Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tetap Jadi Menteri Keuangan Kabinet Kerja Presiden Jokowi, Ini Profil dan Prestasi Sri Mulyani

Setelah bertemu Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani mengungkapkan akan tetap menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja Jilid II.

Editor: Anita Kusuma Wardana
Istimewa
Tetap Jadi Menteri Keuangan Kabinet Kerja Presiden Jokowi, Ini Profil dan Prestasi Sri Mulyani 

Surat utang itu digunakan secara spesifik untuk membiayai proyek-proyek untuk iklim dan lingkungan, yang terjual hingga 1,25 miliar dolar AS.

"Selain itu, di tengah pelemahan nilai tukar seiring perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, Pemerintah bersama Bank Indonesia juga dinilai berhasil menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," kata dia.

FinanceAsia juga merilis peringkat untuk para Menteri Keuangan lain di Asia Pasifik.

Peringkat dua diberikan kepada Carlos Dominguez dari Filipina, peringkat tiga Heng Swee Keat dari Singapura, peringkat empat Josh Frydenberg dari Australia dan peringkat lima Paul Chan dari Hong Kong.

Selanjutnya peringkat enam Piyush Goyal dari India, peringkat tujuh Liu Kun dari Tiongkok, peringkat delapan Hong Nam-Ki dari Korea Selatan, peringkat sembilan Lim Guan Eng dari Malaysia dan peringkat sepuluh Apisak Tantivorawong dari Thailand.

Profil Sri Mulyani

Menteri Keuangan, Sri Mulyani
Menteri Keuangan, Sri Mulyani (Instagram)

Sri Mulyani Indrawati lahir di Bandar Lampung pada tanggal 26 Agustus 1962.

Menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1986).

Melanjutkan pendidikannya di University of Illinois Urbana Champaign, Amerika Serikat dan mendapatkan gelar Master of Science of Policy Economics (1990). Setelah itu ia mendapatkan gelar Ph.D of Economics (1992).

Spesialis penelitian Ekonomi Moneter dan Perbankan serta Ekonomi Tenaga Kerja ini pada awal Oktober 2002 terpilih menjadi Executive Director Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group).  

Sejak 1 November 2002, ia mewakili 12 negara anggota SEA Group di International Monetary Funds.

Pada 5 Desember 2005, Sri Mulyani dilantik menjadi Menteri Keuangan.

Selama menjadi Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati banyak menorehkan prestasi, di antaranya menstabilkan ekonomi makro, mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent, menurunkan biaya pin­jaman dan mengelola utang serta mem­beri kepercayaan pada investor.

Refor­masi Kementerian Keuangan dinahkodainya dengan baik sehingga banyak terjadi perubahan fundamental di Kementerian Keuangan. 

Sri Mulyani pun dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets Forum pada 18 September 2006 di Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura.

Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 serta wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.

Sri Mulyani juga menjadi Menteri Keuangan terbaik untuk tahun 2006 oleh majalah Euromoney dan menjadi Menteri Keuangan terbaik di Asia di tahun yang sama oleh Emerging Market Forum.

Di tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia. Kemudian pada 1 Juni 2010 Sri Mulyani Indrawati menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia.

Pada tanggal 27 Juli 2016, Sri Mulyani dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Keuangan kembali dalam Kabinet Kerja.

Kemudian pada 11 Februari 2018 ia dinobatkan sebagai menteri terbaik dunia pada kegiatan World Government Summit di Dubai.

Financial Minister of The Year 2019

Menteri Keuangan, Sri Mulyani
Menteri Keuangan, Sri Mulyani (Instagram)

Menteri Keuangan Sri Mulyani dinobatkan sebagai Financial Minister of The Year 2019 Global and Asia Pasific oleh majalah The Banker.

Capaian ini menambah prestasi mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Seperti dikutip dari The Banker, Kamis (3/1/2019), Sri Mulyani dinilai berhasil mempertahankan ketahanan fiskal di tengah berbagai bencana alam yang melanda Indonesia sepanjang 2018.

Salah satunya gempa dasyat yang terjadi di Lombok pada Juli 2018 lalu.

Akibatnya, 563 orang tewas, 1.300 orang terluka, dan 350.000 orang kehilangan tempat tinggal. Total kerugian akibat gempa besar itu mencapai Rp 5 triliun.

"Sri Mulyani mulai memodernisasi respons negara terhadap bencana alam melalui pembiayaan risiko bencana baru dan strategi asuransi," tulis The Banker.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved