Pemuda Asal Dataran Tinggi Desak Pemkab Gowa Adakan Mobil Pemadam
Pengunjuk rasa ini mengatasnamakan diri sebagai Ikatan Pemuda Peduli Bencana (IPPB). Mereka mendesak pengadaan armada kebakaran untuk dataran tinggi.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Syamsul Bahri
"Banyak warga datang membantu menyiram kobaran api," kata Nurdin Nakku Daeng Bundu, salah seorang warga sekitar kepada Tribun, Minggu (1/9/2019) kemarin.
Pemadam kebakaran dari Pemkab Jeneponto sempat datang. Namun rumah korban telah rata dengan tanah. Tak ada korban jiwa akibat kebakaran ini.
Daeng Bundu menuturkan, pemadaman api dilakukan langsung oleh warga sekitar. Itupun menggunakan peralatan seadanya karena ketiadaan armada kebakaran. Alat seadanya itu seperti ember ataupun pompa racun.
Daeng Bundu bahkan menyebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jeneponto dinilai lebih peduli kepada warga Biringbulu dibandingkan Pemkab Gowa.
"Mengapa lebih ada perhatian Pemkab Jeneponto dibanding Pemkab Gowa. Apakah pihak berwenang tidak merasa iba melihat kasus seperti itu," katanya.
Hal serupa juga terjadi di Dusun Pataeng Desa Taring, pada Kamis (29/8/2019) dua hari sebelumnya. Lahan persawahan dan perkebunan di sekitar permukiman warga terbakar.
Pemadaman api hanya dilakukan dengan oleh warga setempat dengan peralatan seadanya. Seperti ember dan pompa racun.
Tanggapan Dinas Damkar Gowa
Kepala Dinas Kebakaran Kabupaten Gowa Rostam Razak mengakui, wilayah Kecamatan Biringbulu masih sulit dijangjau.
Rostam menyebut, jika Dinas Damkar Gowa memiliki keterbatasan armada.
Untuk mengirim armada kebakaran membutuhkan beberapa jam agar sampai ke lokasi.
Sementara rumah yang terbakar bisa rata dengan tanah tak cukup satu jam.
"Kita tidak bisa jangkau kalau ada kebakaran, rumah dilalap api tak cukup satu jam. Sementara mobil kita butuh beberapa jam untuk sampai ke sana," katanya ketika dikonfirmasi Tribun.
Menurutnya, Pemkab Gowa hanya bisa meminta bantuan Pemkab Takalar ataupun Jeneponto selama ini. Sebab, armada dua daerah itu bisa lebih cepat datang dibanding Pemkab Gowa.
Rostan menyebut, solusi yang bisa dilakukan Pemkab Gowa saat ini hanya memberikan pelatihan kepada warga sekitar soal cara tanggap menghadapi kebakaran. Warga dilatih memadamkan api apabila ada kebakaran. (*)