Tribun Wiki
Kpop Idol Tiffany Young Akui Derita Skoliosis, Simak Ulasan Penyakit Ini, Begini Kondisi Tulangnya
Member Girl's Generation atau SNSD ini pun menutupi kondisinya itu dengan fashion.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
Scoliosis struktural tidak dapat dikoreksi dengan posisi atau usaha penderita sendiri.
Scoliosis Fungsional
Disebut juga Fungsional Scoliosis / Postural Scoliosis.
Suatu kurvatura lateral spine yang reversibel dan cenderung terpengaruh oleh posisi.
Di sini tidak ada rotasi vertebra.
Umumnya foward/side bending atau posisi supine/prone dapat mengoreksi scoliosis ini.
Klasifikasi Scoliosis berdasarkan etiologi
Etiologi Scoliosis Struktural:
- Idiophatic: sekitar 75-85 %. Onset umumnya adolescent. Lebih banyak pada wanita. Secara teori dikaitkan dengan malformasi tulang selama pertumbuhan, kelemahan otot di satu sisi, postur abnormal, dan distribusi abnormal muscle spindle otot paraspinal.
- Neuromuscular: 15 – 20 %, seperti CP, myelomeningocele, neurofibromatosis, Polio, paraplegi traumatik, DMD, dll
- Osteopathic: congenital (hemivertebra) atau acquired ( rickets, frakture, dll )
Etiologi Scoliosis Nonstruktural:
- Leg length discrepancy: True LLD atau Apparent LLD.
- Spasme otot punggung
- Habitual asymmetric posture
Penyebab Skoliosis
Sebagian besar kasus skoliosis tidak ditemukan penyebabnya (idiopatik). Namun, terdapat beberapa kondisi yang dapat memicu terjadinya skoliosis, yaitu:
- Cedera tulang belakang
- Infeksi tulang belakang
- Bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia (skoliosis degeneratif)
- Bawaan lahir (skoliosis kongenital)
- Gangguan saraf dan otot (skoliosis neuromuskular), misalnya penyakit distrofi otot atau cerebral palsy.
Diagnosis Skoliosis
Diagnosis skoliosis dilakukan oleh dokter dimulai dengan menanyakan gejala yang dialami pasien dan penyakit yang pernah dialami.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Dalam pemeriksaan fisik, dokter akan meminta pasien untuk berdiri atau membungkuk.
Dokter juga akan memeriksa kondisi saraf untuk mengetahui apakah ada otot yang lemah, kaku, atau menunjukkan refleks yang abnormal.
Selain pemeriksaan fisik, doter juga dapat melakukan pemeriksaan foto Rontgen dan CT scan untuk memastikan adanya skoliosis dan mengetahui tingkat keparahan lengkungan tulang belakang.
Jika dokter mencurigai kelainan pada tulang belakang disebabkan oleh hal lain, maka dokter dapat melakukan pemindaian dengan MRI.
Terapi Skoliosis
Penanganan skoliosis dilakukan berdasarkan tingkat keparahan, usia, serta kondisi lengkungan tulang belakang.
Terapi skoliosis pada anak-anak
Pengobatan belum diperlukan untuk skoliosis yang ringan, mengingat tulang belakangnya masih dapat kembali lurus saat usia anak-anak bertambah.
Meski demikian, perkembangan penyakit perlu terus diamati oleh dokter.
Dengan pemeriksaan rutin ke dokter, dapat diketahui perkembangan kondisi tulang yang melengkung.
Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan foto Rontgen untuk memantaunya.
Pada skoliosis yang lebih parah, anak akan diminta untuk mengenakan penyangga tulang belakang.
Penyangga ini tidak dapat meluruskan tulang kembali, namun dapat mencegah lengkungan tulang belakang bertambah parah.
Penyangga biasanya terbuat dari plastik yang dikenakan di bawah lengan, sekitar tulang rusuk, serta bagian bawah punggung dan pinggul.
Bentuknya disesuaikan dengan bentuk tubuh sehingga hampir tidak terlihat jika mengenakan pakaian.
Agar lebih efektif, penyangga ini perlu dikenakan sepanjang hari, kecuali saat anak berolahraga.
Terapi skoliosis pada orang dewasa
Untuk penderita dewasa, di mana skoliosis sering menimbulkan keluhan nyeri punggung, terapi yang dilakukan dokter dapat berupa:
- Pemberian obat pereda nyeri
Untuk meredakan peradangan dan nyeri, dokter akan memberikan obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen.
- Suntik kortikosteroid di rongga tulang belakang
Suntikan kortikosteroid diberikan jika penderita mengalami tekanan pada saraf tulang belakang, sehingga menimbulkan rasa nyeri, kaku, atau kesemutan.
Suntikan ini hanya bekerja dalam jangka waktu yang pendek, yaitu sekitar beberapa minggu atau beberapa bulan.
Paling Rentang Terjadi Pada Anak Perempuan
Diketahui jika riwayat keluarga merupakan salah satu faktor utama mengapa Si Kecil mengidap skoliosis.
Maka dari itu, apabila di antara ayah dan ibu mengidap skoliosis, ada kemungkinan akan diturunkan pada Si Kecil.
Faktor selanjutnya adalah jenis kelamin, baik perempuan dan laki-laki memiliki kemungkinan yang sama mengalami skoliosis.
Namun, perempuan lebih berada pada risiko yang jauh lebih tinggi mengalami skoliosis.
Apabila kondisi skoliosis semakin parah, maka tulang rusuk bisa menekan paru-paru dan jantung.
Sehingga membuatnya lebih sulit untuk bernapas dan kerja jantung akan lebih keras untuk memompa darah.
Apabila Si Kecil menunjukan gejala-gejala skoliosis, maka dengan segera periksakan ke dokter untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Nantinya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menggunakan x-ray, radiografi tulang belakang, CT scan atau MRI.
Sumber berita: https://www.grid.id/read/041852690/dua-pekan-sebelum-manggung-di-skf-indonesia-tiffany-young-snsd-ungkap-menderita-skoliosis?page=all
Foto: Ilustrasi skoliosis yang rentan terjadi pada anak perempuan/Sripoku.com