Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

UPDATE! 3 Fakta Baru Cerita Horor KKN di Desa Penari, Pengakuan Penulis, Lokasi Sebenarnya

Beberapa waktu terakhir masyarakat Indonesia digemparkan dengan kisah horor yang misterius tentang KKN di Desa Penari.

Editor: Rasni
Shutterstock
UPDATE! 3 Fakta Baru Cerita Horor KKN di Desa Penari, Pengakuan Penulis, Lokasi Sebenarnya 

Cek, Inilah Update 3 Fakta Baru Cerita horor KKN di Desa Penari, Pengakuan penulis, Lokasi Sebenarnya

Kisah ini viral di media sosial Twitter.

TRIBUN-TIMUR.COM - Beberapa waktu terakhir masyarakat Indonesia digemparkan dengan kisah horor yang misterius tentang KKN di Desa Penari

Kisah yang viral di media sosial Twitter ini bahkan jadi Trending Topic dengan tagar #kkndidesapenari pun trending di Twitter, pada Jumat (30/8/2019). 

Cerita KKN di Desa Penari ini dibagikan oleh akun anonim SimpleMan.

Dalam kisah ini, diceritakan tentang sekelompok mahasiswa yang melakukan KKN di sebuah desa di tengah hutan. 

Pekerjaan Suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf, Bongkar Kehidupan Istri di Rumah Seputar Ranjang

Cara Aulia Kesuma Lumpuhkan Suami Pupung Sadili yang Jago Silat Sebelum Eksekutor Bunuh/Bakar Jasad

10 Fakta Kisah KKN di Desa Penari yang Viral, 2 Mahasiswa Tewas, Dugaan Kota & Dibahas Raditya Dika

Kisah KKN di Desa Penari ini juga diulas oleh artis Raditya Dika melalui video yang diunggah di kanal YouTube miliknya.

Pengunggah cerita menyebut kisah ini merupakan kisah nyata, meski belum diketahui kebenarannya.

Pasalnya, penulis cerita tidak menyebutkan lokasi pasti KKN, termasuk identitas peserta KKN

Berikut sejumlah fakta tentang viralnya cerita KKN di Desa Penarisebagaimana dirangkum Tribunnews.com (jaringan Surya.co.id): 

1. Dugaan Lokasi KKN

Salah satu yang menjadi pertanyaan warganet adalah dimana lokasi KKN dalam cerita KKN di Desa Penari

Dalam cerita itu, Desa Penari disebutkan berada di sebuah hutan di Jawa Timur.

Warganet pun menduga-duga lokasi hutan itu. 

Berikut sejumlah tempat yang kemungkinan menjadi lokasi dalam cerita KKN di Desa Penari

Taman Nasional Alas Purwo

(TN Alas Purwo) berlokasi di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Alas Purwo juga merupakan wilayah Taman Nasional Alas Purwo yakni taman nasional yang terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia

Hutan ini berada di ujung timur Pulau Jawa, luasnya 43.420 Ha.

Banyak yang menyebut, Alas Purwo konon merupakan kerajaan jin, tempat di mana semua makhluk halus berkumpul.

Beberapa situs menuliskan bahwa jika sekali tersesat di dalamnya, maka dijamin tidak akan pernah bisa keluar lagi.

Pekerjaan Suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf, Bongkar Kehidupan Istri di Rumah Seputar Ranjang

Cara Aulia Kesuma Lumpuhkan Suami Pupung Sadili yang Jago Silat Sebelum Eksekutor Bunuh/Bakar Jasad

10 Fakta Kisah KKN di Desa Penari yang Viral, 2 Mahasiswa Tewas, Dugaan Kota & Dibahas Raditya Dika

Kalau pun berhasil, maka hidupnya akan penuh sial.

Menariknya, Alas Purwo juga pernah dikaitkan dengan nama Presiden Sukarno.

Soekarno disebut-sebut pernah menghabiskan waktunya untuk bersemedi di sebuah gua di sana. Namun, kabar ini tak pernah terverifikasi.

Alas Gumitir

Gunung Gumitir merupakan sebuah gunung di perbatasan Kabupaten Jember dengan Kabupaten Banyuwangi.

Lokasinya di Kecamatan Silo dan Kecamatan Kalibaru.

Wikipedia menuliskan gunung ini terkadang juga disebut dengan nama Gunung Mrawan.

Ada catatan bahwa sejak zaman dulu, jalan raya di Gunung Gumitir telah menjadi jalur penghubung terpendek antara Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi.

Gunung Gumitir dipilih sebagai jalur penghubung, karena memiliki ketinggian paling rendah di antara deretan pegunungan yang lain, dari Gunung Raung (utara) hingga Gunung Kidul (selatan).

Asal mula kata Gumitir, gemitir, kumitir, atau kemitir merupakan nama tanaman Tagetes erecta yang memiliki bunga berwarna kekuningan.

Di Bali, bunga gumitir banyak digunakan untuk membuat sesajen (canang sari). Dalam kepercayaan Jawa kuno, alang-alang kumitir merupakan nama kahyangan dari Sang Hyang Wenang.

Legenda yang beredar di masyarakat Banyuwangi, nama gumitir berasal dari kisah Damar Wulan.

Setelah Damar Wulan berhasil membunuh dan memenggal kepala Menak Jinggo, ia bertemu Layang Seta dan Layang Kumitir, putra kembar patih Logender, di tengah jalan. Keduanya berhasil menipu Damar Wulan dan merampas kepala Menak Jinggo.

Pekerjaan Suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf, Bongkar Kehidupan Istri di Rumah Seputar Ranjang

Cara Aulia Kesuma Lumpuhkan Suami Pupung Sadili yang Jago Silat Sebelum Eksekutor Bunuh/Bakar Jasad

10 Fakta Kisah KKN di Desa Penari yang Viral, 2 Mahasiswa Tewas, Dugaan Kota & Dibahas Raditya Dika

Gunung tempat keduanya menipu Damar Wulan akhirnya dikenal dengan nama Gunung Kumitir atau Gunung Gumitir.

Menariknya, pada masa penjajahan Jepang, serdadu Dai Nippon membangun sebuah gua untuk mengawasi jalur kereta api yang melintasi Gunung Gumitir. Gua Jepang tersebut terletak sekitar 100 meter dari Watu Gudang, terbuat dari beton tebal dengan ukuran sekitar 6 m × 8 m.

Alas Dadapan

Masih menurut catatan di wikipedia, wilayah Desa Dadapan didominasi lahan pertanian.

Di dekat perkampungan, bagian barat jalan raya, terdapat gudang-gudang bekas pabrik yang tidak berfungsi menyusul dinonaktifkannya Jalur Kereta Api Kabat-Banyuwangi Lama.

Di wilayah bekas rel ini juga masih terdapat bangunan Stasiun Dadapan yang kini beralih fungsi menjadi rumah warga.

Perkampungan warga Desa Dadapan terletak pada susunan gang-gang kecil yang terhubung satu sama lain. Namun selain itu, terdapat satu jalan yang cukup besar yang digunakan untuk menuju ke Desa Pondoknongko dan Desa Sukojati. Selain itu, di perbatasan menjelang Desa Kedayunan terdapat banyak perumahan dan sebuah rest area bernama Istana Gandrung.

2. Pengarang Cerita, SimpleMan Akhirnya Angkat Bicara

Akun Twitter SimpleMan
Akun Twitter SimpleMan (Twitter)

Sosok di balik cerita KKN di Desa Penari, SimpleMan akhirnya angkat bicara.

SimpleMan pertama kali menunjukkan suaranya di saluran YouTube Raditya Dika yang diunggah pada Jumat (30/8/2019).

Suara pria, sosok di balik SimpleMan ini membuka klarifikasi soal viralnya cerita KKN di Desa Penari.

Awalnya, SimpleMan mengaku menyesal dan meminta maaf atas viralnya kisah yang seharusnya disembunyikan.

Pasalnya, orang yang dia jadikan narasumber juga merasa terganggu akan viralnya kisah dia.

Kemudian SimpleMan jelaskan jika tulisannya telah dibuat sedemikian rupa untuk bisa nyaman dibaca.

Ada beberapa pengurangan dan penambahan cerita, namun tidak lepas dari garis merah yang akan diberikan.

"Saya hanya bisa bilang, cepat atau lambat cerita ini akan reda," ujar SimpleMan.

Lebih lanjut, SimpleMan langsung ingin menceritakan kisah KKN di Desa Penari dengan story telling ulang.

"Saya dapat pastikan, cerita ini berdasar dari narasumber tentang pengalaman dia dan teman-temannya yang saya ubah sedemikian rupa agar masuk keenam tokoh yang saya tulis,

Dan saya yakin cerita ini nyata entah orang percaya atau tidak. Saya pikir ini nyata," lanjut SimpleMan.

Beberapa poin, SimpleMan jelaskan ada cerita yang dia ubah ketika Wahyu dan Widya berangkat ke kota.

SimpleMan jelaskan jika bukan Wahyu dan Widya yang mengalami kejadian tersebut melainkan rekan KKN lainnya.

