Jelang Akhir Tugasnya, Kapolres Jeneponto Serahkan Handphone ke Bhabinkamtibmas
Selain memberikan handphone Kapolres yang hoby motor trail itu juga memberikan dan memasangkan pin fungsi Binmas.
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Syamsul Bahri
Pantauan awak Tribun, sebuah gedung kelas yang terdiri 3 ruangan nampak nyaris ambruk pasca banjir.
Bagian belakang sekolah nampak roboh.
Sementara atap hingga plafon gedung juga nampak roboh.
Akibatnya murid hanya belajar dibawa tenda darurat Kemensos.
"Saya sudah sering kali mengusulkan untuk perbaikan sekolah, namun hingga saat ini tak ada perbaikan," kata kepala sekolah SD Nomor 44 Bantaulu H Suharto.
Menurut Suharto akibat belajar dibawah tenda tak jarang proses belajar terganggu.

"Ini musim kemarau dan angin kencang, tak jarang ini tenda terbang akibat angin itu dan tentu membuat proses belajar terganggu," pungkasnya.
"Ini lagi melantai debu yang tentu kalau angin kencang akan menggangu, kasihan juga siswa dan gurunya," jelas kepsek SD 44 Bantaulu.
Di SD Nomor 44 Bantaulu, Desa Sapanang, Kecamatan Binamu, Jeneponto terdapat 152 murid.
Dan murid yang belajar dibawa tenda yakni murid kelas satu dan kelas dua.
Dikutip dari data olahan posko induk penanggulangan bencana Jeneponto, Rabu (30/1/2019) lalu, total sementara sekolah terdampak sebanyak 26 unit.
26 unit masing-masing, 15 Sekolah Dasar, Satu PAUD, enam SMP, satu SMA dan tiga SMK.
Kerusakannya, beragam mulai infrastruktur roboh seperti pagar hingga ruang kelas rusak.
Selain banjir juga merusak sarana sekolah seperti meja, kursi, buku, komputer dan proyektor serta alat praktek siswa SMK seperti mesin jahit.
Laporan Wartawan TribunJeneponto.com @ikbalnurkarim