Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Terbongkar 2 Pemicu Jatuhnya Lion Air JT610, Kerusakan Konstruksi hingga Akibat Tindakan Pilot

Wall Street Journal (WSJ) edisi Minggu (22/9/2019) membocorkan intisari hasil investigasi KNKT terhadap kecelakaan Lion Air JT610 pada 29 Oktober 2019

Editor: Anita Kusuma Wardana
Istimewa
Terbongkar 2 Pemicu Jatuhnya Lion Air JT610, Kerusakan Konstruksi hingga Akibat Tindakan Pilot 

TRIBUN-TIMUR.COMWall Street Journal (WSJ) edisi Minggu (22/9/2019) membocorkan intisari hasil investigasi KNKT terhadap kecelakaan Lion Air JT610 pada 29 Oktober 2018 lalu.

Kesimpulan laporan penyelidikan otoritas Indonesia di bawah supervisi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menurut WSJ adalah kesalahan konstruksi pesawat dan beberapa kesalahan pilot menangani insiden itu.

Egin Nasution (kanan), anak bungsu Capt Muas Efendi Nasution menangis saat jenazah tiba di rumah duka, di Jalan Marelan, Kompleks Griya Bestari Permai, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (10/11/2018). Capt Muas Efendi Nasution merupakan salah satu penumpang pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, yang telah teridentifikasi. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Egin Nasution (kanan), anak bungsu Capt Muas Efendi Nasution menangis saat jenazah tiba di rumah duka, di Jalan Marelan, Kompleks Griya Bestari Permai, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (10/11/2018). Capt Muas Efendi Nasution merupakan salah satu penumpang pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, yang telah teridentifikasi. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

WSJ menulis, temuan penyelidik Indonesia sudah dibagikan kepada Administrasi AS, FAA, dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, NTSB.

Para pejabat AS dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada akhir September untuk membahas laporan tersebut.

Akhirnya Presiden Jokowi Tanggapi Aksi Demonstrasi Mahasiswa Terkait RKUHP, Akankah Dibatalkan?

Pihak Boeing dan FAA diberitakan khawatir dengan kesimpulan dari Indonesia, yang "terlalu menekankan desain dan sertifikasi FAA adalah langkah yang salah," kata WSJ.

Karena kalau itu kesimpulannya, Boeing kemungkinan besar menghadapi gugatan jutaan dolar dari keluarga korban.

Boeing sebelumnya membantah kesalahan konstruksi dan mengatakan bahwa jatuhnya pesawat itu adalah karena "kesalahan pilot."

Juru bicara Boeing kepada kantor berita AFP secara diplomatis menyatakan dengan kalimat  "Boeing akan terus mendukung penyelidikan ketika laporan kecelakaan sedang diselesaikan."

Sedangkan pihak FAA dan NTSB menolak berkomentar.

"NTSB mengatakan sedang mempersiapkan pengumuman hasil pemeriksaan mereka sekitar akhir bulan, sekaligus rekomendasi untuk meningkatkan pelatihan pilot dan kru, dan untuk proses sertifikasi FAA," tulis WSJ.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi enggan mengomentari pemberitaan Wall Street Journal mengenai hasil investigasi terhadap kecelakaan Lion Air tipe Boeng 737 Max nomor penerbangan JT610 di perairan Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018.

Budi mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan resmi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Budi menjelaskan, sejauh ini salah satu penyebab atas kecelakaan itu ialah kesalahan sistem IT di pesawat Boeing 737 Max. Hal tersebut juga telah diakui pabrikan pesawat asal Amerika Serikat itu.

Akhirnya Presiden Jokowi Tanggapi Aksi Demonstrasi Mahasiswa Terkait RKUHP, Akankah Dibatalkan?

Mengenai dugaan adanya kesalahan konstruksi pesawat hingga kesalahan pilot seperti yang diberitakan Wall Street Journal, Budi enggan memberi komentar. 

Budi menyatakan tidak bisa memastikan hingga kapan pesawat jenis Boeing 737 Max dilarang terbang atau grounded.

Akhirnya Presiden Jokowi Tanggapi Aksi Demonstrasi Mahasiswa Terkait RKUHP, Akankah Dibatalkan?

Pihaknya masih menunggu sikap dari Federal Aviation Administration (FAA) hingga otoritas penerbangan Eropa.

"Soal grounded tergatung evaluasi yang dilakukan oleh beberapa pihak kita. Selain melakukan evaluasi, kita juga menunggu dari FAA dan Euro, jadi netral dari AS dan Eropa," ujarnya.

Sementara dikutip dari Tribun Style, rekaman percakapan terakhir pilot Lion Air JT 610 terungkap.

Sang pilot sempat meminta kembali hanya beberapa menit usai lepas landas.

Bukan Lengserkan Presiden Jokowi, Inilah Tuntutan Sebenarnya dari Aksi Mahasiswa di Senayan DPR RI

Akhirnya Presiden Jokowi Tanggapi Aksi Demonstrasi Mahasiswa Terkait RKUHP, Akankah Dibatalkan?

Mayangsari Akhirnya Buka Suara Setelah 19 Tahun Dicap Pelakor saat Jadi Istri Bambang Trihadmodjo

Jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 masih menjadi sorotan hingga kini.

Tak hanya terkait penyebab jatuhnya pesawat, masyarakat juga dibuat berduka atas kesedihan yang dirasakan keluarga korban.

Usai ditemukannya blackbox dari pesawat tersebut, baru-baru ini terungkap rekaman percakapan terakhir dari pilot Lion

Air sebelum pesawat jatuh di kawasan perairan Karawang.

Dilansir Tribunstyle.com dari tayangan Redaksi Sore Trans7, beredar rekaman percakapan pilot, Bhavye Suneja dengan Petugas Pengatur Lalu Lintas Penerbangan, ATC Bandara Soekarno Hatta, menjelang jatuhnya pesawat Lion Air.

Dijelaskan dalam tayangan tersebut, pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.20 WIB.

Pesawat tersebut naik ke ketinggian 27.000 kaki tanpa ada hambatan.

Setelah 20 menit lepas landas, co-pilot, Harvino meminta sejumlah posisi di sekitar pesawat dipertahankan berkaitan dengan kondisi pesawat.

Saat ditanya oleh ATC ada masalah apa, sang pilot mengaku ada persoalan dengan kendali penerbangan.

ATC yang melihat pesawat turun meminta pesawat Lion untuk naik ke posisi 5000 kaki.

7 menit berselang, ATC memerintahkan pesawat Sriwijaya Air yang tengah melintas untuk menghindar dan memberi ruang kepada Lion Air yang terus melaju tidak stabil.

Pada pukul 06.29 WIB, pilot Lion Air kembali mengungkapkan ada masalah dengan kendali penerbangan dan penerbangan dilakukan secara manual.

Di 10 menit penerbangan pesawat JT610 ini, pilot mengabarkan dalam posisi balik ke Bandara Soekarno Hatta karena ada masalah dengan kendali penerbangan.

Pilot juga mengungkapkan terkait masalah cuaca untuk memperkuat buruknya keadaan penerbangan pada saat itu.

Permintaan tersebut disetujui oleh ATC. Dan di menit ke 11, Pilot Bhavye Suneja tidak bisa memastikan ketinggian pesawat

karena semua petunjuk di kendali penerbangan sama.

Sang pilot pun meminta dipastikan agar tidak ada penerbangan lain di ketinggian 3000 kaki di jalur ke Bandara Soekarno Hatta.

Selang 1 menit kemudian, ATC menanyakan apakah Lion Air siap runway, namun tidak ada balasan.

ATC pun akhirnya menghubungi penerbangan Batik Air 410 untuk melihat posisi Lion Air.

Simak dari menit 14.14 di video berikut ini.

Mayangsari Akhirnya Buka Suara Setelah 19 Tahun Dicap Pelakor saat Jadi Istri Bambang Trihadmodjo

INFO Lowongan Kerja BUMN PT Nindya Karya (Persero) Cari Pegawai Baru,Cek Syarat dan Cara Daftar!

INFO Resmi BKN Seleksi CPNS 2019 Digelar di 108 Lokasi, Kapan Mulai Daftar? Penjelasan KemenpanRB

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemicu Jatuhnya Lion Air JT610, Menhub Enggan Tanggapi Bocoran di Artikel Wall Street Journal, https://www.tribunnews.com/bisnis/2019/09/24/pemicu-jatuhnya-lion-air-jt610-menhub-enggan-tanggapi-bocoran-di-artikel-wall-street-journal?page=all.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved