Pemkot Makassar
Bentrok Antarmahasiswa di Makassar, Iqbal Suhaeb Ajak Semeja Forkompinda
Dalam tudang sipulung ini membahas bagaimana jalan keluar agar pertikaian antar mahasiswa yang membawa nama etnisnya terselesaikan.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Penjabat Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb mengajak jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sulsel, melakukan tudang sipulung pasca bentrok di Kampus UMI dan UNM di ruang Sipakalebbi, Balaikota Makassar, Jl Ahmad Yani, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (25/11/2019).
Iqbal juga mengajak rektor universitas negeri dan pihak swasta se-kota Makassar, wakil bupati Bone, dan mahasiswa perwakilan dari universitas se-Kota Makassar, Kadispora Luwu Utara.
Dalam tudang sipulung ini membahas bagaimana jalan keluar agar pertikaian antar mahasiswa yang membawa nama etnisnya terselesaikan.
Khususnya mahasiswa Mapala yang telah menjadi tersangka penikaman.
Kapolda Sulselbar, Irjen Pol Mas Guntur Laupe mengatakan hal ini akan segera diberantas, melihat selalu ada korban yang meninggal.
“Kita duduk di sini mencari jalan keluar dan mendengar semua keluhan mulai dari rektor dan mahasiswa karena ini sudah berlangsung sejak tahun 1999 dan sudah makan tujuh korban,” ucapnya.
Sementara, Rektor UMI, Prof Basri Modding mengungkapkan jika ia telah mengambil langkah untuk membekukan organisasi Mapala.
Bahkan rektorat telah membubarkan semua pengurusnya tanpa terkecuali.
Hal itu ditanggapi oleh salah satu alumni UMI yang mengusulkan pembubaran Mapala.
Tak hanya UMI, Wakil Rektor III UNM, Arifuddin Usman menyebutkan jika mahasiswanya sendiri menjadikan bentrok antar sesamanya ibaratkan puasa Senin dan Kamis.
“Harus dicari jalan keluarnya. Saya juga khawatir karena mereka bentrok tidak berpikir dampaknya. Jadi di UNM itu jadwal bentroknya Senin-Kamis. Orang kan biasanya puasa Senin-Kamis. Ini bentroknya yang rutin Senin-Kamis,” kata Arifuddin.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Yudiawan Wibisiono mengakui tak mau gentar untuk penyelesaian kasus-kasus mahasiswa yang mempengaruhi banyak komponen di kota Makassar.
“Saat ini ada tiga kita sudah ringkus, enam orang jadi DPO dan kami akan terus mencari sampai ditemukan. Ini sudah jadi tugas kami. Kita harus cepat menyelesaikan karena mengganggu keamanan kota Makassar, ketentraman warga dan pastinya akan berdampak pada ekonomi Sulsel khususnya Makassar,” jelasnya.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb mengatakan, forum ini menjadi salah satu langkah kompak untuk menemukan dan menekan hal-hal yang bisa berdampak buruk bagi kota.
“Apalagi memakan korban. Keinginan untuk menciptakan kondisi yang damai bukan hanya saya yang menginginkan namun kita semua.
Jadi forum ini sangat bagus untuk menemukan solusi, dan dengan ini semoga kita tidak mencederai eksistensi kita sebagai manusia cerdas yang berpendidikan,” katanya. (*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: