Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswa UIT

Mahasiswa UIT Antusias Ikuti Dialog 'Politik Itu Keren'

Dialog ini mengangkat tema "Politik Itu Keren", dipandu moderator oleh Arief Budiman dari Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulawesi Selatan.

Penulis: Alfian | Editor: Syamsul Bahri
Alfian/Tribun Timur
Universitas Indonesia Timur (UIT) menggelar dialog melibatkan para mahasiswa di kampus I Ruang Konsentrasi, Minggu (1/12/2019). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Universitas Indonesia Timur (UIT) menggelar dialog melibatkan para mahasiswa di kampus I Ruang Konsentrasi, Minggu (1/12/2019).

Dialog ini mengangkat tema "Politik Itu Keren", dipandu moderator oleh Arief Budiman dari Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Sulawesi Selatan.

Adapun pembicara dalam dialog ini, yakni Ketua KPU Sulsel, Faisal Amir, Anggota Bawaslu Sulsel, Asriadi, dan pengurus PKB Sulsel, Haikal.

Kemudian Dosen Ilmu Pemerintahan Fisipol UIT, Azhar Aljurida, dan Sekretaris Presidium JaDI Sulsel, Attahiria Nas.

Wakil Rektor IV UIT, Zulkarnain Hamson mewakili Rektor, membuka kegiatan secara resmi.

Ia pun berharap, dialog ini bisa bermanfaat bagi para mahasiswa.

"Dengan dialog bersama mahasiswa ini, kami harap para narasumber dari KPU, Bawaslu, Partai Politik dan JaDI bisa memberikan kajian-kajian bahwa politik itu keren," pungkasnya.

Ketua KPU Sulsel, Faisal Amir menyampaikan, bahwa politik harus dipandang dengan paradigma yang keren.

Pada momentum ini menurutnya harus dijadikan pesta untuk memilih wakil rakyat maupun Kepala daerah/Negara.

Olehnya itu, kata dia, diperlukan peran generasi muda seperti dari kaum mahasiswa untuk ikut terlibat dalam politik yang berintegritas.

"Semua warga negara punya hak memilih. Memilih itu adalah hak. Datang memilih di TPS itu kewajiban," tegasnya.

Asriadi memaparkan, "politik merupakan cara yang digunakan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan," ujarnya.

Saat ini, kata dia, ada dua macam model politisi yakni positif dan negatif.

Dirinya pun mengajak agar hadir untuk memperbaiki sistem politik yang buruk.

"Untuk menjadi politisi dibutuhkan 3 hal, yakni kecerdasan, keberanian (membuat cara berpikir yang baik) serta berintegritas (kejujuran)," sebutnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved