Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rocky Gerung Sebut Menteri Yasonna Laoly Ngaco Seusai Permalukan Mahasiswa di ILC

Rocky Gerung Sebut Menteri Yasonna Laoly Ngaco Seusai Permalukan Mahasiswa di ILC

Editor: Ilham Arsyam
Youtube
Yasonna Laoly vs Rocky Gerung 

- Rocky Gerung Sebut Menteri Yasonna Laoly Ngaco Seusai Permalukan mahasiswa di ILC

TRIBUN-TIMUR.COM - Rocky Gerung menyayangkan sikap Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly yang membully anak BEM.

Hal itu diungkapkannya di acara CNN Indonesia dengan tema Titik Nadir Indonesia yang tayang Jumat (27/9/19)

Rocky Gerung mengatakan bahwa apresiasi yang dilakukan Jokowi adalah hal yang biasa.

Ia lantas kecewa dengan ucapan Yasonna Laoly yang membully anak-anak Badan Eksektif Mahasiswa (BEM).

Baca: Motif JY Bunuh Ratmiati yang Baru Saja Diajaknya Bersetubuh, ini Reaksi Suami Sah Korban

"Pak Jokowi mengapresiasi, ya itu tentu, tapi menterinya membully anak BEM," ujarnya.

lantas, Rocky Gerung menirukan ucapan Yasonna laoly.

"Bego kalian dungu, nggak baca sih, Homo homini lupus," ujar Rocky menirukan Yasonna Laoly.

Rocky Gerung lantas menyebut bahwa Yasonna Laoly ngaco.

"Lho justru si menteri yang ngaco, homo homini lupus itu dalilnya ujungnya kekuasan abslout untuk menghasilkan stabilitas," ujarnya.

Rocky Gerung lantas menyebut bahwa Menteri Hukum dan HAM tidak cukup pengetahuan.

"Menterinya aja nggak cukup pengetahuan filsafat hukum tapi diumbar di situ, tentu mahasiswa nggak bisa membantah karena ada jarak senioritas," ujarnya.

Rocky Gerung lantas mengatakan bahwa bukan tugas rakyat membaca undang-undang.

"Bukan tugas rakyat membaca undang-undang,tugas pemerintah membuat undang-undang itu adil, jadi ada jarak antara legitimasi dan legalitas," ujarnya.

"Yasonna Laoly berusaha keras untuk meyakinkan undang-undang sudah bagus dan mahasiswa agar tidak demo, subtansinya nggak mampu," ujarnya.

Rocky Gerung lantas mengatakan bahwa demonstrasi mahasiswa dilakukan karena tidak percaya dengan presiden.

"seluruh paket demonstarsi hari ini karena ketidakpercayaan orang kepada presiden yang tak mampu diucapkan yang hanya bisa diucapakan cover majalah tempo," ujarnya.

Menurutnya, rakyat sudah tahu bahwa presiden kerap sekali berbohong dan seharusnya pemerintah berusaha menghilangkan asumsi itu.

"Dibelakang kita sudah terbentuk pikiran bahwa pemimpinnya pembhong, mestinya itu yang diselesaikan," ujarnya.

Rocky Gerung lantas sepakat jika presiden dijuluki pinokio lantaran kerap berbohong.

"Berbohog itu problem etis, presiden berbohong makanya disebut pinokio, biar saja kita sebut itu karena itu faktanya," ujarnya.

Rocky Gerung lantas mengaku geram dengan buzzer-buzzer istana yang membully anak STM yang melakukan demo.

"Anak STM mengadakan demo, lalu buzzer istana membully anak STM, anak STM tidak bisa diajak debat, tetapi ada psikologi umum ada yang jelas dan tidak adil," pungkas Rocky.

Sebelumnya, Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly marah dengan aksi demonstrasi dan mempersoalkan argumen yang disampaikan para mahasiswa.

Hal tersebut disampaikan Yasonna di acara ILC yang tayang pada Selasa (24/9/19).

Yasonna Laoly mulanya mengatakan, jika ada orang ingin menyampaikan kritik maupun saran bisa disampaikan melalui lembaga konstitusi.

"Saya ini dari Sumatera. Terus terang, agak pedas. Pertama-tama saya jawab soal Undang-Undang KPK sudah disahkan pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Negara Republik Indonesia kita negara hukum," kata Yasonna Laoly.

Yasonna mengatakan bahwa ada lembaga MK yang menampung kritik soal undang-undang.

"Kalau satu undang-undang sudah disahkan, ada mekanisme konstitusional. Gugatlah di Mahkamah Konstitusi bukan di Mahkamah jalanan, itu yang pertama." ujarnya.

"Jadi kalau mau Perppu, Perppu baru disahkan, gugat di Mahkamah Konstitusi, thats the law. Thats the constituonal law (Itulah hukum konstitusi)," imbuhnya.

Yasonna lantas menyinggung mahasiswa yang demo kurang memahami isu undnag-undang.

"Yang kedua saya mendengar adik-adik, saya juga aktivis masa mudanya. Jadi kalau saya dulu mau berdebat, saya baca dulu itu barang sampai sejelas-jelasnya sampai saya baru perdebat," kata dia.

Lantaran hal itu, Yasonna mengaku malu dengan argumen yang disampaikan mahasiswa.

Ia secara terang-terangan malu mendengar komentar para mahasiswa yang hadir di ILC.

"Kalau ini jujur sebagai dosen saya malu apa yang saudara sampaikan, malu lah enggak baca kasih komentar didengar orang di ILC saya sampai tutup mata tadi," ujarnya.

"Menyampaikan sesuatu kalau perempuan itu yang diperkosa, dihukum karena itu kan di situ. Di sini kan enggak ada begitu," imbuhnya.

Yasonna lantas berharap agar mahasiswa lebih menyiapkan argumennya.

"Ada UU kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 75 dia sebagai lex specialis jadi itu adek-adek kalau mau berdebat baik-baik siapkan diri baik-baik, siapkan komentar, kalau tidak nanti mempermalukan diri sendiri," ungkap Yasonna.

Yasonna lantas menyebut bahwa KUHP yang lama merupakan buatan Belanda dan kini bangsa Indonesia mencoba membuat KUHP sendiri.

"Saya mau sampaikan KUHP ini zaman indonesia sudah 72 tahun, kalau dihitung zaman Belanda jadi 126 tahun, dan ini sudah dibahas 7 presiden, makanya waktu pembahasan tingkat pertama selesai, Pak Muladi mengeluarkan air mata, kami telah membayar perjuangan profesor kami, dan ini perjuangan anak bangsa untuk menghentikan hukum kolonial, jangan pandang UU ini tiba-tiba, kami sudah datangi ke kampus-kampus dan tiap raker terbuka untuk umum, oleh karena itu, mengapa gelandangan dan unggas diatur, itu ada di KUHP," ujar Yasonna.

Yasonna lantas menyinggung soal RUKHP yang dipersoalkan tentang gelandangan.

"Kalau KUHP yang lama gelandangan dapat hukuman badan, kalau sekarang didenda, kalau nggak mampu denda, bisa dipekerjakan sosial, bisa dididik, kalau mau protes ya ke Mahkamah Konstitusi (MK)," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Geram Mahasiswa Dimarahi Yasonna Laoly, Rocky Gerung: Menteri Ngaco, Tidak Cukup Pengetahuan

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved