Sopir ini Berani Tiduri Istri Tuannya, Ternyata ini Alasan Sang Istri Bos Ajak Selingkuh
Sopir ini Berani Tiduri Istri Tuannya, Ternyata ini Alasan Sang Istri Bos Ajak Selingkuh
- sopir ini Berani Tiduri Istri Tuannya, Ternyata ini Alasan Sang Istri Bos Ajak selingkuh
TRIBUN-TIMUR.COM - BHS (33), sopir yang menjalin perselingkuhan dengan istri tuannya, YL (40), memberi pengakuan blak-blakan soal hubungannya dengan YL.
Di depan penyidik dari Polsek Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (2/10/2019), BHS menceritakan awal menjalin asmara dengan tuannya hingga merencanakan pembunuhan terhadap suami YL, yakni VT (42).
Terungkap perselingkuhan majikan dan driver ini sudah 1 tahun terjalin, yakni dimulai sekitar akhir 2018.
BHS dan YL berkenalan di Surabaya saat BHS menjadi penyelenggara acara pelatihan di sana.
BHS adalah panitia, sedangkan YL menjadi salah satu pesertanya.
Diakui BHS, waktu itu belum muncul benih-benih perselingkuhan waktu itu.
Namun, mereka menjalin komunikasi intens hingga YL yang pertama menyatakan menaruh hati pada sopirnya tersebut.
Ironisnya, BHS justru direkrut oleh VT, suami YL.
Akhirnya perselingkuhan BHS dan YL makin intens dan keduanya menjadi lebih dekat.
Kira-kira setahun setelah berselingkuh, YL mengungkapkan ingin menyingkirkan suaminya yang dicurigainya berselingkuh.
Maka mereka mulai merencanakan membunuh VT.
Berikut pengakuan blak-blakan BHS di depan penyidik:
Baca: 10 Potret Nuraaen, Menantu yang Viral Gegara Lari Ketika Ibu Mempelai Pria Tiba di Pernikahan
Baca: Video Panas Siswi SMK Tuban Berhubungan Badan Layaknya Suami Istri Viral di Facebook, Durasi 6 Detik

Kami pertama kali berkenalan di Surabaya, sekitar akhir 2018.
Saya menjadi panitia penyelenggara pelatihan, YL menjadi salah satu pesertanya.
Jadi pertama kenal di pelatihan di Surabaya itu.
Sejak itu, mulai saling kontak dan telepon-teleponan (BHS masih di Surabaya waktu itu, sementara YL kembali ke Jakarta).
Karena sering kontak, YL mulai suka sama saya.
Saya juga sudah mulai suka (YL).
Bulan Juni (2019), saya diajak ke Jakarta, mau dipekerjakan di perusahaan suami YL (perusahaan VT bergerak di bidang teknologi informasi).
Yang rekrut saya, memang VT (suami YL).
Awalnya saya jadi driver pribadi VT.
Pada saat tersebut memang belum ada posisi apa-apa.
Tapi suaminya sangat tertarik dengan skill dan kemampuan saya.
Ya udah untuk sementara waktu jadi driver.
Saya tentu saja menerima tawaran VT itu.
Saya memang sudah lama ingin ke Jakarta untuk bekerja.
Juni itu, saya ke Jakarta dan bekerja sebagai driver.
Saya makin dekat dengan keluarga VT dan YL.
Saya dan YL makin akrab dan dekat.
Jadi mungkin beliau nyaman dengan saya.
Saya pun nyaman komunikasi dengan beliau.
Jadi deket seperti itu aja.
Suatu hari YL mengatakan ingin membunuh suaminya karena berselingkuh.
Kami sepakat untuk menguasai harta VT.
Kami cari cara untuk menghabisi VT.
Juni itu, kita sepakat pakai racun sianida saja seperti yang di televisi.
Tapi gagal karena YL tidak berani kasih racun sianida ke suaminya.
Padahal sianidanya sudah telanjur saya beli.

(Kepada YL, BHS mengaku membeli racun sianida di Singapura.
Karena itu, BHS meminta uang lumayan besar kepada YL.
Nyatanya, BHS membeli sianida melalui online shop).
Karena yang pertama gagal, Juli, kami sepakat lagi untuk membunuh VT.
Kami sepakat menyewa HER dan BK yang memang pekerjaannya sebagai pembunuh bayaran.
Kita rencanakan eksekusi VT tanggal 13 September.
Saya yang menjadi driver, mengantar VT di sekitaran Kelapa Gading.
HER dan BK sudah menunggu di tempat yang kita sepakati.
Sampai depan North Jakarta Intercultural School Kelapa Gading, Saya minta izin berhenti karena mau muntah.
Saya keluar dari mobil dengan alasan mual.
Sesuai yang direncanakan, pas saya tidak ada di mobil, HER dan BK masuk ke dalam mobil dan langsung menikam perut VT dengan pisau .
(Terungkap, skenario tidak berjalan sesuai rencana karena VT masih belum tewas meski sudah ditikam.
Malah, VT berhasil kabur dan membawa mobil ke rumah sakit.
VT dirawat lalu melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Kelapa Gading).

BHS Tipu Istri Bosnya
BHS diam-diam memanfaatkan situasi dengan mengambil keuntungan dari prahara rumah tangga majikannya.
Menurut Kapolres, BHS dua kali menipu YL terkait pembiayaan untuk rencana pembunuhan VT.
Pertama, BHS menipu YL ketika hendak membeli sianida untuk meracuni suaminya.
Ia mengaku kepada YL jika sianida harus dibeli di Singapura seharga 3 ribu dollar Singapura atau Rp 30 juta sekian.
Untuk mendapatkan uang sebanyak itu, YL sampai mencuri ATM suaminya.
Kenyataannya, BHS membeli sianida itu melalui online seharga sekitar Rp 500 ribu.
BHS kemudian berangkat ke Singapura untuk mengambil uang dari ATM milik suami YL.
"Racun sianida itu terbukti dibeli secara online di Indonesia," ungkap Budhi.
"Itu hanya pengakuan BHS kepada YL agar diberikan uang lebih untuk membeli barang tersebut," ucapnya.
Penipuan kedua, BHS menyarankan YL untuk menyewa dua pembunuh.
BHS kembali meminta uang Rp 300 juta kepada YL untuk membayar BK dan HER.
Bingung harus cari uang di mana, YL terpaksa menggadaikan mobil, emas.
Ia juga mencuri uang suaminya untuk memenuhi permintaan BHS.
Uang Rp 300 juta itu akhirnya YL berikan kepada BHS.
Namun, BHS malah menggunakan sebagian besar uang itu untuk foya-foya.
Sebanyak Rp 100 juta untuk membayar BK dan HER.
"Sisanya yang Rp 200 juta digunakan oleh BHS untuk berfoya-foya," ujar Budhi.
Akhirnya, pada 16 September 2019, polisi berhasil meringkus BHS di Bali, lalu menangkap YL di kediamannya.
BHS dan YL dijerat 340 KUHP juncto pasal 53 KUHP tentang pembunuhan berencana subsidair pasal 353 ayat 2 KUHP.
Sopir dan majikan perempuannya itu terancaman hukuman maksimal seumur hidup.
Sementara BK dan HER masih dicari polisi.
10 Fakta Pembunuhan Berencana terhadap VT
Terungkapnya kasus pembunuhan berencana oleh seorang istri kepada suami di Kelapa Gading, Jakarta, membuka sejumlah fakta mengejutkan.
Berikut 10 fakta pembunuhan berencana disertai perselingkuhan dan penipuan ini:
1. Sewa Pembunuh Bayaran
BHS dan YL menyewa dua orang, HER dan BK, yang adalah pembunuh bayaran, untuk menghabisi VT.
Sesuai perencanaan, eksekusi terhadap VT dilakukan 13 September lalu.
Kala itu, BHS yang berada dalam satu mobil dengan VT berkendara di sekitaran Kelapa Gading.
Sesampainya di depan North Jakarta Intercultural School Kelapa Gading, BHS meminta izin keluar dari dalam mobil dengan alasan mual.
2. Eksekusi Gagal
Saat itulah eksekusi dilakukan.
Salah seorang pembunuh bayaran menghampiri VT yang berada di kursi pengemudi dan menghunuskan pisaunya ke leher korban.
Melihat VT belum meregang nyawa, pembunuh ini mencoba menghunuskan pisaunya ke perut korban.
Akan tetapi aksinya gagal. VT berhasil melepaskan diri dan mengemudikan mobilnya menjauhi TKP.
"Korban mau ditusuk perutnya namun korban yang mengendarai kendaraannya langsung tancap gas. Korban langsung mengarah ke rumah sakit, mendapatkan perawatan, lalu laporan," kata Budhi.
3. BHS Ditangkap di Bali, YL Diringkus di Rumah
Berdasarkan laporan VT, polisi langsung bergerak. Akhirnya, pada 16 September 2019, BHS berhasil diringkus di daerah Bali, menyusul YL yang ditangkap di kediamannya.

Kombes Pol Budhi Herdi Susianto melanjutkan, kasus ini berawal dari adanya kecemburuan YL terhadap VT yang diduga berselingkuh.
4. Sakit Hati Diselingkuhi, YL Selingkuh dengan Sopir
Karena sakit hati, YL akhirnya membalas perselingkuhan suaminya.
Ia menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih dengan BHS, yang sebelumnya sering dijadikan tempat berkeluh kesah perihal hubungan keluarganya yang retak.
Meski hanya menjadi sopir pribadi VT, ternyata hubungan YL dan BHS makin erat setelah berbulan-bulan.
Mereka pun berencana membunuh VT dan menguasai hartanya.
"Kemudian dari hubungan ini, karena perbuatannya sudah terbuka di antara keduanya, motif lain ingin menguasai harta dari keluarga tersebut," kata Budhi di Mapolsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (1/10/2019).
5. YL ditipu BHS
BHS mengelabui dua kali kepada YL saat merencanakan pembunuhan VT.
Hal itu terkait pembiayaan untuk melancarkan rencana pembunuhannya.
Penipuan pertama, BHS menipu YL ketika hendak membeli racun sianida untuk percobaan pembunuhan terhadap VT.
6. Ngaku Beli Sianida di Singapura
Kepada YL, BHS mengaku bahwa akan membeli racun sianida itu di Singapura dengan harga 3.000 dollar Singapura.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan, untuk mendapatkan uang itu, YL sampai mencuri ATM suaminya.
Kenyataannya, BHS membeli racun sianida itu melalui online dengan harga sekitar Rp 500 ribu.
BHS kemudian berangkat ke Singapura untuk mengambil uang dari ATM milik suami YL.
"Racun sianida itu terbukti dibeli secara online di Indonesia. Itu hanya pengakuan saudara BHS kepada YL agar diberikan uang yang lebih untuk membeli barang tersebut," kata Budhi, Senin (1/10/2019).
7. YL Tak Berani Pakai Sianida
Racun sianida itu sudah dibeli dan siap digunakan.
Namun, YL yang ditugaskan mengeksekusi dengan mencampurkan racun ke minuman suaminya malah tak berani.
Akhirnya, kedua pelaku merencanakan percobaan pembunuhan kedua, dengan menyewa pembunuh bayaran.
Juli lalu, BHS menyarankan soal percobaan pembunuhan kedua itu.
Kala itu, BHS meminta uang kepada YL sebesar Rp 300 juta untuk membayar dua pembunuh bayaran, BK, dan HER.
8. Gadaikan Mobil, Emas, dan Curi Uang Suami demi Selingkuhan
YL yang bingung mencari uang tersebut terpaksa menggadaikan mobil, emas, serta mencuri uang suaminya untuk memenuhi permintaan BHS.
Uang Rp 300 juta itu pun ia berikan kepada BHS.
9. Duit Ratusan Juta Dipakai BHS Foya-foya
Namun, BHS malah menggunakan sebagian besar uang itu untuk foya-foya.
"Faktanya baru diberikan (BHS kepada BK dan HER) Rp 100 juta. Yang Rp 200 juta digunakan oleh BHS untuk berfoya-foya," ujar Budhi.
10. Terancam Hukuman Seumur Hidup
Atas perbuatannya, BHS dan YL dijerat 340 KUHP juncto pasal 53 KUHP tentang pembunuhan berencana subsidair pasal 353 ayat 2 KUHP tentang penganiayaan berencana dengan ancaman hukuman maksimal seumur hidup.(TribunnewsWiki*)
Penulis: Gerald Leonardo Agustino