Ada Kamera Go Pro di Toilet Wanita Kampus UIN Aalauddin Gowa, Mahasiswi: Pelecehan
Kamera tersebut ditemukan pada Kamis 3 Oktober 2019 lalu dan pihak kampus sudah melaporkan hal tersebut kepada Polsek Sombo Opu
Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Imam Wahyudi
Menanggapi kasus ini, Wd I mengaku akan menindaklanjuti kasus perekaman go pro. Namun saat wartawan kampus mencoba untuk mengulik informasi lebih detail, Wd I menolak memberikan keterangan.
Simpang siur kabar beredar. Ada yang mengatakan bahwa kasus ini telah dilaporkan ke Polsek. Pelaku pun telah diketahui identitasnya. Kasus ini ditangani kepolisian. Tapi Polsek mana dan siapa yang telah melakukan pelaporan itu tidak juga terungkap.
Untuk mengkonfirmasi kabar ini, pihak wartawan kampus kembali mendatangi Wd I pada Rabu, 16 Oktober. Bukannya jawaban yang didapatkan, wartawan kampus malah dipingpong seperti bola. Wd I mengarahkan wartawan ke Wd II. Pukul 15.32, Wd II mengarahkan wartawan ke KTU dengan alasan KTU yang punya wewenang atas kasus ini.
Sampai hari ini, 29 Oktober 2019, kasus ini belum juga menemukan titik terang penyelesaian. Berakhir di ruang birokrasi. Ditutup rapat-rapat demi menjaga nama baik kampus yang memiliki jargon kampus peradaban.
Pelecehan Seksual Bukan Lelucon
Selasa, 15 Oktober 2019. Saya ke kampus UIN Alauddin Makassar setelah membuat janji untuk bertemu kawan kawan membahas kasus ini. Pertemuan berlangsung sore hari di pelataran Fakultas Adab dan Humaniora.
Sebelum bertemu kawan kawan yang melebur pada Komite Anti Pelecehan Seksual, saya menyempatkan diri menyeruput minuman dingin di cafetaria belakang FSH.
Di cafetaria, ada banyak kawan sejurusan saya. Saya lalu menyinggung soal kasus penemuan go pro di toilet. Ada yang merespon kaget karena tidak tahu. Ada yang tahu namun menanggapi dengan candaan seksis.
“Ededeh, perempuan ji toh yang direkam? liat duluee”.
“Masa? tapi nda papaji, biasa itu”
Birokrasi memang pandai menutupi kasus ini sehingga tidak tercium mahasiswa. Pun jika ada yang tahu, menganggap perekaman orang yang sedang buang air di toilet bukanlah hal yang musti ditanggapi serius. Tapi apa yang lucu dari merekam gambar seseorang buka celana di dalam toilet?. Hal yang sangat melanggar privasi.
Pelecehan apapun bentuknya bukanlah lelucon. Kampus harusnya bisa lebih responsif dan terbuka menangani kasus ini. Memihak kepada penyintas. Memberi hukuman berat kepada pelaku. Mengungkap identitasnya agar pelaku jera dan tidak terjadi hal yang serupa.
Membiarkan kasus ini tenggelam adalah pengabaian yang menyakitkan, terutama bagi saya, alumnus kampus ini. Kampus yang lantang menyerukan dakwah, melarang mahasiswa-mahasiswi berboncengan, tapi lantas bungkam atas hak-hak para penyintas.
Menertawai kasus pelecehan seksual juga mencederai hati penyintas. Membuat mereka tidak berani bersuara karena takut. Menganggap apa yang mereka alami adalah aib yang harus disembunyikan karena malu.
Kasus go pro menambah kasus panjang pelecehan seksual di kampus. Bukti bahwa dunia pendidikan kita tengah mengalami darurat moral.