Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jelang Pilkada, Ni'matullah : Beberapa Calon Sudah Minta Ketemu Minum Kopi

Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel Ni'matullah mengatakan, partainya mulai melakukan penjaringan dan pendaftaran akhir 2019 mendatang.

Penulis: Hasan Basri | Editor: Ansar
hasan
Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel Ni'matullah mengatakan partainya mulai melakukan penjaringan dan pendaftaran akhir 2019 mendatang, karena tahapan pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih ada beberapa bulan lagi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Provinsi Sulawesi Selatan, tidak ingin terburu buru membuka pendaftaran calon Kepala Daerah (cakada) 2020 mendatang.

Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel Ni'matullah mengatakan, partainya mulai melakukan penjaringan dan pendaftaran akhir 2019 mendatang.

Alasannya, tahapan pendaftaran di Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih ada beberapa bulan lagi.

Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Dorong Guru Agama Hafal 15 Juz Alquran

Ini Cara Kenali Staf KPU Sulsel Melanggar atau Tidak

Mauro Icardi Tinggalkan Inter Milan untuk Gabung PSG, Ini Profil dan Perjalanan Kariernya

"Di KPU pendaftaran bulan 4. Kemungkinan bulan 12 baru mulai. Karena bulan 9 Pilkada, na ini baru 2019 masih ada satu tahun," katanya.

"Baru kentara calon kandidat yang pontensial," kata Ni'matullah.

Politisi Demokrat ini mengaku tidak mempersoalkan partai lain terlebih dahulu sudah membuka pendaftaran karena itu strategi masing masing politik lain.

"Pasti proses itu ada. Tetapi belum proses terbuka. Proses komunikasi. Komunukasilah beberapa calon sudah minta ketemu minum kopi," katanya.

"Jadi menurut saya tidak masalah," ujarnya.

Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Dorong Guru Agama Hafal 15 Juz Alquran

Ini Cara Kenali Staf KPU Sulsel Melanggar atau Tidak

Mauro Icardi Tinggalkan Inter Milan untuk Gabung PSG, Ini Profil dan Perjalanan Kariernya

Mengenai peluang incumbent untuk pada Pilkada serentak 2020 mendatang, Nimatullah mengaku sangat besar, karena dia belum bekerja sudah punya tingkat elektabilitas 20 persen.

"Incumbent modal dasarnya minimal 20 persen. Suka atau tidak suka. Itu elektabilitas. Incumbent selalu berat dilawan," ujarnya.

"Tapi bukan berarti mustahil tidak dikalahkan. Itu yang harus dicatat kandidat yang maju kalau ada incumbent," sebutnya. (*)

Langganan berita pilihan
tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved