Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Musim Kemarau, Provinsi Bali Tetap Kejar Tanam Padi! Segini Luas Wilayah Lahan Tanam 2018-2019

Wartijo menyatakan capaian luas pertanaman padi di Bali bulan Oktober-Agustus 2018/2019 cukup menggembirakan sebesar 134.784 hektar.

Editor: Arif Fuddin Usman
humas kementan
Rapat Koordinasi (Rakor) Kementan bertema Rakor Evaluasi Luas Tambah Tanam Periode Januari Agustus dan Rencana Tanam September di Denpasar, Bali, Senin (2/9/2019). 

Musim Kemarau, Provinsi Bali Tetap Kejar Tanam Padi! Segini Luas Wilayah Lahan Tanam 2018-2019

TRIBUN-TIMUR.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengawal upaya pencapaian target tanam padi bulan Agustus dan September agar tercapai target produksi tahun 2019.

Dengan demikian, di musim kemarau petani tetap menanam padi khususnya di Provinsi Bali.

Kepala Balai Besar Pengembangan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kementan, Wartijo menyatakan capaian luas pertanaman padi di Bali bulan Oktober-Agustus 2018/2019 cukup menggembirakan sebesar 134.784 hektar.

Baca: Fakultas Pertanian Unhas Gelar Konferensi Internasional FSSAT 2019, Hadirkan Dua Keynote Speaker

Baca: Langsung Dari TKP Pasca Kecelakaan Cipularang KM 92, Video Mobil Hancur & Kesaksian Korban Selamat

Angka ini ternyata lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 133.128 hektar.

“Artinya kondisi musim kemarau ini ternyata tidak mempengaruhi luas pertanaman padi di Bali," kata Warjito di sela-sela Rapat Koordinasi (Rakor) di di Denpasar, Senin (2/9/2019).

"Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan berkurangnya pertanaman di kondisi kering ini," lanjutnya saat Rakor Evaluasi Luas Tambah Tanam Periode Januari Agustus dan Rencana Tanam September.

Kementan Komitmen Amankan Produksi Padi Saat Kemarau
Kementan Komitmen Amankan Produksi Padi Saat Kemarau (Humas Kementan)

Ia menegaskan saat ini Kementan tengah mulai fokus pencapaian bulan September, targetnya harus lebih tinggi dibanding Agustus kemarin. Target ini dipastikan bisa dicapai karena benih bantuan Kementan sudah disiapkan.

"Benih sudah kami siapkan, silahkan petani yang mau tanam padi gogo bisa hubungi Ditjen Tanaman Pangan Kementan,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan sekaligus selaku Penjab Upsus Provinsi Bali, Sumardi Noor mengapresiasi atas kerja keras.

Baca: Lebih Efisien, Kementan Ajak Petani Berbudidaya Padi Sehat

Baca: Hasilkan Beras Organik Kualitas Ekspor, Kementan Terapkan Agens Hayati Kendali OPT

Sehingga target luas tambah tanam padi cukup memuaskan. Ia meminta semua pihak agar di bulan September ini terus maksimal mengejat target produksi.

“Ke depan di bulan September ini kita jangan lengah, tetap berupaya semaksimal mungkin agar tercapai target yang telah disepakati bersama," terangnya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Wisnu Ardhana menjelaskan upaya bersama antar pemangku kepentingan ini mampu meningkatkan luas tanam padi di Bali.

Namun perlu dicatat banyak tantangan yang dihadapi untuk pengembangan pertanian di Bali.

Pertama, lanjutnya, alih fungsi lahan disini cukup besar. Tahun 2015 masih sekitar 479 hektar, namun di tahun 2018 sangat melonjak tajam mencapai 9.561 hektar.

"Hitung-hitungannya, dari luas sawah 78.626 hektar sekarang menyusut menjadi 69.065 hektar,” jelasnya.

Tantangan kedua, ungkap Wisnu, yakni Indeks Pertanaman (IP) beberapa wilayah di Bali masih rendah.

Baca: IPB Dukung Kementan dalam Penguatan Kelembagaan Perlindungan Tanaman Pangan

Baca: Dukung Pemberantasan Narkoba, Kementan RI Tanam Jagung di Lahan Ganja

Rata-rata IP disini 1,71, artinya masih ada ada potensi untuk meningkatkan luas tambah tanam dengan optimalisasi dengan target IP 2.

Ketiga, pemanfaatan irigasi untuk pertanian bersaing dengan kebutuhan perumahan dan perhotelan yang cukup banyak.

“Jadi sebenarnya kami memerlukan adanya bendungan untuk menampung air irigasi petanian ini,” beber Wisnu.

Hasilkan Beras Organik Kualitas Ekspor, Kementan Terapkan Agens Hayati Kendali OPT
Hasilkan Beras Organik Kualitas Ekspor, Kementan Terapkan Agens Hayati Kendali OPT (Humas Kementan)

Oleh karena itu, Wisnu menegaskan di Bali ini misi pertamanya terpenuhinya kebutuhan pangan yang artinya harus surplus.

Caranya, produksi harus naik, yakni bisa dengan meningkatkan provitas. Adapun provitas padi di Bali masih 6 ton per hektar, sehingga potensinya masih bisa ditingkatkan.

"Perbaiki rekomendasi dengan benih unggul bermutu, kita upayakan petani mau beralih dari padi inhibrida ke hibrida,” tegasnya.

Baca: Program KRPL Kementan Sasar Kabupaten Bima, Penyuluh Terjun Bina Kelompok Wanita Tani

Baca: Dukung Pemberantasan Narkoba, Kementan RI Tanam Jagung di Lahan Ganja

Namun demikian, sebut Wisnu, pada dasarnya peningkatan produksi ini bisa dicapai dengan peningkatan intensitas tanam, peningkatan mutu.

Kemudian yang tidak kalah penting penanganan dari serangan OPT dan antisipasi dampak perubahan iklim.

“Terkait dengan serapan gabah, cadangan beras di Bali selama ini ada di penggilingan padi, ada sekitar 800 unit."

"Jadi tetap aman meskipun gudang bulog di Bali terbatas, hanya saja kalau harga jatuh baru kita gerak untuk Sergab.

Tapi sampai saat ini di Bali relatif masih aman-aman saja,” ucapnya.

"Agar alsintan yang dikelola TNI dipantau efektifvitasnya dan apabila tidak optimal bisa direlokasi.

Kita akan salah kalau ada bantuan alsintan yang sampai tidak dimanfaatkan," tambah dia.

Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Suryawan mengatakan upaya peningkatan produksi pun tidak lepas dari peran BPTP.

Pihaknya sudah melakukan sosialisasi teknologi baru, seperti halnya varietas Inpari 43.

"Varietas ini hemat air, hemat pupuk kimia, menghemat penggunaan pestisida kimia, dan relatif paling tahan OPT khususnya burung."

"Meskipun gabahnya kecil tapi rendemennya cukup tinggi, dan provitasnya cukup tinggi," terangnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved