Dulu Rocky Gerung Lantang Mengkritik FPI Pimpinan Habib Rizieq Kenapa Sekarang Akrab? ini Jawabannya
Dulu Rocky Gerung Lantang Mengkritik FPI Pimpinan Habib Rizieq, Kenapa Sekarang Akrab? ini Jawabannya
Dulu Rocky Gerung Lantang Mengkritik FPI Pimpinan Habib Rizieq, Kenapa Sekarang Akrab? ini Jawabannya
TRIBUN-TIMUR.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung menjawab pertanyaan warganet lewat vlog Geolive Cania tentang berbagai hal mulai pernikahan, pancasila, oposisi dan lainnya.
Salah satu pertanyaan muncul dari akun @lonermat3 yang mempertanyakan kenapa Rocky Gerung tiba-tiba dekat dan membela FPI.
Padahal sebelumnya Rocky Gerung salah satu orang yang getol mengkritik ormas tersebut.
• Budiman Tuduh Rocky Gerung Pelihara FPI, Sahabat Said Didu Ungkap Pernah Berkelahi dengan Munarman
"Dulu RG sangat lantang mengkritik kaum islam konsevatif seperti FPI dan semacamnya. Kok sekarang akrab sama mereka? apakah setelah pilpres kemarin ada hal baru yang bung RG temukan dari kaum konservatif sehingga pandangan bung berubah 180 derajat? atau cuma kebetulan aja sama-sama oposisi pemerintah?," demikian bunyi pertanyaan tersebut.
Rocky Gerung kemudian mengklarifikasi bahwa bukan pandangannya yang berubah melainkan FPI sendiri yang telah berubah.
Bahkan Rocky menyebut FPI kini banyak membantu dalam bidang sosial.
"FPI kini banyak melakukan hal yang seharusnya menteri sosial lakukan," katanya.
Rocky mencontohkan FPI yang dulunya gemar sweeping kini malah banyak menolong orang yang terkena bencana.
"Karena FPI berubah maka saya juga harus berubah melihat mereka," katanya.
Rocky pun menyebut nama Munarman salah satu sahabatnya di FPI yang juga mantan aktivis LBH.
"Saya kenal pikirannya, ada perubahan paradigma," katanya.
Meski demikian, Rocky mengaku akan kembali mengkriti FPI jika ormas tersebut kembali melakukan perbuatan-perbuatan seperti dulu.
Sebelumnya Rocky Gerung berharap agar izin Front Pembela Islam (FPI) disetujui pemerintah
Hal tersebut tampak pada acara Rosi Kompas TV, Kamis (28/11/19).
Rocky Gerung berpendapat bahwa konsep khilafah itu belum final dan masih diperdebatkan.
"Ada orang yang memahami khilafah itu seolah-olah konsep yang final dan imperatif. Padahal konsep khilafah itu debatable. Jadi ngapain nakutin sesuatu yang debatable? Jadi pak Tito nggak ngerti juga bahwa konsep khilafah itu on going ideas" tanya Rocky Gerung.
Lalu Rocky Gerung mencontohkan seseorang yang meiliki ide untuk kembali di konsep kerajaan yang tidak demokratis.
"Padahal itu juga melanggar konsep NKRi kan, mengapa tidak ditangkap?" ujar Rocky Gerung.
lalu, host acara Rosi, Rosiana Silalahi melempar pertanyaan.
"Tapi poinnya ini enggak sekadar hanya imajinasi. Tapi ini sebuah pemikiran yang lambat laun bisa menjadi kekuatan yang real," ucap Rosiana Silalahi.
Rocky Gerung lantas mengatakan bahwa kekhawatiran itu sangat berlebihan.
"Itu kata kuncinya, lambat laun dan akan sangat lambat dan akan sangat laun," jawab Rocky Gerung.
Rosi lalu menanyakan mengapa Rocky Gerung tidak takut dan khawatir akan eskistensi FPI.
"Kesalahan negara berpikir begini, semua boleh, kecuali yang dilarang, sekarang negara barat, semua dilarang kecuali yang saya izinkan, itu negara otoriter yang begitu," ujar Rocky Gerung.
Lalu, M Qodari menanggapi bahwa dalam sebuah negara ada sebauh kesepakatan, jika itu dilanggar maka negara bubar.
Rocky Gerung lantas mengatakan bahwa FPI saat ini sudah membuat kesepakatan setia pada pancasila.
Namun, Qodari menegaskan bahwa ukuran setia pada NKRI harus terwujud dalam AD/ART bukan surat ikrar.
"Jadi patokannya bukan ikrar, tapi ADRT, maka seharusnya izinnya belum bisa dikeluarkan" tegas M Qodari.
Lalu Rocky Gerung tidak sepakat jika seseorang yang ingin mendirikan organisasi harus
"Maka karena ini negara perizinan, seharusnya tidak ada aturan itu, kalau ada orang yang boleh berorganisasi dengan syarat, nah itu aturannya siapa? kepentingannya siapa?," tanya Rocky Gerung.
"Apa yang perlu ditakutkan kalau segala sesuatunya terbuka? FPI mau ngomong apa, kalau terbuka, orang bisa debat itu," ucap Rocky Gerung.
Lalu, Kunto Adi Wibowo, Dosen Komunikasi Unpad mengatakan bahwa dulu FPI pernah disetujui izinnya.
"Itu dulu FPI pernah disetujui izinnya," ujarnya.
Budiman Sudjatmiko lalu mengatakan bahwa salah presiden dulu yang mengizinkan.
"Salahkan presiden yang dulu mengizinkan, mereka yang memelihara kepentingan untuk slogan zero enemny
"Era Pak SBY dengan konsep zero enemy-nya itu, semuanya, padahal kita punya konsep dasar, pancasila, bhineka tunggal ika dan lai-lain," ujar Budiman.
Lalu Rocky Gerung membalas dengan tanggapan satire.
"Ya sudah salahkan saja presiden sebelumnya dari Soekarno hingga sekarang," ujar Rocky sambil tertawa.
Budiman Sudjatmiko langsung menimpali dan membeberkan pengalamannya berdebat di sarang khilafah.
Ulasan itu pun akhirnya membuat Rocky Gerung dan Budiman Sudjatmiko kembali berdebat sengit.
"Apakah FPI bisa berdebat? Anda buktikan, satu peristiwa terkucil kapan bisa berdebat dengan cara konstruktif ?" tanya Budiman Sudjatmiko.
"Sekarang FPI bertanya hal yang sama, emang Budiman bisa berdebat?" tanya Rocky Gerung.
Saya pernah berdebat di sarang khilafah," kata Budiman Sudjatmiko.
"Saya ceramah di situ," jawab Rocky Gerung.
"Saya pernah datang 2001. Saya pernah datang di kelompok yang ingin mendirikan khilafah dan saya berlawanan. Kalau Anda berteman dengan mereka, wajar. Anda merasa aman," kata Budiman Sudjatmiko.
"Risiko yang saya ambil untuk berdebat lebih tinggi daripada Anda. Anda bukan berdebat, Anda mencari afirmasi dari mereka," ujarnya lagi.
"Coba lihat, belum apa-apa dia enggak mau berdebat, dia tuduh orang," imbuh Rocky Gerung.