Hari Kesaktian Pancasila, Ketua GP Ansor Soppeng 'Ceramahi' Santri Ponpes Sirathal Mustaqiem
Sukardi menjadi pembina upacara di Pondok Pesantren (Ponpes) Sirathal Mustaqiem, Desa Lompulle, Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng, Selasa (01/10/19).
Penulis: Desy Arsyad | Editor: Sudirman
3. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono.
4. Mayor Jendral Siswondo Parman.
5. Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan.
6. Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo.
7. Lettu Pierre Andreas Tendean.
Oknum yang membunuh para pahlawan revolusi tersebut digambarkan sebagai upaya mengkudeta pemerintahan yang sah.
Kendati demikian, tragedi itu memang masih jadi perdebatan di tengah lingkungan akademisi hingga saat ini.
Dialog demi dialog tercipta, mempertanyakan siapa dalang dan apa motif sebenarnya di balik G30S.
Saat itu, kelompok keagamaan terbesar dan otoritas militer menyebarkan, bahwa insiden itu adalah usaha PKI untuk mengubah unsur Pancasila.
Memang, sempat timbul gejolak setelah G30S meletus.
Namun pada akhirnya, gejolak itu berhasil diredam oleh otoritas militer.
Pascatragedi G30S, memang terjadi pembersihan semua unsur pemerintahan dari pengaruh PKI.
Banyak yang berpendapat, justru 1 Oktober dapat disikapi sebagai hari perkabungan nasional, bukan untuk ritual Kesaktian Pancasila.
Menurut Ashadi Siregar, ditumpasnya kekuatan anti Pancasila atau berbagai pemberontakan, perlu disikapi dengan pemahaman kesejarahan yang rasional.
Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Mapolda Sulbar. (nurhadi tribun timur)
Jangan sampai, menyikapi penumpasan kekuatan anti Pancasia dengan irasionalitas keyakinan saktinya Pancasila.