Ini Hukumnya Merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram Menurut Ustadz Abdul Somad (UAS)
Ini Hukumnya Merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram Menurut Ustadz Abdul Somad (UAS)
Ini Hukumnya Merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram Menurut Ustadz Abdul Somad ( UAS )
TRIBUN-TIMUR.COM - Ustadz Abdul Somad ( UAS ) menjelaskan, saat ini banyak orang yang terjebak dalam label atau penamaan.
"Orang sekarang terjebak pada label atau nama. Peringatan 1 Muharram tidak boleh, bid'ah, dolalah, neraka. Buang kata peringatan itu. Buat apa? Ngaji Muharram, ngaji, hijrah," kata Ustaz Abdul Somad.
"Peringatan Maulid Nabi tak boleh, bid'ah. Oke. Kita lihat baligo besar, tulisannya 'ngaji siroh sejarah nabi'. Isinya itu-itu juga. isinya baca quran, kata sambutan, pengajian, tanya jawab, selesai," ujarnya.
Menurut Ustaz Abdul Somad, hendaknya orang-orang tidak terjebak pada nama, sperti yang selama ini banyak terjadi.
"Maulid Nabi, Isra Mi'raj, Nuzulul Quran, Tahun Baru Hijriah, halal bihalal, tak usah terjebak pada nama. Buang kata peringatan, ganti ngaji," ujarnya.
"Ngaji hijriyah, ngaji lahir nabi, ngaji Isra Mi'raj, ngaji Nuzulul Quran," kata ustaz yang akrab disapa UAS itu.
Lebih lanjut, Ustaz Abdul Somad mengatakan bahwa munculnya tahun Hijriah ketika masa Khalifah Umar.
Menurutnya, saat itu Umar dan bermusyawarah untuk menentukan kapan Tahun Baru Hijriah akan dimulai.
Berbagai pendapat muncul dan akhirnya disepakati bahwa Tahun baru Hijriyah dimulai dari hijrahnya Nabi Muhammad SAW.
Amalan Utama
Inilah tiga amalan utama yang dianjurkan saat menyambut Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1441 H.
Tahun Baru Islam tahun ini jatuh pada hari Minggu, 1 September 2019.
Bulan Muharram sendiri menjadi salah satu bulan yang paling diistimewakan oleh Allah SWT.
Muharram termasuk bulan yang dimuliakan Allah SWT.
Saking mulianya, ia dijuluki dengan Syahrullah (bulan Allah).
Muharram dikatakan mulia karena di dalamnya terdapat amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Ada beberapa amalan yang bisa dilakukan untuk menyambut datangnya Tahun Baru Islam.
Baca: Lagi, Ustaz Abdul Somad (UAS) Jawab Pertanyaan Jamaah Saya Bukan Ustaz Jadi-jadian, Ni Kukasi Tahu
Baca: Pupung Sadili Ternyata Pendukung Jokowi & Percaya Bumi Datar,Si Miliarder Tewas di Tangan Istri Muda
Berikut 3 Amalan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 H yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Puasa Asyura
Puasa Asyura hukumnya sunah dan dilakukan pada 10 Muharram. Keutamaan yang didapat adalah menggugurkan dosa selama setahun kebelakang.
Berikut bacaan niat puasa Asyura:
نَوَيْتُ صَوْمَ عَشُرَ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitu sauma Asyuro sunnatal lillahita’ala"
Artinya: Saya niat puasa hari asyura , sunnah karena Allah ta’ala.
Seperti halnya puasa sunah lainya, Puasa Asyura juga mempunyai keutamaan, salah satu keutamaannya ialah dapat menghapuskan dosa satu tahun yang lalu, hal ini berdasarkan hadist berikut ini.
عَنْ اَبِى قَتَادَةَ اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: صَوْمَ يَوْمَ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبِلَةً وَصَوْمُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً
Artinya: Dari Abu Qatadah ra. bahwa rasulullah saw bersabda: "Puasa pada hari arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang berlalu dan tahun yang akan datang. danpuasa pada hari Asyura menghapuskan dosa tahun yang lalu." (H.R jamaah kecuali Bukhari dan Tirmidzi).
2. Puasa Tasua
Puasa ini dilakukan sehari sebelum Puasa Asyura, yakni pada 9 Muharram, hukumnya juga sunah.
Imam Nawawi rahimahullaah menyebutkan ada tiga hikmah disyariatkannya puasa pada hari Tasua :
1. Untuk menyelisihi orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.
2. Untuk menyambung puasa hari Asyura dengan puasa di hari lainnya, sebagaimana dilarang berpuasa pada hari Jum’at saja.
3. Untuk kehati-hatian dalam pelaksanaan Puasa Asyura, dikhawatirkan hilal berkurang sehingga terjadi kesalahan dalam menetapkan hitungan, hari kesembilan dalam penanggalan sebenarnya sudah hari kesepuluh.
Berikut bacaan niat puasa Tasua :
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitu sauma tasu'a sunnatal lillahita’ala"
Artinya: Saya niat puasa hari tasu’a, sunnah karena Allah ta’ala.
3. Menyantuni Anak Yatim
Pada bulan Muharram, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak sedekah.
Terutama menyantuni anak yatim pada 10 Muharram.
Menyantuni anak yatim memang tak perlu menunggu bulan Muharram. Namun bila dilakukan di hari Asyuro (10 Muharam), maka Allah akan mengangkat derajatnya.
Terdapat sebuah hadis dalam kitab Tanbihul Ghafilin:
من مسح يده على رأس يتيم يوم عاشوراء رفع الله تعالى بكل شعرة درجة
“Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyuro’ (tanggal 10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjanjikan dalam sebuah hadis:
أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ كَهَاتَيْنِ فِى الْجَنَّةِ , وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى , وَفَرَّقَ بَيْنَهُمَا قَلِيلاً
“Saya dan orang yang menanggung hidup anak yatim seperti dua jari ini ketika di surga.” Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau memisahkannya sedikit.” (HR. Bukhari no. 5304).
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Amalan-amalan di Bulan Muharram, Ustadz Abdul Somad Ungkap Hukum Merayakan Tahun Baru Islam, https://pontianak.tribunnews.com/2019/08/29/amalan-amalan-di-bulan-muharram-ustadz-abdul-somad-ungkap-hukum-merayakan-tahun-baru-islam?page=all.