Kemudian SimpleMan jelaskan jika semua cerita yang sebenarnya jika ditulis jauh dari logika.

SimpleMan juga jelaskan soal akhir cerita tentang dua nyawa melayang.

SimpleMan menjelaskan jika itu benar adanya.

Namun, SimpleMan tidak luput untuk kembali meminta maaf jika ada pihak yang tersinggung atas viralnya kisah ini.

"Dimana bumi dipijak, di situ langit dituju. Saya pribadi mohon maaf bila menyinggung cerita ini menimbulkan kehebohan yang awalnya tidak saya sangka sebelumnya. Dan saya sebagai penulis semoga ada hikmah yang bisa diambil dari cerita ini," jelas SimpleMan.

Pekerjaan Suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf, Bongkar Kehidupan Istri di Rumah Seputar Ranjang

Cara Aulia Kesuma Lumpuhkan Suami Pupung Sadili yang Jago Silat Sebelum Eksekutor Bunuh/Bakar Jasad

10 Fakta Kisah KKN di Desa Penari yang Viral, 2 Mahasiswa Tewas, Dugaan Kota & Dibahas Raditya Dika

Pada akhirnya SimpleMan ingin netter mengambil pesan dari cerita yang sudah dia angkat.

Di sisi lain, SimpleMan jelaskan bagaimana mendapatkan narasumber pihak kedua, yakni tokoh Nur.

SimpleMan juga jelaskan dia memilih menjadi anonim karena ingin menjaga privasi.

Sementara soal lokasi Rowo Bayu, lokasi yang sering dikait-kaitkan dengan lokasi KKN di Desa Penari, SimpleMan beri jawaban tegas.

"Ini saya mau klarifikasi juga dimana saya melihat banyak sekali komentar dan beberapa orang yang melakukan penjelajahan dan membuat video ke desa penari yang diduga berada di Rowo Bayu.

Saya tegaskan bahwa kejadian ini tidak ada hubungannya dengan Rowo Bayu. Jadi untuk temen-temen dimohon kebijaksanaan, ada yang harus saya jaga salah satunya adalah amanat.

Semoga klarifikasi saya membuat teman-teman tidak mengkaitkan dengan Rowo Bayu," jelas SimpleMan.

SimpleMan pun akhirnya tanggapi jawaban dari netizen yang menebak-nebak soal lokasi.

SimpleMan pun akhirnya menjawab jika ada tebakan netizen yang menjawab benar, tidak lebih menjelaskan lebih lanjut lagi.

"Dan bila ada pertanyaan apakah ada tebakan yang benar, saya cuman akan menjawab ada," tegas SimpleMan.

3. Kata Pengamat

Psikolog asal Solo, Hening Widyastuti memberi tanggapan soal cerita cerita horor yang kerap diminati masyarakat. 

Hening menilai hal tersebut karena adanya rasa sensasional yang didapatkan oleh seseorang ketika menonton film horor.

Dikutip dari Kompas.com (grup Surya.co.id) pada Kamis (29/8/2019), Hening juga menambahkan bahwa para penggemar cerita horor biasanya adalah orang yang menyukai sensasi tantangan dan memiliki jiwa yang tidak monoton.

Campuran antara emosi dan rasa takut seseorang bisa terjadi saat membaca atau amenonton cerita horor.

"Rasa sensasional yang paling dicari saat film horor ditayangkan, rasa deg-degan bercampur takut yang luar biasa serta keingintahuan yang besar akan apa yang akan terjadi di cerita berikutnya," ucap Hening.

Hening juga menambahkan bahwa cerita horor bisa menjadi salah satu cara bagi seseorang untuk mengatasi stres.

Dengan menonton atau membaca cerita horor, pikiran bisa kembali fresh.

"Biasanya dengan melihat film horor rasa jenuh stres yang dia miliki di alam nyata akan berkurang. Paling tidak mengurangi pikiran yang ruwet. Sehingga dia kembali fresh dengan adanya cerita horor yang menimbulkan deg-degan luar biasa," ujarnya.

Hening kembali menambahkan, membiarkan diri sendiri untuk "me time" dalam membaca maupun menonton cerita horor dapat menjadi cara untuk mengurangi stres.

Namun, Hening juga menyarankan dalam menikmati cerita horor harus dalam batasan yang wajar.

"Apapun yang dilakukan dalam batas kewajaran semuanya baik baik saja," tambahnya.

Awal cerita

Diceritakan ada 6 mahasiswa yang berasal dari sebuah perguruan tinggi di Kota S melakukan KKN di sebuah daerah terpencil yang berada di kawasan timur Provinsi Jawa Timur di akhir tahun 2009.

