Aktivis Kabid Hal Kohati Badko Sulselbar Tagih Janji Kampanye Basli Ali-Zainuddin
Perempuan asal Kabupaten Kepuluan Selayar ini menilai kinerja BAZ sejauh ini masih ada hal-hal yang harus dibenahi, dan itu wajar jika mendapat kritik
Penulis: Nurwahidah | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNSELAYAR.COM, BENTENG- Aktivis asal Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan kembali menagih janji Bupati Selayar Basli Ali.
Janji Basli ali yang telah diucapkan di depan warga Selayar saat kampanye sebelum terpilih jadi calon bupati pada tahun 2015 lalu tidak terwujud.
Dua Legislator Terpilih DPRD Sulsel Tidak Dilantik, Ini Namanya
Kronologi Lengkap Bagaimana Mulan Jameela Rebut Kursi Ervin Luthfi, Padahal Sudah Ukur Baju DPR RI
Ribuan Mahasiswa Unhas Bakal Geruduk Kantor DPRD Sulsel
Didampingi Isterinya, Caleg Milenial Ismail Bachtiar Dilantik Jadi Anggota DPRD Sulsel
Jelang Pilkada, Fraksi Gerindra Luwu Timur Soroti Janji Politik Thorig Husler - Irwan
Janji tersebut yakni akan menyangga harga kopra, jambu mente dan sejumlah komoditi pertanian di Selayar. Termasuk akan menyiapkan media harga di pasar-pasar tradisonal di Selayar agar para tengkulak tidak membodohi warga soal harga komoditi.
Namun menjelang penghujung kepemimpinannya, Basli belum mewujudkannya. Atas janji kampanye tersebut, sejumlah warga menagihnya termasuk aktivis asal Selayar Kabid Hal Kohati Badko Sulselbar Rozan Albaeduri.

" Terutama sorotan paling mendasar terkait janji politik di poin ke 14 yakni menyangga komoditi andalan seperti kopra, pala, cengkeh, jambu mente dan lain-lain yang belum terelesiasi. Hal ini paling terasa dampak krisis dirasakan bagi petani," katanya, Selasa (24/9/2019) pagi.
Seharusnya ini menjadi program yang diprioritaskan karena terkait kesejahtraan rakyat.
" Memang bukan kewenangan pemerintah daerah terkait menentukan harga pasar, tetapi sebagai sesuatu yang termasuk dalam janji politik sudah barang pasti, pemerintah mencarikan jalan keluar,"katanya.

Di samping itu Rozan berharap agar masyarakat Selayar, turut bahu membahu mencari solusi.
Dia juga meminta perlu adanya sinergitas antara pemerintah daerah dan elemen mahasiswa.
"Saya melihat masih kurang massifnya gerakan-gerakan mahasiswa yang ada di kepulauan Selayar,"tuturnya.
Sekedar diketehui anjloknya harga kopra ini, Sulaiman (27), seorang anak petani kopra berasal dari Desa Garaupa Raya, Kecamatan Pasilambena Selayar, terpaksa berhenti kuliah.
Atas sorotan tersebut, Bupati Selayar H Muh Basli Ali belum memberikan penjelasan.
Laporan Wartawan Tribunselayar.com, Nurwahidah @ nur_wahidah_saleh
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: