TRIBUN WIKI
Dulu Dipopulerkan Maruf Amin, Tol Langit 'Palapa Ring' Akhirnya Diresmikan Presiden Jokowi
Mengenal Dulu Dipopulerkan Maruf Amin, Tol Langit 'Palapa Ring' Akhirnya Diresmikan Presiden Jokowi
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Terinspirasi oleh sejarah bangsa, pemerintah Indonesia menggunakan “Palapa Ring” sebagai nama proyek pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung bagi telekomunikasi nasional.
Cikal bakal dari Palapa Ring adalah ”Nusantara 21” yang merupakan proyek awal pemerintah pada 1998.
Namun, krisis ekonomi yang melanda Indonesia membuat proyek tersebut tidak berjalan.
Januari 2005, pada ajang Infrastructure Summit I, wacana pembangunan infrastruktur telekomunikasi kembali mencuat ke permukaan.
Setelah Nusantara 21 tenggelam, muncul ide Cincin Serat Optik Nasional (CSO-N) yang diprakarsai oleh PT Tiara Titian Telekomunikasi (TT-Tel).
Aplikasi tersebut merupakan jaringan kabel kasar bawah laut berbentuk cincin terintegrasi berisi frekuensi pita lebar yang membentang dari Sumatra Utara hingga Papua bagian barat dengan perkiraan panjang sekitar 25.000 km.
Setiap cincin akan meneruskan akses frekuensi pita lebar dari satu titik ke titik lainnya di setiap kabupaten.
Akses tersebut akan mendukung jaringan serat optik pita lebar berkecepatan tinggi dengan kapasitas 300 gbps hingga 1.000 gbps di daerah tersebut.
Pemerintah kemudian memopulerkan gagasan tersebut dengan nama Palapa O2 Ring.
Akan tetapi karena mirip dengan merek dagang salah satu ponsel, pemerintah mengubah nama proyek serat optik ini menjadi Palapa Ring.
Pembangunan Palapa Ring
Proyek Palapa Ring dimulai dengan penandatanganan hasil konsorsium untuk pembangunan jaringan serat optik di Kawasan Indonesia Timur (KIT) pada Jumat 5 Juli 2007 oleh tujuh operator telekomunikasi.
Perusahaan operator telekomunikasi yang terlibat itu PT. Bakrie Telecom Tbk, PT. Excelcomindo Pratama Tbk, PT. Indosat Tbk, PT. Infokom Elektrindo, PT. Macca System Infocom, PT. Powertek Utama Internusa, dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom).
Pembangunan serat optik di KIT adalah sepanjang 10.000 kilometer yang dimulai pada 2008 dan memakan biaya Rp 4 triliun.
Setelah itu, tender Palapa Ring skala nasional dibuka kembali oleh pemerintah pada Oktober 2007 yang sebelumnya di dahului oleh penyelesaian dokumen tender pada September.
Setelah penandatanganan kontrak dengan para pemenang tender pada November 2007, pembangunan dilakukan pada pertengahan 2008 dan diprediksikan selesai 2013.
Investasi pembangunan Palapa Ring sepenuhnya berasal dari operator telekomunikasi anggota konsorsium, tidak ada dana yang berasal dari Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN).
Dalam proyek pembangunan Palapa Ring tersebut porsi investasi Telkom sebesar 40%, sedangkan anggota konsorsium lainnya sebesar 13,3%, kecuali satu anggota konsorsium sekitar 6,4%.
Dengan penyertaan dana 40%, Telkom mendapatkan kuota kapasitas terbesar yakni setara 40 Gbps dari total kapasitas Palapa Ring sekitar 85 Gbps.
Terancam hanya mimpi
Dilansir dari Kompas.com, Palapa Ring sempat terancam hanya sekadar mimpi.
Sebab, pembangunannya pernah mangkrak hampir satu dekade sejak diwacanakan pada 2007 lalu.
Barulah pada 2015, pemerintah bertekad merealisasikan proyek Palapa Ring.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara akhirnya memulai tender proyek Palapa Ring yang dibagi menjadi tiga paket, yakni Palapa Ring Barat, Palapa Ring Tengah, dan Palapa Ring Timur.
Palapa Ring Barat meliputi wilayah Riau dan Kepulauan Riau (sampai dengan Natuna), Palapa Ring Tengah mencakup wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kepulauan Sangihe-Talaud).
Sementara Palapa Ring Timur menjangkau wilayah NTT, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Cakupan Wilayah
Pada 2016, proyek tersebut mulai dijalankan, dan pembangunannya rampung pada tahun 2019.
Palapa Ring diproyeksikan menjadi tulang punggung sistem telekomunikasi nasional dengan membangun serat optik sepanjang 36.000 kilometer dari barat ke timur Indonesia.
Proyek kabel optik internet terdiri dari 7 lingkar kecil serat optik untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, serta Maluku dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.
Harapannya, kabel serat optik ini bisa menjangkau 440 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.
Dikutip dari laman resmi Kominfo, Palapa Ring ini akan mengintegrasikan jaringan yang sudah ada (existing network) dengan jaringan baru (new network) pada wilayah timur Indonesia (Palapa Ring-Timur).
Palapa Ring-Timur akan dibangun sejauh 4.450 Km yang terdiri dari sub marine cable sejauh 3.850 km dan land cable sepanjang 600 Km, dengan landing point di 15 titik pada 21 kota/kabupaten.
Kapasitas jaringan kabel optik Palapa Ring mencapai 100 GB dan bisa di-upgrade hingga 160 GB dengan mengusung konsep ring, dua pair (empat core).
Proyek besar ini tentu memakan biaya tidak sedikit.
Pendanaan
Melansir pemberitaan Antaranews.com, pemerintah menggunakan skema pembayaran Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), sesuai yang tercantum dalam Peraturan Presiden (perpres) No. 38 tahun 2015.
Konsepnya menggunakan BOOT (Build Own Transfer) dan menerapkan skema pembayaran ketersediaan layanan atau availability payment (AP), yang diprakarsai Kementerian Keuangan.
Dana AP sendiri berasal dari Dana Kontribusi Universal Service Obligation (USO). Dalam sebuah kesempatan, Rudiantara berujar sudah ada 18 perusahaan yang berminat akan menggunakan jaringan Palapa Ring.
Mereka adalah para operator seluler dan penyelenggara jasa internet.
Dua perusahaan di antaranya yang tengah menguji coba adalah PT Telkom dan Primacom.
Kecepatan
Menurut Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Bambang Noegroho, kecepatan internet Palapa Ring diklaim tembus 40 Mbps, sedangkan upload mencapai 7 Mbps. H
Hal itu sesuai dengan uji coba yang dilakukan di jaringan Palapa Ring Tengah pada Januari 2019 lalu.
Kecepatan tersebut merupakan peningkatan dari sebelumnya, saat belum ada Palapa Ring, yang hanya berkisar 2 Mbps.
Angka ini diperoleh saat uji coba menggunakan aplikasi Speedtest di Terminal Station Morotai.
Sementara itu di lokasi lain, yakni di sekitar Taman Kota Morotai, kecepatan yang diperoleh berkisar 30 Mbps.
"Hal ini seharusnya dimanfaatkan operator agar masyarakat mendapatkan manfaat lebih besar," ungkap Bambang lewat pernyataan resminya kepada KompasTekno, Kamis (3/1/2019).
(Tribunnews.com/Kompas.com)
Dereten Drama dan Film yang Dibintangi Sulli Eks f(x) Sepanjang Kariernya Sebelum Tewas Bunuh Diri
Gemparkan Dunia, Inilah 16 Pesepak Bola yang Tewas Bunuh Diri secara Tragis seperti Sulli Eks f(x)
Sulli Eks f(x) Depresi hingga Ditemukan Tewas Bunuh Diri,Sosok Choiza Mantan Pacar Kini Jadi Sorotan
Perjalanan Karier Girlband F(x) yang Sempat Populerkan Nama Sulli sebelum Ditemukan Tewas Bunuh Diri
Follow akun instagram Tribun Timur: