DPRD Sulsel Setujui Anggaran Rp 500 Juta untuk Pengadaan Alat Penyaring RO di CPI
Pemprov melalui Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pengelolaan Sumber Daya Air (CKTR PSDA) mengusulkan anggaran Rp 500 juta untuk pengadaan alat filter
Penulis: Hasan Basri | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Rencana Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengadakan penyaringan air laut Reserve Ormosis (RO) untuk kebutuhan air mancur di Kawasan CPI, diyakini sebuah pemborosan.
Pemprov melalui Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pengelolaan Sumber Daya Air (CKTR PSDA) mengusulkan anggaran Rp 500 juta untuk pengadaan alat filter tersebut.
RAMALAN ZODIAK CINTA Kamis 12 September 2019 Pisces Lupakan Masa Lalu & Scorpio Berkorban
Beli Rumah di Bukit Baruga, Dapat Hadiah Trip, Umrah, Hingga Motor Benelli
Beraninya Hotman Paris Sebar Video Farhat Abbas Bareng Najwa Shihab, Sebut Rival Terjebak, Cek!
PLN Sumbang 25 Komputer Kepada Empat SMK di Makassar
VIDEO; Suasana Sertijab 4 Personel Polres Enrekang
Hal itu disampaikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel Arifuddin Fatta dalam rapat kerja Pokja Bidang Pembangunan Rancangan Peraturan Daerah APBD Perubahan 2019.
Rapat berlangsung di Komisi D Lantai 6 gedung DPRD Sulsel Jl Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakukkang Makassar, Rabu (11/09/2019).
"Saya kira pemborosan. Mending rampungkan dulu masjid. Masjid seharusnya diselesaikan kalau mau terindah. Saya kira perlu dipertimbangkan. Kalau hanya air mancur dipakai air PAM dihambur hamburkan," sebutnya.
Senada juga disampaikan Syamsuddin Carlos anggota DPRD Sulsel dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN)
Syamsuddin awalnya menolak dan meminta agar anggaran pengadaan filter RO dihapus dalam Rancangan ABPD Perubahan 2019.

"Pegadaan alat pengeloaan air untuk di Masjid Rp 500 juta saya tidak setuju, karena anggaran pengelolaan air asing luar biasa. Kita tidak setuju," ujarnya.
Namun beberapa menit pernyataan ini dikeluarkan. Sejumlah fraksi tersebut tiba tiba menarik sikapnya dan menyetujui serta meminta anggaran tersebut tidak dihapus.
Berbeda dengan Politisi NasDem Muslim Salam sejak awal setujuh dengan anggaran pengadaan alat filter.
"Mana lebih efisian air atau air pam. Kalau pam lebih mahal lebi baik pake ro. Saya setuju," ujarnya.
Setelah sejumlah fraksi menyatakan sikap, rapat yang dipimpin langsung Nurhidaya mengetuk palu dengan keputusan anggaran untuk alat filter tetap ada pada APBD P 2019 senilai Rp 500 juta. (*)
Kasrudi Ajak Legislator PKB Gabung Fraksi Gerindra Makassar, Imam Tunggu Perintah Partai
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Imam Muzakkar (24), belum menentukan sikap terkait ke fraksi mana ia bergabung.
Pengusaha muda tersebut mengaku tunduk dan patuh terhadap perintah partai besutan Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Dinilai Seksi Pedangdut Ghea Youbi Dilarang Tampil di Bulukumba, Ini Profilnya, Intip Foto-fotonya
Babak Pertama PSM Vs PSIS Berakhir Kaca Mata, Mahesa Jenar Bertahan
Diarsiteki Mantan Pelatih PSM, Persib Bandung Hanya Target Lima Besar di Liga 1
Diarsiteki Mantan Pelatih PSM, Persib Bandung Hanya Target Lima Besar di Liga 1
Promo September, Paket Kamar Mulai Rp 700 Ribu di Swiss-Belhotel Makassar
"Saya tergantung arahan pimpinan. Saya di fraksi mana saja saya siap," tegas Imam sembari membaca halaman politik Harian Tribun, di ruang aspirasi DPRD Makassar, Jl AP Pettarani, Makassar, Rabu (11/9/2019).
Anggota Fraksi Gerindra Makassar Kasrudi yang duduk disamping kirinya sontak menatap Imam dan bertanya. "Bagaimana kalau ke fraksi Gerindra?," kata Rudi sapaan Kasrudi.
"Saya tergantung pimpinan, Kalau Pak Aris Muhammadiyah mau di Gerindra saya siap, Hanura dan Perindo saya siap. Nanti saya komunikasi ke beliau," jawab Imam kepada Kasrudi.

Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 lalu, Imam dan Kasrudi sama-sama bertarung di Dapil IV Makassar. Meliputi Kecamatan Panakkukang dan Manggala.
Imam Muzakkar memperoleh 3.823 suara, Kasrudi mengantongi 3.943 suara. Raihan suaranya itupun mengantar keduanya melenggang ke Parlemen Makassar lima tahun kedepan.
Diketahui, PKB hanya mendudukkan satu calon anggota legislatifnya di DPRD. Sementara Gerindra Makassar mengontrol 5 kursi. Untuk membentuk satu fraksi, dibutuhkan empat kursi.
Saat ini, Partai Hanura (3 kursi), Perindo (2 kursi) dan PKB belum menemui titik terang terkait pembentukan fraksi yang mereka godok bersama-sama belum lama ini.
Bahkan Berkarya selaku fasilitator lebih awal meninggal Partai Perindo, Hanura dan PKB. Ia bergabung dengan PAN Makassar.(*)
Langganan berita pilihan
tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
RAMALAN ZODIAK CINTA Kamis 12 September 2019 Pisces Lupakan Masa Lalu & Scorpio Berkorban
Beli Rumah di Bukit Baruga, Dapat Hadiah Trip, Umrah, Hingga Motor Benelli
Beraninya Hotman Paris Sebar Video Farhat Abbas Bareng Najwa Shihab, Sebut Rival Terjebak, Cek!