Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mengenal Gunung Lawu yang Terbakar Hingga Tutup Jalur Pendakian Sementara

Sisi timur Gunung Lawu, tepatnya di perbatasan Desa Sukowidi jadi sasaran kemarahan si jago merah.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Sudirman
Instagram/gunung_ciremai
Ilustrasi Gunung Ciremai terbakar 

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Kebakaran kawasan hutan gunung kembali terjadi.

Kali ini menimpa Gunung Lawu.

Sekitar pukul 09.30 WIB, Jum'at (15/11/2019).

Sisi timur Gunung Lawu, tepatnya di perbatasan Desa Sukowidi jadi sasaran kemarahan si jago merah.

Area hutan pinus perbatasan antara Desa Sukowidi dengan area Perhutani diduga menjadi sumber atau titik api.

Namun, masih belum diketahui pasti penyebab kebakaran tersebut.

Pohon pinus Gunung Lawu pun di lalap api.

Mengutip dari laman Kompas.com dan Tribun Travel, warga yang melihat adanya kepulan asap pun langsung naik ke atas gunung untuk membantu memadamkan api secara manual.

Warga membuat sekat agar api tidak merambat ke wilayah perkebunan warga.

“Warga langsung naik membuat ilaran. Kalau lokasi, masih jauh dari perkebunan warga, masih sekitar 4 kilometer,” ujar Sutopo, Kepala Desa Sukowidi.

Besarnya angin yang tertiup membuat api merambat dengan cepat di kawasan hutan pinus tersebut.

Akibat kebakaran ini diduga lahan seluas 20 hektare hangus terbakar.

Diketahui, hingga Jum'at sore kebakaran mulai meluas ke arah utara Gunung Lawu.

Dilansir dari beberapa sumber, akan dilanjutkan pemadaman yang mengerahkan sejumlah petugas dari Perhutani, TNI-Polri, BPDP, relawan dan masyarakat setempat.

Akibat kebarakan hutan pinus Gunung Lawu ini, semua jalur pendakian ditutup hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Jalur pendakian Lawu via Cemoro Sewu pun ikut ditutup, karena terdapat titik api di bagian sisi timur Gunung Lawu.

Sebelumnya, hutan dan lahan di lereng Gunung Lawu juga pernah terbakar, Minggu (20/10/2019) lalu.

Kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) kembali terjadi di Lereng Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar, tepatnya di petak 62a-1 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Tlogodlingo Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Utara.

Upaya pemadaman api tersebut juga dilakukan secara manual dengan digebyok dan pembuatan ilaran oleh tim dari Masyarakat Peduli Api (MPA), masyarakat sekitar Desa Gondosuli Tawangmangu, Perhutani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

Kebakaran yang terjadi bulan lalu ini juga menyebabkan jalur pendakian wana wisata Gunung Lawi via Candi Cetho, Cemoro Kandang, dan wana wisata Pringgodani ditutup.

Penutupan jalur pendakian ini dimulai pada tanggal 21 Oktober 2019 untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Titis Sri Jawoto mengatakan, jika kala itu juga dilakukan pemantauan kawasan hutan Gunung Lawu supaya tidak ada penyebaran api lebih luas.

Gunung Lawu

Dilansir dari wikipedia, Gunung Lawu terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" (diperkirakan terahkir meletus pada tanggal 28 November 1885) dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi.

Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara).

Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.

Gunung Lawu adalah sumber inspirasi dari nama kereta api Argo Lawu, kereta api eksekutif yang melayani Solo Balapan-Gambir.

Gunung Lawu memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah.

Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.

Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan.

Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho.

Di kaki gunung ini juga terletak komplek pemakaman kerabat Praja Mangkunagaran: Astana Girilayu dan Astana Mangadeg.

Di dekat komplek ini terletak Astana Giribangun, mausoleum untuk keluarga presiden kedua Indonesia, Soeharto.

Pendakian

Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak.

Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan.

Pendakian standar dapat dimulai dari tiga tempat (basecamp): Cemorokandang di Tawangmangu, Candi Cetho di Karanganyar, Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur.

Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 200 m.

Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air: Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5.

Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik.

Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos.

Jalur melalui Cemorosewu lebih nge-track.

Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemorokandang.

Pendakian melalui Cemorosewu jalannya cukup tertata dengan baik.

Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata.

Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari batu alam.

Pos ke 4 baru direnovasi, jadi untuk saat ini di pos 4 tidak ada bangunan untuk berteduh.

Biasanya kita tidak sadar telah sampai di pos 4.

Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan.

Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang menuju pos 4.

Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan seperti masjid yang ternyata adalah makam.

Untuk mendaki melalui Cemorosewu (bagi pemula) janganlah mendaki di malam hari karena medannya berat untuk pemula.

Di atas puncak Hargo Dumilah terdapat tugu penanda puncak.

Meskipun ketiga jalur pendakian tersebut sudah dikenal secara umum oleh kalangan awam para pendaki yang ingin mendaki Gunung Lawu, sebenarnya terdapat satu jalur pendakian lain yang memiliki keunikannya tersendiri.

Jalur pendakian tersebut adalah Jalur Pendakian Klasik Gunung Lawu via Singolangu.

Jalur pendakian ini berada di Singolangu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, atau lebih kurang 3 km dari Telaga Sarangan.

Sesuai dengan namanya, jalur pendakian ini diyakini sebagai jalur pendakian tertua diantara semua jalur pendakian Gunung Lawu.

Selain itu, jalur ini juga diyakini sebagai napak tilas Prabu Brawijaya V saat pergi ke Gunung Lawu untuk menghindari kejaran pasukan Raden Fatah.

Di sepanjang jalur pendakian ini nantinya para pendaki akan menemukan beberapa situs yang diyakini sebagai petilasan Prabu Brawijaya V.

Adanya situs-situs petilasan tersebut semakin membuktikan bahwa jalur ini merupakan jalur pendakian tertua dan sudah ada sejak lama.

Pendakian melalui Jalur Klasik via Singolangu akan melalui 5 pos, yakni Pos 1 Kerun-Kerun, Pos 2 Banyu Urip, Pos 3 Cemaran, Pos 4 Taman Edelweis, dan Pos 5 Cokro Paningalan.

Setelah melalui kelima pos tersebut, para pendaki akan sampai di Sendang Drajat, sebelum mencapai puncak Hargo Dalem dan Hargo Dumilah.

Medan yang akan dihadapi oleh para pendaki sangat komplit, mulai dari medan yang landai hingga curam.

Selain itu di jalur pendakian ini kondisi alam sangatlah asri, dengan berbagai jenis vegetasi tumbuhan dan satwa yang dapat ditemui sepanjang perjalanan.

Oleh karena itu, jalur pendakian Gunung Lawu via Singolangu memiliki daya tarik tersendiri untuk dicoba oleh para pendaki yang ingin mendaki Gunung Lawu.

Informasi Singkat:

Nama: Gunung Lawu

Titik tertinggi:

Ketinggian: 3265 m (10712 ft)

Puncak 3118 m (10230 ft)

Posisi ke-76 gunung tertinggi di dunia

Geografi: Gunung Lawu berlokasi di JawaGunung LawuGunung Lawu

Lokasi: pulau Jawa

Letak: Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi Jawa Timur, Indonesia

Geologi:

Jenis gunung: Stratovolcano

Letusan terakhir: 28 November 1885

Pendakian:

Rute termudah: Cemoro Sewu

Rute normal: Cemoro Kandang, Candi Cetho

Insiden

Kebakaran hutan

Pada tanggal 18 Oktober 2015, kobaran api melumat kawasan hutan di Gunung Lawu.

Musibah yang dipicu perapian para pendaki Gunung Lawu yang ditinggalkan dan belum dipadamkan tersebut menewas 6 orang dan melukai dua orang lainnya.

Menurut Kepala Pusat Dara Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho, musibah terjadi sekitar pukul 13.40 WIB di petak 73 KPH Gunung Lawu.

Berikut kronologinya:

1. Pkl 08.00 WIB terlihat kepulan asap di sekitar Pos 3 Cemoro Sewu.

2. Pkl 09.30 WIB Tim gabungan dari Perhutani, Anggota Koramil 0804/02 Plaosan dan masyarakat menuju TKP untuk melaksanakan pemadaman.

3. Pkl 13.40 WIB Tim gabungan yang sedang menuju TKP mendapatkan informasi dari pendaki a.n Sdr Mansur Salim, 46 Th, alamat Ds Rowosari Kec Tembalang Kab Semarang Jateng bahwa telah menolong 1 orang pendaki tepatnya antara Pos 4 dan Pos 3 a.n Dita Kurniawan 18 Th, pelajar SMK Yosonegoro Magetan, alamat Ds Candirejo Kec/Kab Magetan dan mendapat informasi juga dari pendaki yang telah ditolong bahwa ada 8 orang korban yang masih terjebak di atas.

4. Pkl 14.00 WIB, Dita Kurniawan, dibawa turun ke Pos 1 dan menceritakan bahwa pada Sabtu (17-10-2015) telah mendaki melalui jalur Cemoro Kandang bersama 13 orang, namun 11 orang temannya belum diketahui keberadaanya karena terpisah dalam perjalanan.

5. Pkl 14.20 WIB Tim gabungan menemukan 1 korban a.n Sdr Eko Nurhadi, 45 Th, alamat Ngawi dalam keadaan luka bakar 50 % (perut, tangan dan wajah ).

6. Pkl 14.30 WIB Korban dievakuasi ke POS 1 Pemberangkatan, selanjutnya korban dievakuasi menuju RSUD DR Sayidiman Magetan.

7. Sampai dengan Pkl 18.00 WIB Tim gabungan TNI, Polri, Perhutani, BPBD, AGL ( Anak Gunung Lawu) dibantu Masyarakat Cemoro Sewu dan Singolangu masih melaksanakan penyisiran dan evakuasi.

8. Hasil penyisiran sementara sampai dengan saat ini diperoleh infomasi korban kebakaran hutan yang terjadi di antara Pos 3 dan Pos 4 adalah 8 orang dengan rincian 6 orang meninggal, 2 orang dalam kondisi kritis dan masih dalam proses evakuasi.

Sumber berita: https://travel.tribunnews.com/2019/11/16/kebakaran-hutan-di-gunung-lawu-semua-jalur-pendakian-ditutup?page=all
Foto: KOMPAS.COM/SUKOCO

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved