Syahrul Ajak Besan dan Agus Arifin Nu'mang ke Jakarta, Jadi Staf Ahli Kementerian Pertanian
Tampak dalam foto dan rilis yang diterima Tribun, yakni mantan Kadis Pertanian Sulsel Lutfi Halide yang juga besan Syahrul Y
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo memboyong mantan anak buahnya untuk membantunya merintis Kementrian Pertanian RI.
Sejumlah mantan pejabat yang menekuni bidang pertanian diboyong Syahrul.
Tampak dalam foto dan rilis yang diterima Tribun, yakni mantan Kadis Pertanian Sulsel Lutfi Halide yang juga besan Syahrul YL, mantan Kadis Perkebunan Sulsel Firdaus Hasan, dan Agus Arifin Nu'mang Wakil Gubernur saya Syahrul menjabat Gubernur Sulsel selama dua periode.
Baca: DPRD Palopo Tolak Tuntutan Mahasiswa Copot Kapolda Sulsel
Senin (28/10/2019), Syahrul mengundang para kerabatnya ke Kantor Kementerian Pertanian di Jakarta, sekaligus memperkenalkan kepada para pejabat kementerian yang pernah dipimpin oleh Amran Sulaiman ini.
Dalam kesempatan itu, Syahrul meminta izin dan dukungan para mantan menteri dan wakil menteri pertanian era sebelumnya untuk memajukan pertanian Indonesia.
Baca: Iqbal Suhaeb Minta Generasi Pelanjut Ambil Semangat Pemuda Masa Lalu
Mentan ingin agar mereka berbagi ilmu dan pengalaman terkait sektor pertanian selama mereka menjabat.
“Ini bagian dari silaturahmi, saya izin untuk memimpin Kementerian ini. Saya berharap dukungan dan bantuan para orang hebat di bidang pertanian pada masanya. Dan saya berharap kehadiran mereka yang akan terus bersama saya, membantu saya dalam memecahkan banyak masalah pertanian,” ucap Mentan SYL dalam Tatap Muka dan Silaturrahmi dengan para mantan Menteri dan Pejabat Teras Kementerian Pertanian, Senin (28/10) di Gedung PIA kantor pusat Kementerian Pertanian, Jakarta, via rilis me Tribun.
Baca: Peringati Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober, Begini Penampilan Civitas Akademika UNM dengan Baju Adat
Dalam kesempatan ini, Mentan dengan 244 penghargaan ini menegaskan akan belajar dari para senior menteri, bahkan Mentan rela dikoreksi dan diberikan masukan dalam pengelolaan pertanian.
Menurutnya, sebuah negara kuat apabila pertaniannya juga kuat, sehingga fungsi Kementerian Pertanian luar biasa dengan kompleksitas dan dinamika yang berkembang sangat cepat.
Baca: Andi Rahim Berharap Diusung PKB di Pilkada Luwu Utara
“Kita tidak bisa lagi menggunakan paradigma lama dan banyak cara-cara baru yang harus kita pelajari dikarenakan kemajuan teknologi sangat cepat, “ tegasnya. Lebih lanjut Mentan SYL mengatakan kompleksitas masalah yang besar membuat sentralisasi strategi tidak harus di Jakarta. Kementerian pertanian tidak bisa bekerja sendiri dan harus bermitra dengan yang lain.
“Kementan membutuhkan kemitraan dan kerjasama bersinergi dengan kementerian lain, dengan para Gubernur, Para bupati bahkan sampai di lapangan harus bermitra dengan para Camat dan para kepala desa maupun Lurah,” ungkap Syahrul.
Baca: Dua Kelompok Mahasiswa Bentrok di UMI Makassar, Bawa Parang dan Samurai
Karenanya, SYL menegaskan dirinya fokus membangun Sistem Komando Strategis Teknis Pertanian (Kostra Tani) dalam 100 hari pertama, dan dalam level lapangan, pengendalian dan operasionalnya dipusatkan di kecamatan-kecamatan, dengan keterlibatan pihak lainnya seperti TNI Polri.
Sementara Menteri Pertanian Indonesia periode 1992 - 1997, Sjarifuddin Baharsjah mengungkapkan jika kemampuan lokal dan kemampuan petani, bersama dengan peneliti tanpa banyak campur tangan menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Baca: Pangkep Pertama, Produk UKM di Tiga Desa Ini Sudah Kerjasama Tokopedia
“Sebaiknya kita mengapresiasi kemampuan petani kita, tidak perlu diributkan dengan peraturan peraturan dan subsidinya tidak efektif,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama Menteri Pertanian Periode 2000-2004, Bungaran Saragih mengapresiasi seluruh rangkaian tatap muka dan silaturahmi ini. Kata dia, komunikasi yang dibangun sangat bagus untuk perkembangan dan pembangunan pertanian ke depan.