Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

Hari Batik Nasional Google Doodle Tampilkan Gambar Batik Indonesia, Begini Sejarahnya

Penetapan batik oleh UNESCO ini terjadi pada 2 Oktober 2009, lewat keputusan komite 24 negara yang bersidang di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
google
Google Doodle batik 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Batik merupakan salah satu ikon dari bangsa Indonesia.

Setiap tanggal 2 Oktober Indonesia memperingati Hari Batik Nasional.

Bahkan, Google pun ikut merayakan Hari Batik Nasional yang jatuh pada Rabu (2/10/2019) hari ini.

Terlihat dari mesin pencari Google Indonesia, gambar batik ditampilkan.

Tidak hanya itu, Google Doodle juga turut merayakan momen spesial ini.

Staf hotel berpose menggunakan busana dengan bahan Batik di lobi hotel The Rinra, Rabu (2/10).
Staf hotel berpose menggunakan busana dengan bahan Batik di lobi hotel The Rinra, Rabu (2/10). (Muh Abdiwan)

Dilansir dari Tribun Lifestyle, Google Doodle pada Rabu hari ini menampilkan tiga motif batik khas Indonesia, di antaranya motif parang.

Ini adalah tahun ke-10, rakyat Indonesia merayakan Hari Batik Nasional yang ditetapkan per 2009 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

SBY kala itu juga mengimbau masyarakat mengenakan batik saat perayaan Hari Batik Nasional dan terus dilakukan hingga kini.

Badan PBB untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Budaya (UNESCO) mengakui batik sebagai “Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi.

Penetapan batik oleh UNESCO ini terjadi pada 2 Oktober 2009, lewat keputusan komite 24 negara yang bersidang di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Batik Indonesia dinilai sarat dengan teknik, simbol, dan budaya yang tidak lepas dari kehidupan masyarakat sejak lahir hingga meninggal.

Selain batik, UNESCO juga mengakui wayang (2003), keris (2005), dan angklung (2010) sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non Bendawi khas Indonesia.

Menilik ke belakang, batik telah berkembang di berbagai daerah di Indonesia.

Namun menurut maestro batik Iwan Tirta dalam bukunya A Play of Light and Shades, batik boleh jadi berkembang secara bersamaan di beberapa tempat di dunia.

Di Indonesia, Iwan menyebut pada akhir abad ke-19 seorang akademisi bernama Rouffer melaporkan adanya motif batik sehalus gringsing diproduksi di Kediri pada abad ke-12.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved