Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kalah dari PSIS Semarang, Pelatih PSM Makassar: Kurang Beruntung

Pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic kemudian membeberkan penyebab kekalahan Wiljan Pluim dan kawan-kawan.

Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Imam Wahyudi
wahyu/tribun-timur.com
Pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic ditemani Abd Rahman saat menghadiri press conference usai kalah 0-1 dari PSIS Semarang di Stadion Mattoanging, Makassar, Rabu (11/9/2019). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar dipermalukan tamunya PSIS Semarang dalam laga tunda pekan ke 11 Liga 1 2019.

Pertandingan yang terlaksana di Stadion Mattoanging, Makassar, berakhir dengan skor tipis 0-1 untuk Laskar Mahesa Jenar, Rabu (11/9/2019).

Baca: Terpilih Ketua PMI Sulawesi Selatan, Ini Janji Adnan Ichsan YL

Pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic kemudian membeberkan penyebab kekalahan Wiljan Pluim dan kawan-kawan.

Bagi pelatih berusia 50 tahun itu, anak asuhnya sudah bekerja keras menghadapi perlawanan Septian David Maulana dan kawan-kawan.

"Tapi tim saya tidak cukup beruntung malam ini membuat satu gol saja," tegas Darije Kalezic usai laga.

Tidak beruntungnya Pasukan Ramang diakui Darije karena sejumlah peluang matang tak bisa dikonversi menjadi gol.

Baca: PSIS Semarang Permalukan PSM Makassar di Stadion Mattoanging, Begini Strategi Kemenangan Tim Tamu

Diantaranya pada babak pertama, sepakan Zulham Zamrun membentur mistar gawang.

Kemudian di babak kedua, sepakan bola mati Wiljan Pluim lagi-lagi membentur mistar gawang.

"Jadi saya bisa bilang bahwa kita kalah di pertandingan karena pelaung-peluang tidak kita maksimalkan," terang Darije.

Dari hasil statistik yang dihitung saat pertandingan, PSM membekukan tiga peluang matang namun gagal menghasilkan gol pada babak pertama.

Sementara PSIS mampu membikin enam peluang dan tiga diantaranya on target.

Baca: Peserta Munas Tokoh Antar-Agama Se-Indonesia Doakan BJ Habibie, Ini Pesan Prof Syafiq A Mughni PhD

Untuk babak kedua, Laskar Pinisi sukses membikin enam peluang dengan lima on target.

Sementara PSIS menghasilkan dua peluang on target dan satu berbuah gol.

"Saya yakin kalaupun bisa kita cetak satu gol itu saya kira itu sudah cukup untuk memenangkan pertandingan," jelas mantan pelatih tim asal Belanda, Roda JC ini.

Terpilih Ketua PMI Sulawesi Selatan, Ini Janji Adnan Purichta Ichsan YL

Terpilih Ketua PMI Sulawesi Selatan, Ini Janji Adnan Purichta Ichsan YL

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan SH MH terpilih sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Sulawesi Selatan periode 2018-2023.

Adnan terpilih secara aklamasi pada Musyawarah Daerah (Musda) Luar Biasa PMI Sulsel yang digelar di Kota Makassar, Rabu (11/9/2019) malam

Musda luar biasa ini dihadiri perwakilan pengurus PMI dari 24 kabupaten/kota di Sulsel.

Turut dihadiri Wakil Ketua PMI Pusat Bidang Relawan Muaz SH mewakili Ketua Umum PMI Jusuf Kalla.

Adnan terpilih menggantikan ayahnya, Ichsan Yasin Limpo, yang meninggal dunia di Tokyo, Jepang, pada Selasa (30/7/2019) pukul 07.30 waktu setempat.

Dalam sambutannya, suami dr Priska Paramita ini berterimakasih dan memohon dukungan atas kepercayaan yang diberikan kepada dirinya.

Adnan yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa program doktor di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin itu berkomitmen segera bersinergi dengan jajaran pengurus.

Ia juga berjanji tetap akan melanjutkan program-program inovasi utamanya meneruskan program Ketua PMI sebelumnya almarhum Ichsan YL.

“Yaitu pengadaan Unit Transfusi Darah (UTD) di Markas PMI Provinsi Sulsel,” ucap Ketua Pertina Sulsel 2009-2013 ini.

Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan memantau ruang pasien usai meresmikan RSU Yapika, Rabu (11/9/2019) siang.
Adnan Purichta Ichsan memantau ruang pasien di RSU Yapika, Rabu (11/9/2019). (Ari Maryadi/tribungowa.com)

Mengenang IYL
Ichsan Yasin Limpo (IYL) meninggal dunia di Jepang pada Selasa (30/7/2019).

Selama beberapa bulan sebelumnya, Ichsan berjuang melawan penyakit kanker pare yang dideritanya.

Sebelum ke Jepang, ia dirawat di Singapura.

Ichsan YL adalah tokoh politik berpengaruh di Sulsel yang memulai karier politiknya di berbagai organisasi mahasiswa seperti Himpunan Mahawiswa Islam (HMI).

Ia juga pernah bergabung di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan sejumlah organisasi kepemudaan, organisasi masyarakat dan organisasi politik.

Petualangan politiknya berawal saat ia sukses duduk di DPRD Sulsel pada periode 1999-2004 dan 2004-2005.

Kemudian dilanjutkan dengan mampu keluar sebagai pemenang dalam pesta demokrasi di Kabupaten Gowa yang mengantarnya sebagai Bupati Gowa Periode 2005-2010 dilanjutkan 2010-2015.

Sepuluh tahun masa jabatannya di Gowa, Ichsan Yasin Limpo, sukses besar membangun sumber daya manusia (SDM) di daerahnya.

Hal itu berawal dari keberaniannya membuat kebijakan di sektor pendidikan.

Pada awal masa jabatannya sebagai bupati pada 2005, Ichsan berani keluar dalam zona nyaman sebagai kepala daerah dengan memokuskan alokasi APBD Kabupaten Gowa di sektor pendidikan.

Ia memulai dengan mencanangkan program pendidikan gratis untuk tingkat pendidikan dasar.

Ichsan Yasin Limpo bersama istri
Ichsan Yasin Limpo bersama istri (Instagram Priska)

Keberaniannya memprogramkan pendidikan gratis adalah yang pertama di Sulawesi Selatan kala itu, bahkan di Indonesia.

Meskipun di awal masa jabatannya, APBD Kabupaten Gowa baru berada di sekitaran angka Rp 400 miliar.

Pada program pendidikan gratis itu, ia mengambil kebijakan menggratiskan buku wajib bagi 26.300 murid SD.

Persentase APBD dengan kebijakan ia ambil saat itu menempatkan anggaran untuk pendidikan berada di posisi 21,6 persen.

Pendidikan gratis memang menjadi salah satu janji politiknya sebelum terpilih. Sebelum dilantik sebagai bupati, Ichsan bahkan menyerahkan surat pernyataan kesediaan mengundurkan diri jika dalam setahun janjinya tidak bisa dipenuhi.

Pada masa pemberlakukan program pendidikan gratis, Pemkab Gowa menerima banyak cibiran. Banyak yang ragu Ichsan mampu memberlakukan itu dengan konsisten.

Bahkan, Kementerian Pendidikan Nasional saat itu pun ikut-ikutan sinis.

Apalagi, APBD Gowa yang baru berada di angka Rp400 miliar kala itu dengan pendapatan asli daerah (PAD) baru di angka Rp 34 miliar.

Uji coba yang dilakukan pemerintahan Ichsan hingga 2007, mengantarnya dengan berani menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Pendidikan Gratis tahun 2008, yakni Perda Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pendidikan Gratis.

Perda tersebut dipakai hingga saat ini.

Jenazah mantan Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo saat diberangkatkan di rumah orangtuanya di Jalan Haji Bau, Kota Makassar, Kamis (1/8/2019) sekira pukul 11.00 wita.
Jenazah mantan Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo saat diberangkatkan di rumah orangtuanya di Jalan Haji Bau, Kota Makassar, Kamis (1/8/2019) sekira pukul 11.00 wita. (handover)

Ichsan menjelaskan, alasan memprioritaskan pendidikan adalah dirinya memiliki asumsi untuk membangun segala sektor, maka yang pertama mesti dibangun adalah perbaikan generasi.

Meskipun, Ichsan sadar, investasi di bidang pendidikan, hasilnya baru dapat sedikit dirasakan minimal 25–30 tahun ke depan. Ia juga sadar, hal itu tak akan baik untuk investasi politiknya di waktu pendek.

Membangun pasar modern, menata kota, dan fokus ke infrastruktur ia sadari adalah hal yang sebenarnya menguntungkan dirinya di kontestasi politik kedepannya.

Tapi keinginan yang kokoh memperbaiki generasi di daerahnya sudah bulat dengan mengesampingkan hasrat politiknya kedepan.

Saat Perda Pendidikan Gratis diberlakukan Pemkab Gowa pun memberlakukan pendidikan gratis mulai tingkatan SD-SMA di Kabupaten Gowa.

Kesuksesannya menerapkan pendidikan gratis di Pemkab Gowa, membawa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang dipimpin Gubernur Syahru Yasin Limpo, ikut membawa kebijakan Ichsan untuk diterapkan di seluruh kabupaten se Sulsel.

Tak hanya sampai disitu, Ichsan benar-benar mengawasi pelaksanaan program itu termasuk mengontrol para guru agar tidak lagi melakukan pungutan di sekolah.

Para guru diminta membuat surat pernyataan yang isinya menjamin tidak ada pungutan dalam bentuk apa pun.

Dalam pernyataan itu, para guru siap mengundurkan diri jika ditemukan ada pungutan sekecil apa pun dan dalam bentuk apa pun di sekolahnya.

Ichsan juga melibatkan kejaksaan negeri, kepolisian, dan pengadilan negeri meneken MoU bahwa tidak akan ada SP3 untuk kasus korupsi dalam bidang pendidikan.

Walau sudah keras begitu, awalnya tetap saja ada guru yang bermain. Ichsan akhirnya membuka layanan pengaduan langsung melalui nomor ponsel pribadinya.

Tidak Wajib Seragam

Ichsan Yasin Limpo juga menerapkan kebijakan tidak mengwajibkan anak didik di Gowa menggunkana seragam sekolah.

Sebelum penerapan pendidikan gratis, baju seragam baginya hanya menjadi sumber pungutan di sekolah.

Baginya, tidak penting pakaian seragam, yang penting bisa belajar.

Program Pendidikan SKTB yang Monumental Itu

Salah satu program pendidikan Ichsan Yasin Limpo yang diterapkan di Kabupaten Gowa adalah SKTB.

SKTB merupakan singkatan dari Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (Automatic Promotion).

SKTB adalah sebuah pendekatan yang berupaya mengoptimalkan sistem pelayanan pendidikan dengan memaksimalkan semua komponen pembelajaran dan komponen manajemen sekolah secara efektif.

Sistem SKTB mewajibkan setiap peserta didik untuk mengikuti pendidikan dasar.

Tujuan yang hendak dicapai dengan sistem SKTB adalah memberikan pelayanan pendidikan secara maksimal pada anak didik, agar dapat belajar secara optimal dalam menuntaskan semua tagihan kompetensi pada seluruh mata pelajaran di setiap satuan pendidikan.

Juga membantu memasilitasi pengembangan potensi anak didik secara utuh (kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual dan kecerdasan kinestetik) sejak awal agar terbentuk kepribadian yang utuh.

Keunggulan sistem SKTB sendiri yakni peserta didik belajar selalu dalam kondisi psikologis yang positif, percaya diri, jujur dan mampu mengembangkan kreativitas karena nasib mereka tidak ditentukan oleh Ujian Nasional dan tes yang mengukur kemampuan sesaat.

Setiap peserta didik terjamin mendapatkan haknya memperoleh pendidikan dasar 9 tahun. (*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved