Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lagi Disorot, Ini Pembelaan Camat Ciputat yang juga Putra Mantan Bupati Bulukumba Patabai Pabokori

Lulusan IPDN itu menegaskan bahwa pegawai wanita di kantornya tetap mengenakan busana muslim putih setiap Jumat.

Editor: Jumadi Mappanganro
zoom-inlihat foto Lagi Disorot, Ini Pembelaan Camat Ciputat yang juga Putra Mantan Bupati Bulukumba Patabai Pabokori
handover - FB Andi Dandi Pabatai
Andi Dandi Patabai (kanan) bersama orangtuanya

Niatnya Baik, Camat Ciputat yang juga Putra Mantan Bupati Bulukumba Patabai Pabokori Justru ‘Diserang’ dan Dituduh Radikal

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Camat Ciputat Andi Dandi Patabai sedang ramai dibicarakan di media sosial maupun di media mainstream. Tak sedikit yang nyinyir kepadanya.

Gegaranya, beredar di media sosial surat edaran berisikan perintah mengenakan gamis hitam bagi pegawai perempuan setiap hari Jumat di kantor Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan.

Surat bertanggal 9 Oktober 2019 itu tercantum nama Andi D Patabai.

Saat ramai percakapan soal gamis hitam, Dandi ‘diserang’ lagi. Bahkan ada netizen yang mengaitkannya dengan kelompok radikal.

Putra mantan Bupati Bulukumba Andi Patabai Pabokori ini dituduh dekat dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Foto Andi Dandi menerima pengurus Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) beberapa tahun lalu pun dimunculkan lagi di media sosial.

Bukan hanya itu, ia juga dituduh ikut aksi 212 di Jakarta beberapa waktu lalu.

Rudianto Lallo Hingga Nurhaldin Nurdin Dilantik Jumat, Berikut 50 Anggota DPRD Makassar

Kabar Terbaru Irma Nasution Dilapor ke Polisi & Suaminya Mantan Dandim Kendari Kolonel Hendi Ditahan

Benarkah tuduhan itu?

"Surat yang sedang viral di medsos tidak benar," kata putra asal Bone ini, Minggu (13/10/2019).

Dandi mengatakan surat tersebut hasil dari penerjemahan yang salah atas instruksinya yang meminta baju putih diganti dengan busana berwarna lebih gelap.

Perkara penggunaan busana putih pegawai memang sempat menjadi pembicaraan di Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) karena dianggap transparan.

Dandi mengatakan, busana putih yang dinilai transparan itu datang dari aduan masyarakat.

Masyarakat yang datang ke kecamatan tidak nyaman dengan busana putih yang dikenakan para pegawai.

Dandi pun menginstruksikan pegawainya agar mengganti baju putih itu dengan busana yang lebih gelap, dari mulai batik hingga busana muslim hitam.

Ditabrak Jupiter Saat Menyeberang, Staf Dinas Pertanian Mamasa Tewas

BOCORAN Menteri-menteri Jokowi Maruf Amin, Sandiaga Mantan Prabowo Akan Jabat Menteri BUMN?

"Pernah ada yang menyampaikan untuk bajunya jangan terlalu tipis, dan arahan saya ke staf untuk ganti warna gelap, sehingga pada saat jumat staf pakai baju warna gelap yang berbeda-beda. Ada yang pakai batik, kemeja dan saya imbau lagi untuk seragam pakai warna busana muslim hitam," jelas Dandi.

Namun, Andi mengatakan, instruksinya diterjemahkan salah oleh pembuat surat edaran.

Andi tidak mengatakan siapa yang membuat surat edaran itu.

Akhirnya surat edaran itu batal diberlakukan, karena merujuk pada Peraturan Wali Kota (Perwal) yang mengatur pakaian pegawai.

Lulusan IPDN itu menegaskan bahwa pegawai wanita di kantornya tetap mengenakan busana muslim putih setiap Jumat.

"Di kantor Camat Ciputat tetap menggunakan busana muslim warna putih," katanya.

Menurutnya, kebijakan tersebut telah diatur dalam Peraturan Wali Kota tentang Pakaian Dinas PNS di Lingkup Pemerintahan Kota Tangerang Selatan.

Bertemu HTI
Sementara foto pertemuannya HTI Cabang Ciputat pada tahun 2015 muncul saat ramai kasus surat edaran gamis hitam.

"Pertemuan itu terjadi pada April tahun 2015 lalu antara camat beserta seluruh aparatur pemerintahan di kecamatan dengan warga Ciputat yang merupakan anggota HTI.

Tujuannya adalah silaturahmi dan perkenalan dengan Camat Ciputat yang baru," kata Dandi, Minggu(13/10/2019).

Ia mengaku saat itu memang menerima banyak ormas Islam untuk bersilaturahmi termasuk HTI.

"Pada awal saya menjabat di Ciputat saya menerima beberapa ormas Islam dan ormas pemuda untuk perkenalan dan penyampaian program di kemasyarakatan," jelasnya.

Ia mengatakan, pihaknya menerima HTI saat itu juga setelah berkonsultasi dengan MUI Kecamatan Ciputat.

“Arahan MUI terima saja karena sekedar silaturahmi dan perkenalan. Juga pada rapat pengawasan wilayah di Pemkot Tangsel pada saat itu saya sampaikan kepada pimpinan rapat bahwa saya menerima kunjungan ormas HTI dan mohon arahan," paparnya.

Namun setelahnya, Dandi tidak menerima lagi kedatangan HTI setelah ormas tersebut dinyatakan terlarang oleh pemerintah.

Terkait foto Andi yang juga ramai di media sosial yakni saat dirinya mengikuti aksi 212 pada 2017 lalu, ia juga memberikan penjelasan.

Katanya, kehadirannya itu hanya lebih kepada gerakan moral dan spontan.

Ia menegaskan tidak terkait atau terafiliasi dengan organisasi manapun.

“Saya datang sendiri ke Thamrin dan parkir di Sarinah dan membeli beberapa baju dan topi yang bertuliskan kalimat Tauhid karena sepanjang jalan banyak yang menjual. Pada saat di depan Sarinah saya ketemu beberapa warga Ciputat yang ikut hadir dan mereka minta berfoto bersama," jelasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved