Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dituding Dalang Kerusuhan di Papua, Inilah Benny Wenda, Buron yang Mendapat Suaka Politik di Inggris

Dituding Dalang Kerusuhan di Papua, Inilah Sosok Benny Wenda, Buron yang Mendapat Suaka Politik di Inggris

Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
OXFORD CITY COUNCIL VIA BBC NEWS INDONESIA
Benny Wenda 

Dituding Dalang Kerusuhan di Papua, Inilah Sosok Benny Wenda, Buron yang Mendapat Suaka Politik di Inggris

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko menyebut bahwa tokoh separatis Papua, Benny Wenda, mendalangi kerusuhan yang terjadi beberapa hari terakhir di Papua dan Papua Barat.

“Jelas Benny Wenda itu. Dia mobilisasi diplomatik, mobilisasi informasi yang missed, yang enggak benar. Itu yang dia lakukan di Australia, di Inggris," ujar Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (2/9/2019).

Ia menilai apa yang dilakukan Benny Wenda merupakan strategi politik.

Karena itu, pemerintah juga menanganinya secara politis.

Moeldoko mengatakan, pemerintah telah menempuh berbagai langkah untuk mengatasi persoalan keamanan di Papua dan Papua Barat.

Lalu siapakah Benny Wenda?

Berikut 9 fakta tentang sosok yang kerap menuntut kemerdekaan Papua tersebut yang dirangkum dari wikipedia dan beberapa sumber:

1. Kelahiran Lembah Baliem

Ia lahir di Lembah Baliem, Papua Barat, Indonesia, 17 Agustus 1974. Berarti saat berita ini ditulis, umurnya 54 tahun.

2. Menetap di Oxford, Inggris

Saat ini Benny Wenda dan istrinya (Maria) serta anak-anaknya menetap di Oxford, Inggris.

Benny mendapat suaka politik di negeri tersebut pada 2003 lalu.

Dia mengaku akan pulang dan memimpin Papua jika agenda referendum terjadi.

Warga tampak melihat dari dekat toko yang dibakar massa pengunjuk rasa di Kota Manokwari Papua Barat.
Warga tampak melihat dari dekat toko yang dibakar massa pengunjuk rasa di Kota Manokwari Papua Barat. (Tribunnews.com)

3. Pendiri Demmak dan ULMWP

Tak lama setelah Orde Baru tumbang pada 1998, Benny bersama sejumlah tokoh Papua mendirikan Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka (Demmak).

Benny kemudian dipercaya sebagai ketuanya.

Melalui organisasi inilah, Benny Wenda kerap terlibat aksi menuntut kemerdekaan Papua.

Saat ini Benny Wenda juga tercatat sebagai pemimpin Serikat Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP).

Organisasi ini difokuskan untuk menggalang bantuan bagi kemerdekaan Papua.

4. Pernah Dipenjara di Jayapura

Ia pernah dipenjara di Jayapura pada 6 Juni 2002.

Ia dituduh menggerakkan massa membakar kantor polisi di Jayapura hingga dituntut 25 tahun penjara.

Benny Wenda
Benny Wenda (Google.com)

5. Melarikan Diri ke Inggris

Benny Wenda melarikan diri saat masih dalam proses persidangan di Jayapura pada 27 Oktober 2002.

Benny dikabarkan diselundupkan melintasi perbatasan ke Papua Nugini.

Dalam pelarian itu, Benny dibantu oleh sekelompok LSM Eropa untuk melakukan perjalanan ke Inggris.

6. Red Notice

Pada tahun 2011, Pemerintah Indonesia pernah mengeluarkan Red Notice dan Surat Perintah Penangkapan Internasional terhadap Wenda.

Pemerintah RI beralasan, Benny Wenda terlibat mendalangi sejumlah pembunuhan dan penembakan di Tanah Air.

Namun Wenda mengklaim, red notice itu sudah dicabut.

Benny Wenda
Benny Wenda (RNZI/Korol Hawkins)

7. Minta Referendum 

Suami Maria ini pernah didaulat berpidato pada sebuah acara IPWP di Gedung Parlemen, London, Oktober 2008.

Saat itu Benny meminta agar dilakukan Referendum bagi warga Papua.

8. Kampanye Free West Papua

Benny Wenda aktif berkampanye Free West Papua melalui situs freewestpapua.org.

Kampanye Free West Papua diluncurkan pada 2004 di Oxford, Inggris.

Free West Papua kemudian berkembang menjadi organisasi sukarela dan memiliki kantor di Oxford.

Selain di Inggris, Free West Papua juga memiliki markas di Den Haag (Belanda), Port Moresby (Papua Nugini), dan Perth (Australia).

Mengutip dari freewestpapua.org, tujuan dari kampanye tersebut adalah memberikan rakyat Papua Barat kebebasan untuk memilih nasib mereka sendiri melalui referendum.

9. Keluarganya Dibunuh

Benny Wenda menyebut di situsnya (www.bennywenda.org), salah satu dari keluarganya pernah menjadi korban militer hingga meninggal dunia.

Wenda mengaku kehilangan satu kakinya dalam sebuah serangan udara di Papua.

Saat Tribun menyusuri situs www.bennywenda.org, rupanya situs ini tak bisa lagi diakses.

Terpampang tulisan:

Mohon Maaf,
situs yang anda buka tidak bisa diakses melalui jaringan ini.
Karena terindikasi mengandung salah satu unsur berikut:

Konten ilegal / pelanggaran berat
Pornografi
SARA
Cybercrime (termasuk Phising dan Malware)
Jika anda merasa situs ini tidak termasuk kategori diatas silakan informasikan ke : support@ptdes.net

PT. DES Teknologi Informasi
Raffles Hill Square
Jl. Bukit Raya No. 8A, Bukit Sari Semarang 50264
024 7466337 info@desnet.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved