Rusuh Papua, Kodam XIV Hasanuddin Makassar Kirim 10 Prajurit
Mulai dari bekal yang diisi ransel, hingga senjata yang melekat pada diri masing-masing prajurit dilakukan pengecekan.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kodam XIV Hasanuddin mengirim 10 prajurit dari Perbekalan dan Angkutan Daerah Militer (Bekangdam) ke Papua, Senin (2/9/19).
Ke-10 prajurit itu, telah melakukan apel persiapan di halaman Markas Komando Denjasa Angkutan Bekangdam XIV Jl Rajawali, Makassar, Minggu (1/9/2019) pukul 22.15 Wita.
Mulai dari bekal yang diisi ransel, hingga senjata yang melekat pada diri masing-masing prajurit dilakukan pengecekan.
"Ini pengiriman personel terkait dengan BKO kendaraan, yaitu membawa 10 pengendara atau pengemudi dan 10 kendaraan (truk) dengan membawa total 50 ton beras," kata Kapendam XIV Hasanuddi Letkol Inf Maskun Nafik, usai menyaksikan pengecekan.
Misi tugas yang dibawa lanjut Maskun, yaitu membantu operasional Kodam XVII Cendrawasi.
"Jadi ke 10 preajurit kita ini akan membawa kendaraan (truk). Jadi nanti akan oeprasional disana," ujarnya.
Ke 10 prrajurit beserta truk bermuatan masing-masing 5 ton beras itu, akan diangkut ke Irian Jaya dengan menumpangi KRI Dr Soeharso yang bakal diberangkatkan dari Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar.
Sekedar diketahui, beberapa hari terakhir, petugas TNI-Polri di Papua disibukkan dengan pengamanan aksi unjukrasa yang berlansung di sejumlah titik.
Aksi unjukrasa itu, beberapa kali diwarani ketegangan.
KONDISI Terkini Jayapura Papua, Instruksi Presiden Jokowi hingga Wiranto Sebut Sosok Penumpang Gelap
Kondisi Terkini Jayapura Papua Pasca-Kerusuhan, 4 Pernyataan Presiden Jokowi hingga Wiranto Sebut Ada Penumpang Gelap
Polisi kembali mengirimkan personel tambahan ke Jayapura, Papua setelah Kerusuhan yang terjadi pada Kamis (29/8/2019) kemarin.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan pihaknya telah mengirim 1.250 personel tambahan ke Jayapura, Papua.
Dedi Prasetyo mengatakan, para personel didatangkan dari Polda Kalimantan Timur hingga Markas Korps Brimob.
Baca: Kondisi Jayapura Terkini Masih Mencekam, Mahasiswa Papua Mendadak Tinggalkan Jakarta, Ada Apa?
"Salah satunya ini penambahan perkuatan, dari Polda Kaltim, Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Mako Korbrimob masing-masing 250 personel dalam langkah memulihkan situasi keamanan di wilayah Jayapura dan sekitarnya," tutur Dedi saat ditemui di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (30/8/2019).

Dengan penambahan ini, total personel gabungan TNI-Polri di wilayah Jayapura saat ini berjumlah 2.500 orang.
"Jumlah total saat ini TNI-Polri (di) Jayapura 2.500 personel, itu hanya Jayapura," ujar Dedi.
Bentrokan itu diduga terjadi antara masyarakat di sepanjang garis pantai dengan di pegunungan.
Polisi menduga, ada oknum dari masyarakat gunung yang memprovokasi hingga terjadi tindakan anarkis.
"Satu menghendaki damai, yang garis pantai, yang di gunung hanya sebagian kecil saja provokasi masyarakat untuk lakukan tindakan-tindakan anarki, itu sedang dikomunikasikan tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat," tutur dia.
Hingga saat ini, Dedi menegaskan bahwa situasi sudah kondusif.
Selain itu, aparat bersama tokoh masyarakat terus melakukan soft approach agar kejadian tersebut tidak terulang.
Polri juga mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi situasi maupun konten negatif di dunia maya.
Sebelumnya, Kamis (29/8/2019), ribuan warga menggelar aksi unjuk rasa memprotes tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Aksi unjuk rasa berujung anarkistis.
Baca: Situasi Masih Mencekam, Petugas AirNav Dua Bandara di Papua Dievakuasi
Massa membakar ruko, perkantoran pemerintah, kendaraan roda dua dan roda empat, serta merusak fasilitas lainnya.
Kondisi itu membuat aktivitas di Kota Jayapura lumpuh total.
Respon Presiden Jokowi
Dugaan tindakan rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur berbuntut panjang.
Selain timbul korban jiwa, aksi demonstrasi di Jayapura pada Kamis (29/8/2019) kemarin juga berakhir rusuh.
Massa membakar kantor Majelis Rakyat Papua, membakar kantor Telkom, Kantor Pos dan sebuah SPBU yang berjajar di samping kantor BTN di Jalan Koti, Jayapura.
Tidak hanya itu, para demonstran juga melempari kantor-kantor dan hotel di Jayapura. Demo yang terjadi di Jayapura, diikuti oleh ratusan orang.
Mereka semua berkumpul di berbagai titik, Kabupaten Jayapura, Waena, Perumnas 3, dan wilayah Kota Jayapura.
Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi pun langsung memberikan instruksi.
Berikut sejumlah instruksi atau arahan Jokowi terkait dengan kerusuhan di Papua:
1. Tindak Tegas Pelaku Anarkisme

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (29/8/2019), Jokowi meminta kepada aparat keamanan untuk segera turun tangan dan menindak tegas pelaku anarkisme dan juga pelaku rasialis ke mahasiswa Papua.
"Tadi malam saya perintahkan ke Menko Polhukam bersama Kapolri, Kepala BIN, dan Panglima TNI, untuk mengambil tindakan tegas terhadap siapapun yang melanggar hukum dan pelaku tindakan anarkis serta rasialis," kata Jokowi di Purworejo, sebagaimana disiarkan langsung akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/8/2019) malam.
Walaupun sedang melakukan kunjungan kerja ke Purworejo, Jawa Tengah, Jokowi mengatakan dirinya akan terus memantau serta mengikuti situsi di Papua, khususnya Jayapura.
"Dan saya juga minta masyarakat tenang tidak meakukan tindakan-tindakan yang anarkis," kata dia.
2. Masyarakat Papua Diminta Tenang

Mantan Wali Kota Solo itu juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa semua akan rugi bila terdapat fasilitas umum, fasilitas publik, dan fasilitas masyarakat dirusak begitu saja.
Jokowi juga telah menegaskan bahwa pemerintah akan memajukan Papua, baik dari segi infrastruktur ataupun sumber daya manusia.
"Agar kita semuanya utamanya khususnya mama-mama, pace, mace, anak-anak Papua bisa lebih maju dan lebih sejahtera," kata dia.
Dilansir Kompas.com (29/8/2019), tak hanya meminta para aparat penegak hukum untuk menindak tegas pelaku anarkistis dan rasialis, Jokowi juga meminta masyarakat Papua untuk tetap tenang.
"Jadi saya terus mengikuti dan juga saya sudah mendapat laporan situasi terkini di Papua pada khususnya di Jayapura dan saya juga minta masyarakat tenang tidak melakukan tindakan-tindakan yang anarkis," kata Jokowi di Purworejo, sebagaimana disiarkan langsung akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/8/2019).
3. Lakukan Pertemuan dengan Tokoh Papua
Selain kedua hal di atas, Presiden Joko Widodo mengaku sudah berusaha untuk mengatur waktu agar bisa bertemu langsung dengan para tokoh masyarakat dan adat di Papua.
"Kita sudah berusaha tapi waktunya saja. Sebetulnya minggu ini kami rencanakan tapi belum memungkinkan," kata Jokowi di Purworejo, sebagaimana disiarkan langsung akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/8/2019) malam.
Ia pun memastikan pertemuan dengan para tokoh itu akan terjadi dalam waktu dekat.
"Akan kami lakukan dalam waktu yang secepatnya, baik tokoh muda, tokoh masyarakat dan tokoh agama," kata Jokowi.
4. Evaluasi Penanganan Papua

Presiden Joko Widodo mengaku akan mengevaluasi pendekatan yang sudah dilakukan pemerintah selama hampir dua pekan terakhir.
Pasalnya aksi protes dari masyarakat di Papua dan Papua Barat belum juga mereda.
"Semuanya akan kami evaluasi," kata Jokowi di Purworejo. Jokowi mengatakan akan terus mengikuti dan memantau situasi terkini di Papua, khususnya di Jayapura.
Oleh karena itu, Jokowi meminta masyakarat tenang dan tidak melakukan tindakan-tindakan yang anarkis.
Wiranto Sebut Sosok Penumpang Gelap

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebut pemerintah sudah mengetahui pihak yang menunggangi sejumlah peristiwa kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat belakangan ini.
Laporan lengkap soal keterlibatan penunggang gelap ini sudah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (30/8/2019).
"Memang rusuh ini ada yang menunggangi, mengompori, memprovokasi, ada yang sengaja dorong terjadi kekacauan," kata Wiranto saat konferensi pers usai rapat.
"Dari laporan tadi BIN, Kapolri, kita tahu siapa yang coba dapat keuntungan dari kerusuhan ini. Kita peringatkan siapa pun dia, hentikan itu, karena itu hanya ingin buat suasana instabil," ucap dia lagi.
Namun, Wiranto tidak menyebutkan pihak yang mendapat untung dari kerusuhan itu.
Mantan Panglima ABRI itu lalu menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo juga tidak ingin ada tindakan represif dari aparat dalam menangani Papua dan Papua Barat.
Jokowi, kata Wiranto, justru ingin tindakan persuasif atau lunak.
Wiranto menyebut, Jokowi juga ingin aparat melindungi obyek-obyek penting serta fasilitas publik dan fasilitas milik negara, jangan sampai ada yang dirusak karena dapat menghambat kegiatan masyarakat.
"Demonstrasi anarkis merusak sesuatu, sebenarnya mengkhianati rakyat, karena dibangun dengan uang rakyat," ucap Wiranto.
(Kompas.com/Tribunews.com)
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kondisi Terkini Papua: Polri Kirim Lagi 1.250 Personel ke Jayapura, Kapolda Sebut Situasi Kondusif, https://www.tribunnews.com/nasional/2019/08/30/kondisi-terkini-papua-polri-kirim-lagi-1250-personel-ke-jayapura-kapolda-sebut-situasi-kondusif?page=all.
Editor: Imanuel Nicolas Manafe