Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Wiki

Google Doodle Tampilkan Chrisye, Begini Kisah Hidupnya, Menikah dan Jadi Mualaf, Sampai Kematian

Pada tahun 2011, Rolling Stone Indonesia mencatat Chrisye sebagai musisi Indonesia terbaik nomor tiga sepanjang masa.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
youtube.com
Chryse album 

Yanti, istri Chrisye, sampai syok melihat hal tidak biasa tersebut.

Lirik lagu tersebut begitu merasuk kalbu dan menghadapkan kenyataan betapa manusia tidak berdaya ketika hari akhir tiba.

Sepanjang malam dia gelisah, lalu ditelponlah Taufiq dan diceritakan kegelisahannya.

Taufiq mengatakan bahwa lirik lagu tersebut diilhami surat Yaasiin: 65.

Disarankan kepada Chrisye, agar tenang.

Di studio rekaman hal itu terjadi lagi.

Chrisye mencoba, tetapi baru dua baris sudah menangis. Dan berulang kali hasilnya sama.

Erwin Gutawa yang menunggu sampai senewen.

Yanti lalu shalat untuk khusus mendoakannya.

Akhirnya dengan susah payah, Chrisye berhasil menyanyikannya hingga selesai.

Rekaman itu sekali jadi, tidak diulang karena Chrisye tak sanggup menyanyikannya lagi.

Menurut Yanti sejak itu Chrisye tidak pernah lagi meninggalkan salat dan tidak pernah sanggup menyanyikan lagu itu lagi.

Jual Mobil karena Kurang Biaya

Biarpun album-albumnya meledak dipasaran, Chrisye dan keluarganya masih dalam keadaan finansial yang sulit, sehingga dua kali mereka harus menjual mobil mereka.

Ini membuat Chrisye mempertimbangkan berhenti dari dunia musik, biarpun akhirnya memutuskan untuk lanjut.

Mulai Sakit

Pada bulan Juli 2005 dibawa ke Rumah Sakit Pondok Indah karena sesak nafas.

Setelah 13 hari dirawat, dia dipindahkan ke Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura, di mana dia dinyatakan mengidap kanker paru-paru.

Biarpun khawatir bahwa dia akan kehilangan rambutnya yang gondrong, yang dia menganggap sebagai bagian citranya.

Dia menjalani kemoterapi enam kali, dengan perawatan pertama pada tanggal 2 Agustus 2005.

Dalam sebuah wawancara dengan Kompas pada tahun 1992, Chrisye menyatakan bahwa dia jatuh sakit setiap kali merekam album, sebagai akibat tekanan untuk mempromosi album-album tersebut.

Pada 30 Maret 2007, akibat kanker paru-paru yang dideritanya Chrisye meninggal pada pukul 4:08 WIB di rumahnya di Cipete, Jakarta Selatan.

Dia dikebumikan di TPU Jeruk Purut hari itu juga. Ratusan orang menghadiri pemakamannya itu, termasuk Erwin Gutawa, Titiek Puspa, Ahmad Albar, Sophia Latjuba, dan Ikang Fawzi.

Penghargaan

Chrisye menerima banyak penghargaan selama kariernya. Pada tahun 1979 dia terpilih sebagai Penyanyi Pria I Kesayangan Angket Siaran ABRI.

Album Sabda Alam dan Aku Cinta diberi sertifikasi emas, dan Hip Hip Hura, Resesi, Metropolitan, dan Sendiri disertifikasi perak.

Chrisye menerima tiga BASF Awards, yang diadakan pembuat compact cassette BASF sampai pertengahan tahun 1990-an, untuk album paling laris.

Pertama diterima pada tahun 1984 untuk Sendiri.

Lalu yang kedua pada tahun 1988 untuk Jumpa Pertama dan yang terakhir pada tahun 1989 untuk Pergilah Kasih.

Dia juga menerima BASF Lifetime Achievement Award pada tahun 1994 untuk sumbangannya ke dunia musik Indonesia.

Pada tahun yang sama dia menerima penghargaan sebagai Penyanyi Rekaman Terbaik.

Pada tahun 1997 dia menerima penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI) untuk Penyanyi Pop Pria Terbaik.

Tahun berikutnya, album Kala Cinta Menggoda menang sembilan AMI, termasuk Album Terbaik.

Chrisye sendiri menerima penghargaan sebagai Penyanyi Pop Pria Terbaik, Penyanyi Rekaman Terbaik, dan Perancang Grafis Terbaik (bersama dengan Gauri).

Pada tahun 2007, setelah sudah meninggal, Chrisye menerima penghargaan SCTV Lifetime Achievement Award pertama, yang diterima oleh putrinya Risty.

Seratus hari setelah meninggalnya Chrisye, Musica mengeluarkan dua album kompilasi.

Album ini, dengan judul Chrisye in Memoriam – Greatest Hits dan Chrisye in Memoriam – Everlasting Hits, termasuk empat belas lagu per keping dari sepanjang kariernya bersama Musica.

Data diri:

Nama lahir: Christian Rahadi

Lahir:Jakarta, Indonesia, 16 September 1949

Meninggal: Jakarta, Indonesia, 30 Maret 2007 (umur 57)

Tempat peristirahatan: TPU Jeruk Purut

Jenis musik:

Pop, Progressive, Rock

Pekerjaan: Penyanyi

Instrumen:

Vokal

Bass

Gitar

Tahun aktif: 1967–2007

Perusahaan rekaman: Musica Studios

Pasangan: Damayanti Noor (k. 1982–2007)

Anak:

Rizkia Nurannissa

Risty Nurraisa

Rayinda Prashatya dan Randa Pramasha (kembar)

Orang tua:

Laurens Rahadi

Hanna Rahadi

Agama: Islam

Daftar Karya:

Bersama Guruh Gipsy

1976 – Guruh Gipsy

Album studio

1977 – Jurang Pemisah

1978 – Sabda Alam

1979 – Percik Pesona

1980 – Puspa Indah

1981 – Pantulan Cita

1983 – Resesi

1984 – Metropolitan

1984 – Nona

1984 – Sendiri

1985 – Aku Cinta Dia

1985 – Hip Hip Hura

1986 – Nona Lisa

1988 – Jumpa Pertama

1989 – Pergilah Kasih

1993 – Sendiri Lagi

1996 – AkustiChrisye

1997 – Kala Cinta Menggoda

1999 – Badai Pasti Berlalu

2002 – Dekade

2004 – Senyawa

Album jalur suara

1977 – Badai Pasti Berlalu

1980 – Seindah Rembulan

album Kompilasi anurmeta

2018 - Kidung Abadi

Kolaborasi

  1. 1977 – Lomba Cipta Lagu Remaja 1977 – mengisi vokal pada lagu Lilin - Lilin Kecil,
  2. Angin, dan Di Malam Sang Sukma Datang
  3. 1979 – Bahtera Asmara – sebagai music director, mengisi bass dan akustik gitar pada
  4. seluruh lagu
  5. 1979 – Musik Saya Adalah Saya – mengisi vokal pada lagu Musikku Adalah Aku, mengisi
  6. bass dan vokal pada lagu Angin Malam, Duka Sang Bahaduri dan Akhir Sebuah Opera
  7. 1980 – Untukmu Indonesiaku: Pergelaran Karya Cipta Guruh Soekarnoputra Volume 1 –
  8. mengisi vokal pada lagu To My Friends On Legian Beach
  9. 1980 – Selangkah ke Seberang – mengisi bass pada lagu Mega Bhuana
  10. 1981 – Bayang Pesona – mengisi bass pada seluruh lagu
  11. 1981 – Lomba Cipta Lagu Remaja 1981 – mengisi vokal pada lagu Nyanyian Cinta Dari
  12. Seberang
  13. 1984 – Cinta Indonesia: Pergelaran Karya Cipta Guruh Soekarnoputra Volume 3 – mengisi
  14. vokal pada lagu Seni
  15. 1987 – Lomba Cipta Lagu Pembangunan 1987– mengisi vokal pada lagu Doa Anak Negeri
  16. 1989 – Tak Kuduga – pencipta lagu bersama Adjie Soetama pada lagu Selamanya
  17. 2001 – Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia - mengisi vokal pada lagu
  18. Indonesia Perkasa, Chopin Larung, dan Terima Kasih Indonesiaku
  19. 2005 – From Us to You - mengisi vokal pada lagu Marilah Kemari, dan Hidupku Untuk Cinta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved