Tribun Makassar
Polemik 'Lubang Tikus' SD Rappokalling, Kadisdik: Ditangani Kapolsek dan Lurah
Pemanggilan terkait polemik dan aduan keberatan warga terkait pembukaan 'lubang tikus' baru di pagar belakang kompleks SD Rappokalling melalui Lr Kami
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Ansar
Ketua RW 002 Udin mengakui ikut rapat bersama pihak sekolah terkait rencana penutupan pintu lama di belakang SD Inpres Rappokalling I.
Tapi dimintai persetujuan untuk pembukaan pintu baru di depan rumah warga lainnya yang kini berpolemik.
"Kalau memang ada warga menolak ada pintu baru di depan rumahnya berarti harus kembali ditutup. Kalau dipaksakan kami tak bisa lagi bertanggungiawab," jelasnya.
"Masalah ini karena ada warga yang justru sangat ingin pintu (lama) ada di depan rumahnya tapi sekolah bersikeras menutupnya dan ada warga yang selama ini enggan terganggu justru dibukakan pintu baru," jelasnya menambahkan.
Pelaksana Tugas (Plt) Lurah Rappokalling, Laode Ita, terkejut terkait keberatan warga atas pembukaan pintu baru di belakang pagar Kompleks SD Rappokalling,
Menurut Laode, dirinya hanya diundang pihak sekolah menghadiri rapat yang berujung persetujuan membuka pintu baru yang kini ditolak warga.
Kala itu, kata Laode, dirinya mengira rapat tersebut juga dihadiri Ketua RT maupun perwakilan warga di depan pintu baru itu.
"Jadi memang kalau kenyataannya ada warga berkeberatan bisa diminta ke pihak sekolah menutup pintu baru tersebut," ujar Laode saat merespon tuntutan warga.
Usai menerima aduan warga, Laode Ita langsung menemui Kepala SDN Inpres Rappokalling I Dalwiah Dahlan menyampaikan keberatan warga.
Pada pertemuan itu, dia meminta pihak sekolah untuk kembali mempertimbangkan rencana pembukaan pintu baru yang kini bermasalah.
Kepsek Ngotot
Kepala Sekolah Dasar (SD) Inpres Rappokalling I Dalwiah Dahlan mengatakan sudah berkoordinasi Dinas Pendidikan (Disdik) Makassar.
Terkait penolakan warga atas pembukaan pintu baru di antara sekolah yang dipimpinnya dan SD 67 Rappokalling.
"Nanti selanjutnya kami serahkan ke disdik untuk memutuskan. Kami hanya menerima bantuan rehabilitasi pagar tersebut. Urusan kami hanya di dalam sekolah dan di luar pagar terkait lurah dan RW," jelas Dalwiah.
Diapun meminta warga yang merasa berkeberatan membuat surat pernyataan tertulis yang nantinya disampaikan lagi ke Disdik Makassar.
Menurut Dalwiah awalnya pihaknya ingin menutup pintu kecil di belakang pagar dan membelakukan sistem satu pintu sebagai akses keluar masuk murid melalui gerbang utama Jl Rappokalling Raya yang sudah ada selama ini.
Hal tersebut karena keberadaan pintu kecil itu mengganggu aktivitas sekolah dan murid.
Pemberlakuan satu pintu laiknya sekolah lainnya untuk keamanan, ketertiban, termasuk memudahkan pengawasan murid.
Selain itu, sekolah mau membangun WC di balik pintu lama yang akan ditutup.
Di sisi lain beberapa warga juga selama ini ikut terganggu dengan aktivitas pintu lama tersebut gegara PKL, parkir, dan lainnya. (*)
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: