Jaga Papua dan Papua Barat, Polda Sulsel Sudah Kirim 6 SSK Brimob
2 Satuan Setingkat Kompi (SSK) Brimob Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) diberangkatkan ke Papua, Sabtu (31/8/2019).
Penulis: Amiruddin | Editor: Suryana Anas
"Hari ini, kembali kita kirim 2 SSK Brimob ke Papua. Berarti total 6 SSK yang telah kita kirim ke Papua dan Papua Barat," ujar Kombes Pol Adeni Muhan.
Adeni menambahkan, Brimob yang dikirim ke Papua merupakan personel pilihan, yang dimiliki Satbrimob Polda Sulsel.
Mereka memiliki spesifikasi anti huru hara, kesehatan lapangan, jinak bom, intelijen, dan keahlian khusus lainnya.
"Semoga situasi di Papua dan Papua Barat tetap kondusif, dan personel yang ditugaskan juga diberi keselamatan," ujarnya.
Pantauan tribun-maros.com, pelepasan 2 SSK Brimob Polda Sulsel tersebut turut dihadiri Kabid Propam Polda Sulsel Kombes Pol Hotman Sirait, Kapolres Maros AKBP Yohanes Richard, dan pejabat utama Polda Sulsel lainnya.
Selain itu, pelepasan personel turut disaksikan sejumlah kerabat Brimob Polda Sulsel. Laporan Wartawan Tribun Timur, @amir_eksepsi
Instruksi Presiden Jokowi
Polisi kembali mengirimkan personel tambahan ke Jayapura, Papua setelah Kerusuhan yang terjadi pada Kamis (29/8/2019) kemarin.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengungkapkan pihaknya telah mengirim 1.250 personel tambahan ke Jayapura, Papua.
Dedi Prasetyo mengatakan, para personel didatangkan dari Polda Kalimantan Timur hingga Markas Korps Brimob.
Baca: Kondisi Jayapura Terkini Masih Mencekam, Mahasiswa Papua Mendadak Tinggalkan Jakarta, Ada Apa?
"Salah satunya ini penambahan perkuatan, dari Polda Kaltim, Kalbar, Kalteng, Kalsel, dan Mako Korbrimob masing-masing 250 personel dalam langkah memulihkan situasi keamanan di wilayah Jayapura dan sekitarnya," tutur Dedi saat ditemui di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, Jakarta, Jumat (30/8/2019).

Dengan penambahan ini, total personel gabungan TNI-Polri di wilayah Jayapura saat ini berjumlah 2.500 orang.
"Jumlah total saat ini TNI-Polri (di) Jayapura 2.500 personel, itu hanya Jayapura," ujar Dedi.
Bentrokan itu diduga terjadi antara masyarakat di sepanjang garis pantai dengan di pegunungan.
Polisi menduga, ada oknum dari masyarakat gunung yang memprovokasi hingga terjadi tindakan anarkis.