komunitas Salihara, Kurator, (2008-2017)

Garda Satwa Indonesia, Pendiri dan Pembina (2014-sekarang)

Istri: Nong Darol Mahmada

Karya
"Kontekstualisasi Islam dalam Peradaban" (Kumpulan tulisan bersama), Penerbit Forum Silaturahmi Keluarga Madura (Fosgama), Cairo Mesir, 2002.
"Menyoal Agama, Menggugat Mahasiswa" (Kumpulan tulisan bersama), Penerbit Ikatan Keluarga Besar Al-Amien (IKBAL) Korda Cairo Mesir, 2003.
"Dari Jihad Menuju Ijtihad" (Tulisan bersama), Penerbit Lembaga Studi Islam Profresif (LSIP), Jakarta, 2003.
"Mendobrak Tradisi" (Kumpulan tulisan bersama), Penerbit Buku KOMPAS, Jakarta 2004.
"Kala Fatwa Jadi Penjara" (Kumpulan tulisan bersama), Penerbit The Wahid Institute Jakarta, 2006.
"Ustadz, Saya Sudah di Surga" (Kumpulan kolom), Penerbit KataKita Jakarta, 2007.
"Muslim Feminis: Polemik Kemunduran dan Kebangkitan Islam", Penerbit Freedom Institute, Jakarta, 2010 yang merupakan mas-kawin pernikahannya dengan Nong Darol Mahmada.
"Syahadat Cinta Rabiah Al-Adawiyah", Penerbit Rehal Pustaka, Jakarta, 2011.
"Islam Tanpa Diskriminasi, Menegakkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin",*Penerbit Rehal Pustaka, Jakarta, 2013.
"Islam Kita Islam Nusantara" (e-book), Ciputat School, Jakarta, 2015.
"Risalah Ramadhan, Puasa dan Idul Fitri" (e-book, tulisan bersama), Digiumm Jakarta, 2016
Terjemahan: "Qabûlul al-Âkhar" Karya Penulis Koptik Mesir Milad Hanna, edisi terjemahan: "Menyongsong yang Lain, Membela Pluralisme", 2005.

(*)

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved