Instruksi Pertama Menkumham di Periode Kedua, Kalapas Maros Jadikan Buku Saku, Isinya Panduan Lapas
Pesan tersebut Internalisasi 8 area perubahan Reformasi Birokrasi kepada seluruh pegawai Kementerian Hukum dan HAM.
Selanjutnya diminta Tingkatkan pelayanan yang sensitif terhadap kearifan lokal, berperan dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi di wilayah serta berperan dalam pembentukan regulasi daerah.
Selanjutnya Indra mengemukakan bahwa Kanwil Kumham juga diminta agar pengelolaan anggaran yang akuntabel dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat; Pembinaan pegawai dalam membangun kompetensi; Tata nilai dan budaya kerja pasti; Menjamin tercapainya hasil dari target kinerja yg ditetapkan oleh pemangku Program/ Unit Eselon 1.
Sementara itu untuk mempercepat tugas-tugas di Wilayah, Menkumham meminta agar memangkas rangkaian birokrasi yangg menghambat pelayanan masyarakat dan yang tak kalah
pentingnya.
“Jangan monoton, bahkan sebaliknya harus lebih inovativ lagi," tegas Priyadi dalam arahan yang diikuti oleh seleuruh Kepala UPT Pemasyarakatan se Sulawesi Selatan di Kabupaten Soppeng.

Cetak Buku Saku
Sebagai tindak lanjut nyata dari arahan Menteri Kumham sebagaimana yang diarahkan oleh Priyadi, Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Maros menerbitkan poin-poin arahan tersebut dalam bentuk Buku Saku.
“Ini memudahkan bagi setiap Petugas agar setiap saat dapat dibaca sehingga lebih mudah memahami apa yang disampaikan oleh Bapak Menteri," kata Indra sambil memperlihatkan Buku Saku tersebut.
“Ke depan kita akan jadikan kebiasaan baik agar setiap arahan penting dari pimpinan kita buatkan dalam bentuk Buku Saku. Apalagi kami selaku Lapas yang menjadikan Literasi sebagai strategi pembinaan menjadi semakin nyata dan bermanfaat,” jelas Indra menambahkan.
Penggiat literasi yang juga Inisiator Pustaka Jeruji Indonesia, Salahuddin Alam Sertifikasi, menyambut baik langkah-langkah Kepala Lapas Kelas II A Maros.
“Ini langkah nyata karena membuat Buku Saku seperti ini akan menjadi karya literasi yang tetap tersimpan agar pada masa mendatang dapat menjadi rujukan penting” tutur Salahuddin Alam Dettiro.(*)