Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Alasan Menkopolhukam Wiranto Kerap Jadi Sasaran Pembunuhan, Cek Rekam Jejak dan Karier Militernya

Alasan Menkopolhukam Wiranto Kerap Jadi Sasaran Pembunuhan, Cek Rekam Jejak dan Karier Militernya

Editor: Anita Kusuma Wardana
Instagram @wiranto.official
Alasan Menkopolhukam Wiranto Kerap Jadi Sasaran Pembunuhan, Cek Rekam Jejak dan Karier Militernya 

Setahun berikutnya Wiranto diangkat menjadi Kadep Milnik Pussentif, lalu menjadi kasbrigif-9 Kostrad, Maasops Kas Kostrad, serta Asops Kasdivif-2 Kostrad pada tahun 1988.

Mengapa Wiranto jadi sasaran pembunuhan?
Mengapa Wiranto jadi sasaran pembunuhan? (Instagram @wiranto.official)

Namanya mulai diperhitungkan ketika Wiranto dipilih menjadi Ajudan Presiden Soeharto pada tahun 1989 sampai 1993.

Kariernya terus naik ketika ia didapuk sebagai Kasdam Jaya pada tahun 1993 sampai 1994 sebelum akhirnya diangkat sebagai Pandam Jaya dari tahun 1994 sampai 1996.

Pada tahun 1996, Wiranto diangkat menjadi Pangkostrad sampai 1997 dan kemudian diangkat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) sejak 1997 sampai 1998.

Puncak kariernya dimiliter adalah ketika Wiranto diangkat menjadi Panglima ABRI oleh Presiden Soeharto pada tahun 1998 dan menjabat sampai tahun 1999. (3)

Pasca gulingnya Presiden Soeharto, Wiranto kemudian diangkat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan Kabinet Reformasi dan menjabat sejak 1998 sampai 1999.

Di era Presiden Abdurrahman Wahid, namanya kembali mengisi kursi kabinet. Wiranto ditunjuk kembali oleh Presiden Abdurrahman Wahid untuk menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan.

Namun di tengah masa jabatannya, Wiranto kemudian dinonaktifkan karena kasus pelanggaran HAM di Timor Timur pada tahun 1999 yang melibatkan dirinya.

Wiranto bersama lima perwira lain didakwa oleh pengadilan PBB terlibat dalam kekerasan yang menyebabkan 1.500 warga Timor Timur itu tewas.

Namun pengadilan HAM Indonesia menolak keputusan tersebut dan melakukan penyelidikan terhadap perwira dan aparat yang diduga terlibat.

Penolakan tersebut dianggap sebuah pelecehan dan membuat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat marah, akhirnya Wiranto beserta temannya dilarang masuk ke wilayah Amerika Serikat.

Meski begitu, Wiranto tetap berkarier di dunia politik.

Pada tahun 2004, Wiranto bahkan maju sebagai calon presiden dari Partai Golkar berpasangan dengan Salahudin Wahid setelah memenangkan konvensi capres yang digelar oleh Partai Golkar.

Namun dalam pemilu ini Wiranto kalah dan harus mengakui keunggulan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla yang kemudian menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia.

Wiranto tidak putus asa, setelah mendirikan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) pada tahun 2006, ia kembali maju dalam Pemilu 2009 mewakili Jusuf Kalla.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved