Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anak Kecanduan Ponsel atau Gadget? Ini Fakta Harus Diketahui Orangtua

Ada fakta mengejutkan mengenai kondisi kesehatan kejiwaan masyarakat. Terutama di kalangan anak-anak di Jawa Barat.

Editor: Ansar
istimewa
Anak Anda Kecanduan Ponsel (ilustrasi) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kondisi kesehatan masyarakat tampaknya makin memprihatinkan.

Ada fakta mengejutkan mengenai kondisi kesehatan kejiwaan masyarakat.

Terutama di kalangan anak-anak di Jawa Barat.

Direktur RSJ Provinsi Jawa Barat, dr Elly Marliyani mengungkapkan, banyak anak-anak di Jawa Barat yang termasuk dalam orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).

Setelah SBY Demokrat Giliran Prabowo Gerindra Temui Jokowi di Istana, Golkar & Nasdem Menyindir

VIDEO: BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasikan Penghargaan Paritrana 2019

Kantin dan Ruang Tes Psikologi SIM Polres Palopo Ludes Terbakar

Hal itu disebabkan karena penggunaan gadget (smartphone atau HP) secara berlebihan.

Elly mengatakan, pihaknya kini memang belum mengantongi data pasti berapa jumlah anak yang ketergantungan gagdet.

Namun menurut prevalensi yang ada, satu dari sepuluh orang telah menjadi ODMK.

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat di Cisarua pun sudah menerima pasien anak yang mengidap ODMK.

Biasanya, kata Elly, ODMK berusia di atas 15 tahun.

Mengejutkannya, kini ada juga pasien yang lebih muda.

"Usia 5 tahun dan 8 tahun sudah kami tangani, akibat ketergantungan menggunakan gadget," kata Elly dalam kegiatan Jabar Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate, Kamis (10/10/2019).

Potensi anak pengidap ODMK ini bisa meningkat bila tak ditangani.

Potensinya bisa meningkat, kata Elly, lantaran dipengaruhi oleh gadget.

Tak bisa dipungkiri, saat ini para orang tua memang sudah banyak yang memberikan gadget kepada anak mereka.

Pada awalnya, para anak diberikan gadget agar anak tak mengganggu kegiatan orang tua.

Namun justru, hal itu bisa memberikan pengaruh buruk pada si anak.

Setelah SBY Demokrat Giliran Prabowo Gerindra Temui Jokowi di Istana, Golkar & Nasdem Menyindir

VIDEO: BPJS Ketenagakerjaan Sosialisasikan Penghargaan Paritrana 2019

Kantin dan Ruang Tes Psikologi SIM Polres Palopo Ludes Terbakar

Imbasnya si anak bisa jadi kecanduan gadget.

Ketergantungan itu bisa menganggu kondisi kejiwaan anak tersebut.

"Contohnya pas pemadaman listrik pada Agustus lalu, ada anak kecil yang ngamuk gara-gara gawainya mati, tidak bisa diberi tahu kondisinya, ngamuk menghancurkan pintu," ujar Elly.

Elly pun mengatakan hal itu bisa dicegah dari awal, yakni memberikan gadget pada anak sesuai dengan usianya.

Selain itu, orang tua harus membuat anaknya aktif bermain dengan teman seusia anaknya dan mempopulerkan kembali permainan tradisional.

"Kalau gadget dipakai berlebihan dan menjadi ketergantungan bisa menganggu jiwa anak tersebut," ujarnya. (TribunJabar/Syarif Abdussalam)

Hindari Kecanduan Main Game 

Wakil Ketua Bidang Psikologi KONI Provinsi Jawa Barat, Dra. Ardanti R Widyastuti, Psi, paparkan cara menghindari risiko kecanduan bermain gim.

Menurutnya, risiko yang perlu di waspadai bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Tahun 2018 ini memasukan gaming disorder atau kecanduan gim ke dalam internasional Classification of Diseases (ICD)-DSM.

Sementara satu studi mendapati bahwa keseringan menatapi layar dapat membahayakan jiwa anak, yakni Narkolema, yang dapat merusak otak anak.

Cara menghindari risiko tersebut, menurut Ardanti, dengan membuat kurikulum atau program yang terstruktur dalam pelatihan eSport, kerja sama antara pelatih, sekolah, dan orangtua.

Setelah itu, program yang telah dibentuk, harus dijalankan dengan disiplin yang baik.

Menurut Ardanti, tidak adanya pola disiplin akan menyebabkan kecanduan gim.

"Berkaitan dengan dunia pendidikan yang cukup empat tahun terakhir ini, banyak keluhan tentang kecanduan gim. Kecanduan yang terjadi disebabkan karena tidak ada pola disiplin," ujar Ardanti, di Konferensi Pers High School League, Jalan Otto Iskandar Dinata No.16, Senin (17/9/2018).

Pelatih, sekolah, dan orangtua juga harus mengawasi dan memantau, dengan membuat sistem parental control.

Sekolah dan orangtua juga dapat menetapkan persyaratan prestasi yang bagus untuk mengikuti program pembinaan.

Hal itu sebagai bentuk tanggung jawab pelajar terhadap tugas studinya.

Tanggung jawab tersebut dibuat sebagai kesepakatan antara sekolah, orangtua, dengan anak.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kecanduan Gadget, Banyak Anak yang Alami Masalah Kejiwaan: Mengamuk hingga Hancurkan Pintu, https://www.tribunnews.com/regional/2019/10/11/kecanduan-gadget-banyak-anak-yang-alami-masalah-kejiwaan-mengamuk-hingga-hancurkan-pintu?page=all.

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved