Canda Saudagar Bugis Makassar
Lobi Bankir Cantik, Aksa Mahmud Spekul Tanya Kabar Anak dan Suami, Beginimi Jadinya!
tapi Aksa Mahmud berusaha menjodohkan pimpinan bank swasta itu dengan Prof Amiruddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kecerdasan emosional pendiri Bosowa HM Aksa Mahmud sudah teruji.
Bukan hanya cerdas melobi dan mengembangkan usaha, Aksa Mahmud juga memiliki selera humor yang tinggi.
Karena kecerdasan humorisnya yang tinggi, semua kalangan senang berbincang dengan Ketua MPR RI Periode 2004-2009 itu.
Ketika berada di antara orang-orang yang sudah akrab dengannya, Aksa Mahmud kerap berbagi cerita yang menghibur tapi mendidik.
Seperti saat diskusi santai usai menjamu wisudawan terbaik Universitas Bosowa (Unibos) di Lantai 15 Hotel Novotel, Makassar, Aksa Mahmud mengocok perut Rektor Unibos Prof Dr M Saleh Pallu dan beberapa orang lainnnya.
Baca: Jamu Lulusan Terbaik Unibos, Pendiri Bosowa Aksa Mahmud Bercanda dengan Prof Saleh Hingga Dini Hari
Baca: FOTO: Aksa Mahmud Hadiri Wisuda Mahasiswa Unibos
Baca: Riani Rahmawati Sekretaris BEM Sastra Lulusan Terbaik Wisuda ke-56 Unibos
Baca: Wisuda ke-56 Unibos, Aksa Mahmud: Lulusan Terbaik, Pilih di Mana Saja Mau Lanjut Studi
Dalam obrolan santai hingga Jumat (18/10/2019) dini hari itu, Aksa Mahmud menceritakan beberapa pengalaman menariknya melobi bankir untuk mendapatkan kredit.
Banyak pengalaman yang tidak bisa dilupakan Aksa Mahmud melobi bankir untuk pengembangan usaha Bosowa itu. Salah satunya terjadi di awal 1980-an.
Waktu itu, seorang teman mengenalkan Aksa Mahmud dengan seorang direktur bank swasta, perempuan yang cantik jelita.
"Pergi aja temui dia di kantornya, sebut namaku, pasti aman itu," ujar Aksa Mahmud menirukan ucapan sahabat yang memperkenalkan dengan si bankir cantik.
Ringkas kisah, suatu hari datanglah Aksa Mahmud menemui bankir cantik di ruang kerjanya itu.
Karena belum akrab, Aksa Mahmud masih mencari celah untuk lebih dekat dengan si bankir cantik.
Beberapa menit duduk berhadapan, suasana masih "tegang". Aksa Mahmud mencoba memulai pembicaraan.
Dengan sok akrab, Aksa Mahmud berkata, "Adik-adik (anak) sudah berapa, Bu?"
Si bankir cantik hanya sedikit tersenyum dan kembali menatap tumpukan berkas di depannya.
Aksa Mahmud tidak mau menyerah. Dia enggan kehilangan moment.