Tribun Jeneponto
Tinggal di Gubuk Reyot, Dg Ngiri Dapat Bantuan Relawan dan Kodim Jeneponto, Begini Kondisi Rumahnya
Tinggal di Gubuk Reyot, Dg Ngiri Dapat Bantuan Relawan dan Kodim 1425 Jeneponto, Begini Kondisi Rumahnya
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Suryana Anas
TRIBUNJENEPONTO.COM, TAMALATEA - Kelompok relawan dari berbagai organisasi dan TNI membantu renovasi rumah Samarang Dg Ngiri di kampung Birangloe, Kelurahan Tonrokassi Barat, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulsel
Selama tiga hari, relawan Lompo Battang, Kodim 1425 Jeneponto, Penerbit Ombak Yogyakarta, HPMT komosariat YAPTI, Alumni SMAN 1 Tamalatea bahu membahu memperbaiki Rumah Samarang.
Rumah yang sebelumnya disebut tak layak di jadikan tempat berteduh kini sudah direnovasi.
Mulai dari atap, lantai hingga dindin diperbaiki oleh kelompok relawan tersebut.
"Alhamdulillah, kami bersyukur begitu banyak pihak yang ingin terlibat serta berkolaborasi membenahi Rumah Bapak Samarang," kata salah satu relawan Lompo Battang Wandi, Senin (25/11/2019) siang.
Relawan Lompo Battang lainnya asal Bantaeng Nurunk mengaku teman-teman relawan tak pernah merasa lelah meski selama tiga hari bahu membaru mengerjakan rumah Dg Ngiri.
"Luar biasa semangat teman-teman yang terlibat dalam aksi sosial ini. Selalu menjaga semangat sampai pekerjaan selesai meskipun harus memakan waktu tiga hari lamanya," kata relawan asal Bantaeng itu.
Diketahui, Pengerjaan rumah Bapak Samarang dimulai Hari jumat, 22 November 2019.
Berbekal donasi yang terkumpul dari berbagai pihak, para relawan mengerjakan rumah tersebut dengan semangat.
Sang pemilik rumah Dg Ngri (60) mengaku tak menyangka ada kelompok relawan yang ingin membantu dirinya.
"Terima kasih Banyak Karaeng, Terima kasih banyak mange ri gitte ngaseng," kata Dg Ngiri
"Tala lebba jai pakanne tau kanne ri parasangenga, tena passannaku la takbala ngaseng ki mae (tak pernah sebanyak ini di kampung saya, saya tak pernah menyangka)," lanjut kakek 60 tahun itu sambil mata berkaca-kaca.
Diketahui, Sumarang Dg Ngiri (60) bersama dua orang anaknya terpaksa tinggal di gubuk reok sederhana miliknya.
Warga kampung Birangloe, Kelurahan Tonrokassi Barat, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan itu terpaksa tinggal di gubuk reok karena tak ada pilihan lain
Rumah yang berukuran 3X4 tempatnya tinggal nampak tak sehelai seng yang menutupinya dari terik matahari juga hujan.
Yang ada, hanya anyaman atap rumbia dan daun lontar, sementara dinding terbuat dari bambu yang sudah keropos termakan usia.
Lantai rumah yang terbuat dari anyaman bambu juga nampak bolong-bolong termakan usia.
Dg Ngiri pun mengharapkan bantuan pemerintah juga para dermawan untuk meringankan beban hidupnya.
"Saya mau rumah nak, supaya saya bisa tinggal di rumah yang layak bersama dengan anakku," kata Dg Ngiri, Selasa (19/11/2019) siang.
Lanjut kakek 60 tahun itu, Ia sudah lebih 40 tahun tinggal di rumah reyot dan kumuh yang berada dipertengahan kebun milik warga.
Sejak itu pula Ia mengaku tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah kabupaten Jeneponto.
"Saya kerja sebagai pemulung rumput laut nak, dari hasil itulah saya nikmati bersama anak anaku kalau sudah di timbang, kadang dapat Rp100 ribu dalam satu minggu, kadang juga tidak ada," tuturnya.
Meskipun dibantu oleh kedua anaknya itu sebagai pemulung rumput laut namun kadang tidak mencukupi untuk kebutuhan hari-harinya.
"Bahkan saya pernah tak makan, karena tak punya uang untuk membeli beras, hanya berharap belas kasian warga sekitar," tutupnya. (TribunJeneponto.com)
Laporan Wartawan TribunJeneponto.com @ikbalnurkarim
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: