Polda Sulsel
Polda Sulsel Bantah Salah Tangkap, Bandingkan dengan Pengakuan Korban
Kedua rekan Salman yang disebut Ibrahim Tompo, yaitu Sandi dengan Coger. Ketiganya dilaporkan oleh korban bernama Surya pada Juli yang lalu.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kabar dugaan salah tangkap yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap tukang sapu di Pasar Kalimbu Makassar Salman, dibantah Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Ibrahim Tompo.
Ibrahim Tompo menjelaskan, dari hasil pengecekan dan pendalaman terhadap kasus tersebut ditemukan fakta bahwa Salman merupakkan pelaku begal yang beraksi bersama dua orang rekannya di Jalan Sungai Saddang Makassar.
Kedua rekan Salman yang disebut Ibrahim Tompo, yaitu Sandi dengan Coger. Ketiganya dilaporkan oleh korban bernama Surya pada Juli yang lalu.
"Penangkapan para pelaku berdasarkan laporan korban bernama Surya warga Jl Sungai Saddang Baru," kata Ibrahim Tompo ke tribun melalui pesan singkat Whatsapp, Sabtu (30/11/2019).
Laporan dengan nomor LP : 265/X/2019/RESTABES MKSR/SEK RAPPOCINI tanggal 27 Juli 2019,"
Modus operandinya, kata lanjut Ibrahim Tompo, Salman bersama dua orang rekannya (Sandi dan Coger) menunggu korbannya di Sungai Saddang.
Setelah itu, ketiganya pura-pura meminta tolong kehabisan bensin.
"Saat korbannya (Surya) akan membantu, Salman bersama temannya mengeluarkan busur dan meminta ponsel," ujarnya.
Sementara itu, kabar yang menyebutkan bahwa Salman disetrum juga dibantah Ibrahim Tompo.
Ia menyebutkan bahwa dari pendalaman yang telah dilakukan pihaknya, ditemukan fakta bahwa tidak ada perlakuan setrum oleh polisi di Polsek Rappocini.
"Tetapi kejadian yang sebenarnya adalah perawatan yang dilakukan oleh Polri terhadap Salman atas penyakit yang telah lama dideritanya berupa bengkak dan bernanah pada area kemaluan sesuai keterangan dokter. Jadi bukan karena luka baru," jelasnya.
Hal tersebut kata Ibrahim Tompo, sudah diklarifikasi dengan Salman dan keluarga.
Mereka (Salman dan keluarga) kata Ibrahim Tompo, menyatakan bahwa tidak ada kejadian setrum seperti yang beredar di media.
"Kita justru mempertanyakan kenapa bisa ada media yang membuat cerita tersebut padahal faktanya tidak demikian," ungkap Ibrahim Tompo.
Lebih lanjut Ibrahim Tompo menjelaskan kronologinya penangkapan Salman.