Dialog dalam cerita tersebut yakni Bahasa Jawa selain itu penulis juga menyertakan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. 

Enam mahasiswa angkatan 2005/2006 tersebut yakni Widya, Nur, Ayu, Bima, Wahyu dan Anton. 

Kota S diyakini oleh netizen yakni adalah Surabaya.

Ini berdasarkan perbincangan antara yang sempat menyebutkan satu diantara kosakata yang terkenal di Jawa Timur, "Cuk. sepedaan tah". 

Kata 'Cuk' sendiri memang lazim digunakan oleh orang-orang di Surabaya yang awalnya makian namun berubah makna menjadi 'sapaan akrab' sesama teman. 

Sementara untuk lokasi kabupaten tempat KKN banyak yang berdebat antara Bondowoso ataukah Banyuwangi.

Kenapa Bondowoso atau Banyuwangi?

Ini berdasarkan percakapan antara Widya dan Ayu.

"Nang kota B, gok deso kabupaten K***li** , akeh proker, tak jamin, nggone cocok gawe KKN" (di kota B, di sebuah desa di kabupaten K*******, banyak proker untuk dikerjakan, tempatnya cocok untuk KKN kita).

Penulis juga menyebutkan desa tempat KKN tersebut dengan inisial W, "sampailah mereka di Desa W****, tempat mereka akan mengabdikan diri selama 6 minggu ke depan" 

Lokasi tempat KKN tersebut menurut penulis juga letaknya tak jauh dari sebuah hutan atau alas berinisial D. 

"Mobil berhenti di jalur masuk hutan D, menempuh perjalanan 4 sampai 5 jam dari kota S"

Hutan D banyak yang menduga itu merupakan hutan Dadapan yang letaknya berada di Kabupaten Bondowoso. 

Viralnya cerita KKN di Desa Penari membuat netizen bersepkulasi dimana lokasi-lokasi tersebut. 

Akun Facebook Eko Bambang Visianto satu diantara yang menyebutkan analisinya: 

Kunci pertama adalah, harus disepakati bahwa "kisah nyata" tersebut terjadi di Jawa Timur yang dikuatkan dengan penggunaan kata "REK' atau "AREK" sejak cerita dimulai. No debate for this.

Kunci kedua adalah, para mahasiswa KKN itu adalah dari kampus di kota S yang sudah bisa dipastikan adalah Kota Surabaya. Salah satu petunjuk adalah cuplikan kisah versi Widya (bagian 1) sebagai berikut:

"Cuk. sepedaan tah" kata Wahyu, spontan. Saat itu ada yang aneh entah disengaja atau tidak, ucapan yang dianggap biasa di kota S, di tanggapi lain oleh lelaki-lelaki itu, wajahnya tampak tidak suka, dan sinis tajam melihat Wahyu.

Sudah pada tau kan kalo yang biasa bilang "cak-cuk-cak-cuk" semacam itu adalah para Bonek. Ya memang sih, Arema juga suka gitu. Tapi kan kota mereka berawalan huruf M, bukan S.

Kunci keempat adalah KKN dilaksanakan di Kota B dan ada 2 kota yang namanya berawalan huruf B di atas yaitu Bondowoso danBanyuwangi.

Dari sini nama Bondowoso harus dicoret karena nggak cocok dari keseluruhan cerita di bagian 1 maupun bagian 2.

Alasannya?

Ada dijelaskan dalam cerita tersebut bahwa untuk menuju kota B harus melalui kota J yang sudah dipastikan itu adalah Kota Jember dan itu nggak wajar.

Karena ngapain jauh-jauh muter ke selatan untuk menuju Bondowoso dari Surabaya.

Lagipula, Bondowoso sebagaimana kabupaten Tapal Kuda lain di wilayah pesisir utara, tidak akrab dengan tradisi "penari" atau tari-tarian seperti yang digambarkan dalam keseluruhan cerita.

Itu ada kaitannya dengan kultur etnisitas wilayah-wilayah tersebut yang cenderung Madura sentris.

Berbeda dengan wilayah selatan yang konon berasal dari keturunan Majapahit yang lari menuju Bali setelah kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa itu runtuh.

Sejak dari Tengger, Lumajang, Puger sampai Banyuwangi selatan, masih banyak tradisi dan pemeluk agama Hindu (pura tertua di Indonesia berada di kecamatan Senduro Lumajang).

Apa boleh buat, sejak awal Madura memang "sudah Islam" sehingga tidak akrab dengan ritual-ritual semacam sesajen atau menutupi obyek-obyek yang dianggap magis dengan kain berwarna-warni tertentu sebagaimana banyak bertebaran dalam cerita KKN di Desa Penari tersebut.

Kota B adalah Banyuwangi semakin diperkuat oleh kekhawatiran ibu Widya setelah mengetahui bahwa putrinya itu akan melangsungkan KKN di sana.

Well... meskipun Banyuwangi sekarang adalah kota yang luar biasa pesat kemajuannya dan terkenal oleh pariwisatanya yang mulai mendunia, tapi dulu siapa yang tak kenal dengan kota paling ujung timur pulau Jawa itu dalam hal reputasi dunia magisnya.

Kata SANTET akan selalu dikaitkan dengan Banyuwangi, belum termasuk segala macam ajian pengasihan dan lain-lain, hingga dulu ada pameo, "hati-hati sama orang Banyuwangi"

Jadi, Banyuwangi sudah dipastikan untuk dikunci petunjuk yang keempat.

Jika tak percaya, coba ketik keyword "DESA PENARI" di Google dan dari 152.000 entry akan langsung mengarahkan pada Kabupaten Banyuwangi dan ajaibnya, di daftar 20 pertama akan mengarahkan pencari pada TARI SEBLANG...

salah satu tarian paling kuno dan mistis di kabupaten itu dimana para penarinya dalam keadaan trance alias tidak sadar dan bisa menari selama berjam-jam hingga berhari-hari nonstop.

Fakta-fakta KKN di Desa Penari yang Viral

1. Akun Anonim

Penulis cerita 'KKN di Desa Penari' merupakan anonim dengan nama 'SimpleMan'. Cerita itu pun sudah mendapat retweet hingga 11 ribu kali.

2. Kejadian Tahun 2009

Dalam cerita disebutkan bahwa peristiwa horor 'KKN di Desa Penari' terjadi pada 2009.

Kala itu, Widya tengah menyelesaikan salah satu syarat untuk skripsi, yakni KKN.

3. Diikuti 14 Orang

Awalnya cerita menyebutkan bahwa yang mengikuti KKN di Desa Penari berjumlah 6 orang.

Namun kemudian penulis meralat jumlah menjadi 14 orang karena ingin memfokuskan pada cerita.

4. Ada 6 Orang yang Terlibat

Dari 14 orang yang mengikuti KKN di Desa Penari, penulis memfokuskan cerita pada 6 orang.

Pasalnya, keenam orang tersebut saling terlibat, yaitu Widya, Nur, Ayu, Wahyu, Bima, dan Anton.

5. Dua Versi Tulisan

Sang penulis cerita KKN di Desa Penari membagikan dua versi cerita. Pertama berdasarkan sudut pandang Widya dan kedua oleh Nur.

6. Ditulis Selama 11 Hari

Kisah 'KKN di Desa Penari' ditulis selama 11 hari, yakni sejak 24 Juni 2019 hingga 5 Juli 2019 untuk versi sudut pandang Widya. Sedangkan untuk sudut pandang Nur ditulis selama 5 hari, mulai 20 Juli hingga 25 Juli.

7. Lokasi

Banyak netizen yang berspekulasi mengenai lokasi KKN di Desa Penari itu di mana.

Sementara penulis hanya memberikan petunjuk dengan nama kota 'B' di bagian Jawa Timur.

8. Sang Penari

KKN di Desa Penari menceritakan Widya yang diikuti oleh seorang penunggu desa.

Belakangan diketahui, penunggu yang dimaksud adalah seorang penari.

9. Dua Orang Tewas

Penulis menceritakan bahwa Ayu dan Bima tewas setelah menjalani KKN di Desa Penari.

Pasalnya, mereka berdua melanggar aturan untuk tak melewati batas yang ditentukan.

10. Pesan Moral

Akhir cerita dari KKN di Desa Penari memberikan pesan moral kepada masyarakat untuk harus menjaga tata krama di mana pun berada serta untuk saling menghargai dan menjaga satu sama lain.

11. Dibahas Raditya Dika

Cerita 'KKN di Desa Penari' juga ikut dibahas oleh YouTuber Raditya Dika. Bahkan tayangan tersebut sudah ditonton oleh lebih dari 2 juta orang. (Tribunnews.com/Daryono/Sri Juliati/Siti Nurjanah Wulandari/Kompas.com)

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

1

Artikel ini sebelumnya tayang di Tribunnews.com berjudul: Viral Cerita Horor 'KKN di Desa Penari', Dugaan Lokasi hingga Tanggapan Psikolog

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved