Pilwali Makassar 2020
Konsultasi ke KPU, Ismak Isyarakatkan Maju di Pilwali Makassar via Independen
Konsultasi ke KPU, Ismak Isyarakatkan Maju di Pilwali Makassar via Independen
Penulis: Abdul Azis | Editor: Suryana Anas
Konsultasi ke KPU, Ismak Isyarakatkan Maju di Pilwali Makassar via Independen
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tim bakal calon Wali Kota Makassar, Muhammad Ismak konsultasi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar, Jumat (25/10/2019).
Moch Hasymi Ibrahim memimpin rombongan tim Ismak, ia diterima Komisioner KPU Gunawan Mashar, Endang Sari, Abdul Rahman, dan Plt Sekertaris KPU Asrar Marlang.
"Kami datang secara resmi untuk konsultasi terkait mekanisme persyaratan jalur perseorangan di Pilwali tahun depan," kata Hasymi dalam rilisnya.
Baca: Nadiem Makarim Rugi Jadi Mendikbud Dibanding CEO GoJek? Bandingkan Gaji Suami Franka Franklin
Baca: Kementan Tegaskan Sertijab Syahrul Yasin Limpo dan Andi Amran Sulaiman Sudah Sesuai Jadwal
Baca: Lowongan Kerja Reporter Daerah Tribun Timur, Cek Syarat & Lokasi Penempatan, Batas Daftar
Hasymi menyatakan, selain mendaftarkan kandidatnya ke beberapa partai juga mencoba kemungkinan menempuh jalur perseorangan.
KPU sangat mengapresiasi inisiatif dari tim Ismak untuk berkonsultasi dengan KPU terkait jalur perseorangan maupun tentang mekanisme Pilwali Makassar.
Sebelumnya, Muhammad Ismak kembali bertemu warga Kecamatan Biringkanaya di Jl Pemuda, Makassr, Minggu (6/10/2019).
Warga Jl Pemuda sedang bekerja bakti sembari senam bersama. Tak cukup banyak yang dikatakan Ismak, ia hanya memperkenalkan diri dan niat maju sebagai calon wali kota pada Pilwali Makassar 2020.
Namun, tak lupa Ketua Asosiasi Advocat Indonesia (AAI) ini menyampaikan gagasannya untuk mengembalikan proses demokrasi ke relnya seperti memutuskan untuk tidak mempraktekan politik transaksional apalagi politik uang seperti yang selama ini berlangsung.
Berbarengan dengan hal itu Ismak dengan tegas infin Dan mengembalikan wujud partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota.
"Masyarakat kita akan semakin rusak bila tetap saja politisi mempraktekan jual beli suara yang kita tahu semua dapat merusak mental," ujar Ismak dalam rilisnya, Minggu (6/10/2019).
Ismak mengatakan mental masyarakat kita harus diakui juga telah rusak karena dalam politik pemilihan selama ini praktik politik uang seperti sesuatu yang tak dapat dihindari.
"Beli putus suara membuat politisi hanya akan datang sekali dalam lima tahun dan itu membuat politisi berpikir untuk mengembalikan modal dengan jalan korupsi," katanya.
Musyawir, salah seorang warga yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan, apa yang disampaikan Ismak dalam perkenalannya, berbeda dengan figur-figur selama ini.
"Biasanya calon-calon datang dengan program dan janji akan begini dan begitu, tetapi pak Ismak datang untuk mendengarkan apa yang menjadi kebutuhan warga," kata Musyawir.
Laporan Wartawan tribuntimur.com / Abdul Azis Alimuddin
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur