Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Mamuju

40 Hari Setelah Meninggal, Keluarga Curiga Warga Buttuada Mamuju Ini Dibunuh, Berikut Faktanya

Sesaat sebelum ditemukan tergeletak, Anto sedang menjalankan tugasnya sebagai kolektor di KSP itu.

Penulis: Semuel Mesakaraeng | Editor: Imam Wahyudi
semuel/tribunmamasa.com
Dorce Ibu korban memperlihatkan foto hasil rontgen 

TRIBUNMAMUJU.COM, BONEHAU - Beberapa bulan lalu, tepatnya 26 Oktober 2019, warga dihebohkan dengan penemuan mayat salah seorang warga di Bulurembu, Kecamatan Babana, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar.

Warga tesebut diketahui bernama Antoniar (21), warga Desa Buttuada, Kecamatan Bonehau, Kabupaten Mamuju.

Antoniar yang melekat disapa Anto, ditemukan tergeletak di pinggir jalan di Bulurembu, Babana.

Anto merupakan karyawan koperasi simpan pinjam (KSP) bernama KSP Sipatuo di Topoyo.

Sesaat sebelum ditemukan tergeletak, Anto sedang menjalankan tugasnya sebagai kolektor di KSP itu.

Ia ditemukan dalam kondisi kritis, sebelum kemudian dinyatakan meninggal karena kecelakaan lalu lintas.

Lebih dari 40 hari setelah kejdian itu, keluarga korban curiga jika Anto meninggal bukan karena kecelakaan, melainkan diduga karena dibunuh.

Demikian diungkap Ibu korban bernama Dorce, ketika ditemui di rumahnya di Ende-ende, Desa Buttuada, Senin (2/12/2019) sore.

Menurut Dorce, diduga kuat anaknya meninggal tidak murni karena kecelakaan melainkan karena dibunuh.

Dibuktikan, dari luka-luka yang dialami korban, tidak ada luka lecet seperti kecelakaan pada umumnya, yang ditemukan kebanyakan luka lebam dan patah tulang.

Berikut fakta-faktanya seperti diungkap keluarga korban;

Sebelum ditemukan tergeletak

Sebelum ditemukan, Anto sempat menelpon kepada calon istrinya bernama Ayu Lestari.

Menurut Ayu, Anto menelpon beberapa jam setelah akhirnya ditemukan tergeletak di pinggir jalan.

"Waktu menelpon sekitar pukul 14.00 wita, dia bilang saya selesaikan dulu penagihan baru pulang kampung," kata Ayu, sapaan Ayu Lestari.

Ia menerangkan, saat menelpon, Anto mengaku masih menyisakan dua tagihan yang belum diselesaikan.

"Na bilang tinggal dua nasabahku saya mau tagih, sudah itu mungkin langsung pergi," terangnya.

Ditemukan tergeletak di pinggir jalan

Selang dua jam, Anto ditemukan tergeletak di pinggir jalan oleh salah seorang dokter bernama Nanda.

Sekitar pukul, 16.00 wita, Anto tiba di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju Tengah (Mateng).

Berdasarkan keterangan keluarga korban, Anto dibawa ke RSUD dengan menggunakan mobil pick up.

Enam jam di RSUD tanpa perawatan medis

Menurut keterangan keluarga korban beberapa jam setelah dibawa ke RSUD, korban tidak mendapat perawatan di UGD.

"Lama di luar karena dokter tidak mau rawat dengan alasan tidak ada keluarga yang bertanggung jawab," ungkap Risnawati, bibi korban saat ditemui di tempat terpisah.

Menurut dia, setelah ada beberapa kerabat korban datang baru dokter melakukan perawatan.

Ditemui rekan kerja di RSUD

Beberapa saat setelah tiba di RSUD, Anto ditemui rekan kerjanya bernama Saputra dan Rakki.

Berdasarkan pengakuan Saputra kepada keluarga korban, seperti diungkap Risnawati, sebelum meninggal, Anto masih sempat berbicara kepada Saputra.

Namun Saputra enggan membeberkan isi pembicaraan mereka.

"Sempat bicara sama Saputra, sebelum meninggal Anto juga masih sempat pegang HP-nya," akunya.

Ditanya Calon Mertua

Sebelumnya, ada beberapa keluarga korban yang menjenguk Anto, termasuk ibu, bapak, calon mertua dan calon istrinya.

Sebelum akhirnya dirujuk, mertua korban bernama Ibranus sempat memberikan tiga pertanyaan.

"Saya tanya, kamu tabrakan nak, dia tidak ngangguk, saya bilang kamu jatuh nak, dia juga tidak ngangguk tapi waktu saya tanya ada yang pukul kamu, dia ngangguk," kata Ibranus.

Dirujuk ke Majene

Sekira pukul 23.00 malam setelah dilakukan penanganan sementara, Anto kata keluarga korban diputuskan dirujuk ke Majene.

"Sebenarnya saya minta dirujuk ke Mamuju saja tapi dokter bilang semua dokter di Mamuju tidak ada jadi ke Majene saja," ungkap Ayu calon istri korban.

Anto akhirnya dirujuk, namun diperjalanan nyawanya tidak tertolong.

"Tinggalkan rumah sakit, sekitar pukul 02.00 (dini hari), di tengah jalan Anto sudah meninggal, kita putuskan langsung dibawa ke kampung saja," sambung Ayu.

Empat hari setelah dikubur

Sebelum dikubur, pimpinan koperasi Anto bernama Ruslan, menurut calon mertuanya, berjanji akan melapor kejadian ini kepada Kepolisian Resort Mamuju.

"Dia minta kalau bisa jangan dulu dikubur, kita lapor ke polisi supaya polisi datang periksa," kata Ibranus calon mertua Anto.

Namun menjelang dikubur Ruslan tak kunjung melapor.

Empat hari setelah jasad Anto dikubur, beberapa keluarga dan pihak polisi lalu lintas Polres Mamuju mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).

Di sekitar TKP, terdapat sedikitnya enam rumah warga.

Namun saat berada di TKP, sejumlah warga ke luar dari rumah membawa balok dan beberapa yang membawa parang.

"Anehnya, waktu kita di TKP, penduduk di situ keluar rumah bawa kayu dan parang, kita akhirnya ke RSUD," tutur Risnawati bibi korban.

Pengakuan dokter Nanda kepada keluarga korban

Berdasarkan keterangan Risnawati Bibi korban, yang pertama menemukan Anto tergeletak di jalan, yaitu dokter Nanda.

Menurut dia, Nanda yang menemukan pertama kali, Nanda lalu menaikkan korban ke atas mobil pick up dan membawanya ke RSUD.

Nanda kata Risnawati, sesaat sebelum di bawa ke RSUD, ada dua orang laki-laki yang tidak dikenal meminta agar Anto diselamatkan.

"Dia bilang, waktu mau dikasih naik di mobil, ada dua orang laki-laki datang, katanya disuruh selamatkan karena Anto menyambar mereka dengan motornya," tutur Risnawati.

Hasil rontgen

Berdasarkan hasil rontgen dibuktikan dengan tiga foto, Anto mengalami patah tulang kaki kiri dan kaki kanan.

Selain hasil rontgen, keluarga korban juga melihat beberapa luka lebam diduga akibat benda tumpul di mata, leher bagian belakang, dan luka lebam dibagian tangan korban.

"Ada beberapa luka lebam, hanya di kaki yang luka sobek, diduga ditusuk," kata Ibranus lagi.

Polisi tidak merespon permintaan keluarga korban

Setelah beberapa pekan dikubur, keluarga korban minta petugas yang menangani agar kasus itu diselidiki, apa penyebab meninggalnya.

Namun pihak keluarga menganggap polisi tidak merespon permintaan itu, sebab sudah 40 hari meninggal, polisi belum bisa mengungkap penyebab Anto meninggal.

"Dia bilang kecelakaan, tapi waktu motornya diambil, posisinya dalam keadaan distandar samping, tidak ada kerusakan berat," kata Ibranus,

"Bahkan helmnya dalam keadaan utuh, tergantung di atas spion motor," sambungnya.

Terkait kejadian, ini pihak keluarga korban berharap polisi dapat mengungkap penyebab Anto meninggal.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved